TRIBUNJAMBI.COM - Terungkap asal mula pria botak yang emosi kepada perawat yang berujung dengan penganiayaan.
Hingga akhirnya pria yang melakukan kekerasan kepada seorang perawat berujung ditangkap polisi.
Pria berinisial JT itu menganiaya seorang perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang.
Ia merupakan orangtua salah satu pasien yang dirawat di RS Siloam Sriwijaya Palembang.
JT telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap perawat berinisial CRS.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Ivan Prawira mengatakan, awalnya pihaknya menerima laporan kasus dugaan kekerasan dari korban setelah video aksi pemukulan itu viral di media sosial.
Polisi pun langsung melakukan penyelidikan terkait dugaan penganiayaan itu.
Baca juga: Istri Penganiaya Perawat Minta Maaf, tapi Sebut Perkataan Suster Ketus dan Darah Anaknya Tercecer
Kemudian pihak kepolisian yang mendapatkan identitas JT langsung mendatangi rumah pelaku.
Diketahui polisi tiba di rumah pelaku di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Jumat (16/4/2021) pukul 21.00 WIB.
"Ketika (kami tiba) di sana, tersangka sudah tahu kasusnya. Sehingga langsung kita bawa untuk dimintai keterangan.
Pukul 24.00 WIB, tersangka tiba di Polrestabes Palembang, karena lokasi antara rumah pelaku dan kota memakan waktu sekitar dua jam," kata Irvan saat melakukan gelar perkara, Sabtu (17/4/2021).
Kepada polisi, JT mengakui perbuatannya telah menganiaya CRS.
Ia mengaku emosi setelah melihat tangan anaknya berdarah usai jarum infus dicabut.
Pihak pengamanan rumah sakit sempat melerai saat JT mengamuk.
Namun, ia tetap memukuli korban.
"Pelaku juga bukan anggota Polri. Hanya saja sewaktu kejadian ada anggota polisi yang mencoba melerai.
Dari kejadian ini diharapkan masyarakat bisa mengambil pelajaran untuk menahan diri, apalagi ini masih dalam bulan Ramadhan," imbuh Kapolres.
Terkait kejadian itu, JT menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga CRS maupun rumah sakit.
JT mengaku tersulut emosi akibat kelelahan usai menunggu anaknya yang sedang di rawat.
"Saya emosi sesaat saja, saya mohon maaf kepada seluruh pihak yang merasa dirugikan terutama korban. Saya tersulut emosi dikarenakan saya sudah kelelahan menjaga anak sejak beberapa hari kemarin," ungkapnya.
Baca juga: KEBOHONGAN Istri JT Pelaku Penganiayaan Perawat Terkuak, Bukan Owner Perusahaan Kecantikan Ini
Sementara itu atas perbuatannya, JT disangka dengan Pasal 351 KUHP tengan penganiayaan.
"Tersangka diancam penjara selama dua tahun. Hasil pemeriksaan tersangka sudah mengakui seluruh perbuatannya, " kata Kombes Irvan.
Dalam gelar perkara yang dilakukan di Polrestabes Palembang, terungkap sebuah fakta baru.
Ternyata, korban sempat memperingatkan keluarga agar tak menggendong pasien setelah jarum infus dilepas.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Prawira mengatakan, anak laki-laki JT sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang selama empat hari karena penyakit radang paru-paru.
Baca juga: Selebgram Ratu Entok Dukung Aksi JT Aniaya Perawat RS Siloam: Pukulan Besar Buat Perawat yang Lantam
Setelah selesai dirawat, CRS melepaskan jarum infus yang menempel di tangan anak JT tersebut.
Saat itu, hanya ada istri pelaku di dalam ruangan perawatan pasien.
CRS pun mengingatkan istri pelaku agar tak menggendong anaknya setelah jarum tersebut dilepas.
Korban pun lalu mengingatkan kepada istri pelaku agar tak menggendong anaknya setelah jarum infus dilepas.
"'Jangan digendong bu, nanti berdarah'. Namun setelah infus itu dilepas korban, istri pelaku menggedong anaknya, saat itulah tangan anak pelaku berdarah," kata Irvan di Polrestabes Palembang, Sabtu (17/4/2021).
Baca juga: Melisa Ngaku Tak Sepenuhnya Bersalah Karena Perawat RS Anak Sampai Berdarah : Wajar Orangtua Panik
Melihat tangan anaknya berdarah, istri pelaku langsung menghubungi JT.
Pelaku yang berada di luar langsung emosi dan mendatangi rumah sakit.
Ketika tiba di ruangan anaknya, pelaku langsung marah-marah dan memukul korban.
Perawat lain yang berada di sana sempat mencoba melerai.
Namun, JT masih emosi dan menendang perawat itu ketika CRS meminta maaf.
"Istri pelaku menelepon suaminya yang ada di luar mengabarkan tangan anaknya berdarah. pelaku panik langsung datang dan menganiaya korban, ponsel milik teman korban yang merekam juga dibanting pelaku," ujar Kapolres.
Menurut Irvan, pelaku kooperatif saat pemeriksaan.
JT memberikan keterangan secara jelas kepada polisi dan mengakui perbuatannya.
"Pelaku mengaku panik mendengar tangan anaknya berdarah setelah infus dilepas," ujarnya.
Pengakuan istri pelaku
Keterangan berbeda disampaikan Melisa terkait awal kejadian tersebut.
Melisa mengungkapkan sudah tidak enak pertama kali bertemu dengan CRS.
"Sebenernya jujur, dari awal di situ perasaan saya sudah tidak enak melihat sikap suster itu. Dari nada bicaranya saja agak ketus, saat menangani anak saya yang rewel juga nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang jangan ditidurin jadi malem ngga rewel terus',"
"Yah saya jadi tidak enak lah dengernya, kok bisa seorang suster tega ngomong seperti itu," terangnya, bahkan sebelum kejadian viral Melisa sempat memfoto suster tersebut karena perasaan yang tidak enak.
Baca juga: Istri Penganiaya Perawat Minta Maaf, tapi Sebut Perkataan Suster Ketus dan Darah Anaknya Tercecer
Melisa meminta maaf kepada suster dan pihak rumah sakit atas kejadian kemarin yang sangat meresahkan masyarakat luas.
Selain meminta maaf, Melisa juga berniat ingin mengkonfirmasi terhadap berita yang beredar yang menurutnya kurang imbang dan hanya memojokkan pihaknya.
"Saya mau klarifikasi di sini, kejadian tersebut bermula karena adanya ketidak profesionalan seorang suster Rumah Sakit dalam melayani pasien,"
"Menurut saya sebagai orang tua bisa berakibat fatal, apalagi anak saya masih balita," ungkap Melisa mengawali cerita.
Sebelum kejadian penganiayaan dalam video yang viral di jagat dunia maya, ia berkata bahwa sejak awal saat anaknya dirawat di RS tersebut sudah mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan hatinya.
Kemudian, saat anak Melisa selesai dirawat dan akan pulang ke rumah suster tersebut yang bertugas melepas infus anaknya yang menurutnya tidak dilakukan secara profesional.
"Ternyata bener kejadian kan, sudah dia nyabutnya kasar, darah sampai kemana-mana di baju, lantai, kasur,"
"Eh, malah saya disalahin katanya, sebaiknya ibu-ibu jangan gendong anak," tuturnya.
Baca juga: Jozeph Paul Zhang Diburu Muslim Sedunia Gara-gara Sebut Ibadah Puasa Mengerikan
Masih kata Melisa, darah yang keluar dari tubuh anaknya sangat banyak dan menurutnya perbuatan suster tersebut sudah fatal dan tidak wajar.
"Sebagai orang tua saya pikir wajar jika kita panik, apalagi setelah lihat anak saya sampai keluar darah si suter itu tidak mau meminta maaf,"
"Masih ada bekas darahnya di baju, semua saya foto," pungkasnya.
Ditambahkannya, melihat darah yang keluar dari tubuh anaknya tak berhenti dan penanganan dari suster tersebut pun kurang, Melisa bahkan langsung mengadu ke kepala perawat.
"Fatal darah itu, saya sampai ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut dikasih plester,"
"Sama suster itu darah anak saya cuma ditutul-tutul aja pakai tissu toilet. Saya ngga bohong saya berani bersaksi nanti di pengadilan," bebernya.
Melisa juga meminta kepada pihak Rumah Sakit tempat anaknya dirawat untuk mempertimbangkan posisi dirinya dan meminta supaya suster diberikan teguran.
"Saya minta pihak Rumah Sakit apalagi Rumah Sakit Siloam punya record sebagai rumah sakit bagus, pertimbangkan lagi kejadian ini jangan sampai terjadi ke pasien yang lain apalagi balita karena bisa membahayakan,"
"Menurut saya sikapnya sangat tidak profesional dan sangat tidak layak bekerja di rumah sakit manapun. Harus dipertimbangkan suster itu jika diterima bekerja lagi," tutupnya. (*)
SUMBER : Kompas.com/TribunSumsel.com / tribunnewsbogor.com
Penulis: Mohamad Afkar S