TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Hambali, teroris dalam kasus besar di Indonesia, yaitu bom Bali 2002 mendadak jadi sorotan kembali.
Hambali menjadi sosok paling ditakuti pemerintah Amerika Serikat.
Bahkan dinyatakan bahwa Amerika serikat hendak mengadili tiga tersangka bom Bali 2002 termasuk salah satunya Hambali.
Selama 18 tahun dia diketahui telah ditahan di penjara Guantanamo Amerika.
Meski demikain, Keluarga Encep Nurjaman alias Hambali (57) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat belum menerima kabar secara resmi terkait akan digelarnya pengadilan militer di Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Luna Maya Kepergok Makan Malam Mesra dengan Pria Misterius, Ekspresi Eks Reino Barack Disorot
Baca juga: Chord Kunci Gitar Ada Band - Masih Sahabatku Kekasihku : Walau Badai Menghadang
Baca juga: Chord Kunci Gitar Kartonyo Medot Janji-Denny Caknan: Kok Kebangeten Men, Sambat Blas Raono Perhatian
Seperti diketahui Hambali sudah beberapa tahun ini ditahan di Amerika Serikat terkait kasus terorisme.
Kendati baru mendengar kabar, pihak keluarga berharap persidangan itu segera berlangsung.
Pasalnya pihak keluarga telah menanti selama 18 tahun dan hingga saat ini belum menerima kejelasan bagaimana nasib Hambali yang ditahan di Guantanamo.
Ditemui, Jumat (22/1/2021) malam, adik kandung Hambali, Kankan Abdulkodir (41) mengatakan ia baru mengetahui akan adanya persidangan militer terhadap kakaknya tersebut.
Kendati baru mendengar kabar, pihak keluarga berharap persidangan itu segera berlangsung.
Baca juga: Tiga Terdakwa Kasus Korupsi Limpahan Kejari Sungai Penuh Segera Disidang
Baca juga: FPI Minta Keadilan, Kini Laporkan Kematian 6 Anggotanya ke Komite Antipenyiksaan Internasional
Baca juga: VIDEO Anya Geraldine Ungkap Alasan Dirinya Menolak Dijodohkan dengan Bupati
Pasalnya pihak keluarga telah menanti selama 18 tahun dan hingga saat ini belum menerima kejelasan bagaimana nasib Hambali yang ditahan di Guantanamo.
Ditemui, Jumat (22/1/2021) malam, adik kandung Hambali, Kankan Abdulkodir (41) mengatakan ia baru mengetahui akan adanya persidangan militer terhadap kakaknya tersebut.
"Belum ada kabar, biasanya kalau ada informasi penting wartawan dari Malaysia atau tim pengacara kuasa hukum dari Inggris selalu memberi kabar," ujar Kankan saat ditemui di rumahnya.
Kankan mengatakan, jika pengadilan militer terhadap kakaknya akan segera digelar maka itu menjadi harapan keluarga selama ini.
"Kami sudah menanti lama, jika persidangan digelar mungkin akan ada kejelasan terhadap kakak saya," ujarnya.
Kankan mengatakan, selama ini pihak keluarga selalu difasilitasi oleh ICRC untuk berkomunikasi dengan Hambali.
Namun pihak ICRC membatasi jumlah keluarga maksimal sebanyak lima orang.
Setiap tiga bulan, lima orang keluarga dari Cianjur bergantian ke Jakarta untuk berkomunikasi dengan Hambali di Guantanamo yang difasilitasi ICRC melalui video.
Baca juga: Reaksi Pasha & Raffi Ahmad Ketika Tahu Gisel Tak Pernah Lakukan ini ke Gading Marten Selama Menikah
Baca juga: Wanita Tak Berbusana Kejutkan Tentara Inggris, Meringkuk di Tumpukan Baju Renang, Mata-mata China?
Baca juga: Bisnis Lendir di Puncak Bogor,Kode Vila dan Villa Maknanya Beda,Salah Pilih dapat Layanan Plus-plus
"Dalam percakapan juga kami hanya bertanya keseharian dari Hambali dan tak bertanya permasalahan hukumnya. Tentu semua keluarga bergantian untuk bersilaturahmi lewat video tersebut," katanya.
Kankan mengatakan, terakhir lima orang keluarga dari Cianjur berangkat ke Jakarta untuk berkomunikasi dengan Hambali pada bulan Desember 2020.
"Ada saudara yang ke sana, kebetulan saya sudah pada tiga bulan sebelumnya, jadi kami bergantian berkunjung melalui video dari Jakarta," kata Kankan.
Ia mengatakan, dari video komunikasi terakhir dengan Hambali keluarga mendapati ia dalam kondisi sehat.
"Hanya mengeluh beberapa bagian tubuhnya sudah sering sakit, mungkin karena faktor usia saja," katanya.
Beberapa saat kemudian, Kankan mencoba menghubungi tim pengacara kuasa hukumnya kakaknya yang berasal dari Inggris.
Dari balik telepon, pengacara yang bernama James Valentine mengirimkan berita yang sama terkait rencana pengadilan militer yang akan segera digelar untuk Hambali.
James Valentine memberi berita kepada Kankan melalui pesan aplikasi WhatsApp sebuah berita dari Washington dalam bahasa Inggris.
"Benar kang saya baru dapat balasan dari James, isi beritanya sama bahwa pengadilan militer akan segera digelar," katanya.
Namun, kata Kankan, James tidak menginformasikan lebih lanjut apakah pengadilan militer tersebut harus disaksikan oleh pihak keluarga atau tidak.
"Kalau diperlukan saya siap ke sana, tapi belum ada informasi lebih lanjut lagi," ujarnya.
Kankan mengatakan, ia percaya kepada James akan melakukan yang terbaik untuk kakaknya.
Baca juga: Begini 3 Cara Mengatasi Konsumsi Gula Berlebihan, Kurangi Minuman Manis Kemasan
Baca juga: VIDEO Mahfud MD Beri Tanggapan terkait Polemik Aturan Wajib Jilbab bagi Siswi Non-Muslim di Padang
Baca juga: Militer AS Bertahan di Laut China Selatan, Pejabat Beijing Geram sampai Beri Peringatan Ini
Selama ini ia juga sering mendengarkan saran James untuk Hambali dan keluarga terkait permasalahan hukumnya.
"Pihak keluarga sudah mempercayakan sepenuhnya kepada James, saya percaya ia akan melakukan yang terbaik," katanya.
Digambarkan, Hambali memiliki nama lain Nurjaman bin Islamudin, ia lahir di Ciancur 4 April 1964.
Dia digambarkan sebagai sosok pria berbadan gempal dan merupakan anak kedua dari 12 bersaudara.
Menurut keterangan sejak lulus SMA, Hambali sempat luntang-luntung, sebelum akhirnya dia merantau ke Malaysia tahun 1982.
Source: Tribunnews
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
Artikel ini telah tayang di Intisari.Online