Setelah sukses di Kontras, Munarman berlabuh ke Jakarta dengan posisi yang sangat strategis, yakni menjadi Ketua Dewan Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) periode 2002-2017.
Dikutip dari Harian Kompas (25/9/2002), dari 24 anggota Dewan Pembina, Munarman mengantongi 17 suara.
Sementara itu, calon lain, yakni Daniel Panjaitan yang merupakan Wakil Direktur LBH Jakarta saat itu memperoleh enam suara dan satu suara lainnya dinyatakan abstain.
Dua bulan jabatannya, YLBHI dilanda badai. Munarman menyebut YLBHI tengah mengalami krisis keungan dan terancaman kolaps jika tidak ada suntikan dana segar.
Dewan pengurus terpaksa mengambil keputusan kurang populer, yakni memotong gaji para staf 50 persen dan tidak pula membayarkan tunjangan hari raya (THR).
Munarman juga pernah menjadi anggota tim pengacara pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba'asyir.
Saat itu, Abu Bakar Ba'asyir terjerat kasus Bom Bali dan divonis 2,5 tahun penjara
• Doa Puasa Ramadhan ke 16 Hari Ini Rabu 28 April 2021
• Hotma Sitompul Sebut Ada Saksi Lihat Desiree Tarigan Kosongkan Isi Brangkas, Bawa Uang Tunai Rp 10 M
Tidak lagi mendampingi Ba'asyir, Munarman mulai dekat dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Dari HTI, Munarman mulai mengenal sejumlah tokoh Islam, termasuk Ketua FPI Habib Rizieq Shihab.
Ia lantas mendirikan An Nashr Institute. Dari sini, berkiprah di FPI dan menempati sejumlah jabatan strategis hingga pemerintah resmi membubarkan FPI pada Desember 2020.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com