Update Kompol Yuni Purwanti Diduga Terjerat Narkoba, Kompolnas: Memang Banyak Godaan, Jangan Lengah

Editor: Rohmayana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kompol Yuni Purwanti yang Diduga Terjerat Narkoba (kiri), Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto (kanan). Benny beber penyebab aparat bisa terjerat narkoba.

TRIBUNJAMBI.COM- Setelah ditangkap atas kasus dugaan penyalahgunaan narkoba, fakta baru penangkapan Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi mulai terungkap.

Diberitakan sebelumnya mantan Kapolsek Astana Anyar itu bersama 11 oknum polisi lainnya ditangkap Bareskrim Polri dan Polda Jabar di sebuah hotel di Bandung, Jawa Barat.

Hasil tes urine mereka dinyatakan positif diduga karena baru saja menggunakan narkoba.
Kompol Yuni Purwanti (Tribunnews.com)

Baca juga: Jenderal Listyo Sigit Ngamuk Gegara Ulah Kompol Yuni, Kini Polisi se Indonesia Repot Kena Getahnya

Baca juga: Gara-gara Kompol Yuni Pakai Narkoba Semua Polisi Rasakan Ini, Kapolri Suruh Tes Urine

Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto memberikan tanggapannya atas kasus tersebut.

Benny mengingatkan pada Polri untuk lebih mengawasi jajarannya secara ketat, khususnya Direktorat Narkoba.

Menurutnya, penyebab oknum Polri di Direktorat Narkoba bisa ikut terjerat narkoba karena memang di sana banyak godaan.

Jika pengawasan ini lengah nantinya bisa saja aparat justru ikut terlibat sindikat narkoba.

"Jadi, dalam konteks ini memang perlu pengawasan ketat, khususnya jajaran Direktorat Narkoba."

"Karena di sana banyak godaan. Lengah sedikit terekrut sindikat," ucap Benny, Minggu (21/2/2021).

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Kapolsek Astana Anyar Terlibat Narkoba, Kompolnas: Direktorat Narkoba Perlu Pengawasan Ketat'

Benny menyampaikan, pelaku sindikat narkoba bisa memberikan iming-iming dalam jumlah besar kepada aparat.

Bahkan, pelaku rela mengeluarkan uang yang cukup signifkan untuk aparat jika mau terlibat sindikat narkoba itu.

Sehingga, kata Benny, pengedaran narkoba ini tak akan ada ujungnya apabila aparat berhasil direkrut sindikat narkoba.

Mantan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) itu mengatakan, cara kerja sindikat itu juga berlaku di luar Indonesia.

"Luar negeri juga demikian. Kartel-kartel bisa eksis karena dia bisa menggandeng oknum-oknum aparat yang bisa dibeli," terang Benny.

Selain itu, Benny melihat pelaku sindikat narkoba tak takut dengan hukuman yang diberikan nantinya.

Halaman
123

Berita Terkini