UMKM Jambi

UMKM Tempe Ini Pertahankan Kualitas, Tetap Unggul Walaupun Kompetitor Lebih Besar dan Lebih Murah

Penulis: M Yon Rinaldi
Editor: Nani Rachmaini
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

UMKM Tempe Sorban 19. UMKM Tempe Ini Pertahankan Kualitas, Tetap Unggul Walaupun Kompetitor Produknya Lebih Besar dan Harganya Lebih Murah

 
 
 
 
 
 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Tribunner yang sering ke pasar tradisional mungkin pernah menemukan produk tempe yang ukuranya lebih kecil, harganya lebih mahal dan di display khusus. Jika lebih teliti, tempe ini memiliki merek dagang Sorban 19.

Rudi Cahyadi pemilik UMKM tempe sorban 19 mengatakan produk tempenya memang lebih mungil dibandingkan produk tempe dari UMKM lain.

“Tapi kita telah memilki pelanggan setia,” Ujarnya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.

Lebih lanjut Rudi mengatakan dia memang lebih fokus untuk mengutamakan kualitas produknya, walaupun berimbas ke harga penjualan yang sedikit lebih mahal.

“Setidaknya kita memiliki empat keunggulan dari produk serupa,” tambahnya.

Empat keunggulan yang dimiliki tempe dengan merek sorban 19 ini mulai dari rasanya tempenya yang gurih walaupun tidak di tambahkan dengan berbagai macam bumbu atau hanya ditambahkan garam saja.

Setelah digoreng warnanya lebih cerah, kekuningan seperti kuning emas. Tidak menyerap minyak, sehingga lebih sehat.

Yang terakhir Rudi mengatakan produk tempenya lebih solid dan tidak gampang buyar.

“Walaupun dipotong sangat tipis, tempe produksi kita tidak akan buyar ataupun hancur,” katanya.

Sedangkan untuk harganya Rudi mengaku menjual ke mitra usahanya hanya Rp 4 ribu, biasanya mitra dagangnya menjual lagi dengan harga Rp 4.500 sampai Rp 5 ribu.

Saat ini UMKM Tempe dengan merek dagang Sorban 19 ini telah memiliki lebih dari 150 mitra yang tersebar di seluruh Kota Jambi.

Hampir di seluruh pasar tradisional Kota Jambi telah bisa kita jumpai tempe dengan merek sorban 19 ini.

Rudi mengatakan produk tempe buatanku tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali. Jadi jika disimpan di tempat yang terbuka tempenya hanya bisa bertahan maksimal dua hari. Namun jika di simpan di dalam kulkas bisa bertahan empat sampai lima hari.

Untuk menjaga kualitas produknya UMKM tempe ini hanya memproduksi sesuai dengan permintaan pasar, namun untuk tetap menjaga stok di pasaran, UMKM ini memproduksi tempenya setiap hari.

Selain itu agar mitra dari UMKM tidak rugi, Rudi memberlakukan sistem konsinyasi alias produk dikembalikan jika tidak laku.

Rudi mengatakan persentase retur produknya tergolong kecil, angkanya berkisaran di bawah 10 persen. Namun jika sudah retur. Tempenya tetap bisa diolah lagi untuk pedagang tempe bacem dan combro.

“Kita selalu menarik retur setiap hari, jadi sebelum barang busuk, sudah kita tarik untuk diolah menjadi produk turunan,” katanya.

Selain, menjual produknya ke pasar tradisional UMKM ini juga telah memiliki pelanggan di beberapa pedagang nasi uduk.

Dalam sehari UMKM ini telah mampu memproduksi hingga 130 tempe. Namun melihat semakin banyaknya permintaan. UMKM ini lagi dalam proses memperluas lini produksi agar bisa produksi lebih banyak lagi.

Tidak hanya menambah jumlah produksi, kedepannya UMKM ini juga akan membuat tempe dengan berbagai varian rasa.

Rudi mengatakan dalam waktu dekat ini kita fokus menambah lini produksi sedangkan untuk tempe dengan berbagai rasa dia tidak buru-buru untuk meluncurkannya.

“Kita akan lakukan tes pasar dulu kurang lebih empat bulan,” Pungkasnya ( Tribunambi.com / M Yon Rinaldi ).

Baca juga: UMKM Kue Basah di Kota Jambi Ini Laris Manis, Sekali Produksi Bisa Habiskan 100 kg Tepung Terigu

Baca juga: VIDEO Peresmian Pasar Rakyat Pasir Putih oleh Wali Kota Jambi Sy Fasha

Baca juga: VIDEO Terguling Hingga 100 Meter, Avanza Senggol Fuso Ringsek Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Berita Terkini