Berita Internasional

SALING Berebut Jadi Militer Terbaik Dunia, China Lakukan Ini Untuk Rebut Posisi Militer AS di Pucuk

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pesawat jet

TRIBUNJAMBI.COM - Negeri Paman Sam. selalu jadi acuan pembanding kekuatan militer dunia hingga saat ini.

Seperti yang diketahui, AS menempati peringkat pertama kekuatan militer dunia, menurut Global Firepower 2020.

Sementara militer China ada di peringkat ke-3 paling kuat di dunia.

Untuk personel militer, China unggul dengan tentara aktif sebanyak 2.183.000, sedangkan AS dengan personel militer aktif 1.400.000.

Meski untuk tentara cadangan, AS lebih banyak dengan 860.000 personel, sedangkan tentara cadangan China sejumlah 510.000.

Baca juga: DAFTAR PRESIDEN Amerika Kena Impeachment, Presiden Donald Trump Dinilai Rusak Demokrasi

Baca juga: Selain Donald Trump, Berikut Presiden Amerika yang Memboikot Pelantikan Presiden Penerus Mereka

Baca juga: Barack Obama Sebut Penyerbuan Capitol Hill Adalah Aib Besar Bagi Bangsa Amerika

Di sektor darat, dua negara yang tengah berkonflik sengit ini berbagi keunggulan.

Amerika Serikat memimpin untuk kepemilikan tank dan kendaraan lapis bajanya. Tanknya berjumlah 6.289 unit, sedangkan kendaraan lapis baja 39.253.

Sementara senjata lainnya China lebih unggul, dengan 3.800 artileri self-propelled, 3.600 artileri lapangan, dan 2.650 proyektor roket.

Beralih ke sektor udara, AS jauh meninggalkan China dengan total persenjataan sebanyak 13.264 unit, di mana yang paling banyak adalah helikopter berjumlah 5.768.

China hanya memiliki 3.210 total persenjataan udara, dengan helikopter sebanyak 911 unit.

Lainnya, AS memiliki 2.085 pesawat tempur, 715 pesawat serangan khusus, 945 angkutan, 742 misil khusus, 967 pesawat serang helos, dan 2.643 pelatih.

Pangkalan militer milik Amerika Serikat (ILUSTRASI)

Sedangkan China memiliki 1.232 pesawat tempur, 371 pesawat serangan khusus, 224 angkutan, 111 misil khusus, 281 pesawat serang helos, dan 314 pelatih.

Total kekuatan militernya masih kalah dari musuhnya, China tampaknya terus mengejar ketertinggalan.

Bukan hanya di sektor laut, China juga dikabarkan tengah meningkatkan kualitas armada angkatan udaranya.

Negara yang terlibat ketegangan dengan AS itu ingin memodifikasi mesin pada jet tempur siluman J-20.

China akan berhenti menggunakan mesin Rusia yang saat ini dipasang pada jet tempur siluman J-20 generasi baru China.

Kemudian China akan menggantinya dengan mesin yang dikembangkan dalam negeri.

Baca juga: VIDEO Pojok Kopi Dusun di Desa Muaro Jambi yang Mampu Menarik Perhatian Turis

Baca juga: Rekomendasi DPRD Tebo ke Inspektorat, Investigasi Penyaluran Dana Desa di Pagar Puding

Baca juga: Ketinggian Banjir Capai 1 Meter,  Curah Hujan Diprediksi Tinggi Beberapa Bulan ke Depan

Orang dalam militer mengatakan kepada South China Morning Post, insinyur pesawat China menemukan WS-10C buatan dalam negeri mereka, versi modifikasi dari mesin WS-10, sebaik mesin AL-31F Rusia.

Melansir Business Insider, Minggu (10/1/2021), orang dalam militer mengkonfirmasi bahwa prototipe J-20 baru ditenagai oleh dua mesin WS-10C.

Tetapi dia mengatakan bahwa mesin yang dimodifikasi tersebut tetap menjadi pilihan sementara untuk J-20.

"Penggunaan WS-10C untuk menggantikan mesin Rusia disebabkan oleh kegagalan WS-15 untuk lolos evaluasi akhir pada 2019," kata orang dalam itu.

"Angkatan udara tidak senang dengan hasil akhir, menuntut teknisi mesin memodifikasinya sampai memenuhi semua standar, misalnya menyesuaikan mesin F119 yang digunakan oleh F-22 Raptor Amerika."

Kepala desainer pemain kuat di produksi jet tempur China CADI (Chengdu Aircraft Design Institute), Yang Wei, mengatakan J-20 adalah penantang yang lebih baik untuk melawan jet tempur AS.

Menurutnya, pesawat ini terinspirasi oleh teori-teori Amerika tentang pertempuran udara dan pengembangan jet.

Bocoran bentuk pembom Xian H-20 milik China. (Sina)

Sang perancang juga mengatakan bahwa militer AS telah mampu mengembangkan jet tempur berbasis kapal induk dan memasukkannya ke dalam produksi massal dalam waktu kurang dari enam tahun.

“Jika kepemimpinan China memutuskan untuk menggunakan FC-31 sebagai platform untuk jet tempur berbasis-kapal induk, setidaknya akan butuh 10 tahun sebelum siap untuk penempatan penuh."

"Pada saat itu Amerika akan terlalu jauh untuk dikejar," kata seorang sumber kepada South China Morning Post.

Sementara pengamat militer yang bermarkas di Beijing, Zhou Chenming mengatakan Yang ingin membuktikan bahwa J-20 bukan hanya pesawat tempur generasi kelima, tetapi bisa menjadi platform untuk "perangkat reaksi induksi canggih dan teknologi baru lainnya" yang mampu menargetkan kekurangan saingan mereka asal Amerika yakni Raptor F-22.

Baca juga: Ukuran Tempe Kini Mengecil dan Harga Tahu Naik, Disperindag Jambi Ungkap Harga Kedelai

Baca juga: Terungkap, Jatah Tambahan Untuk Ketok Palu Komisi III Pernah Diumumkan Dalam Rapat.

Baca juga: SD di Kota Jambi Butuh 122 Kepala Sekolah, 44 SD di Kota Jambi Saat Ini Dijabat oleh Plt

Baik F-22 dan J-20 memiliki kemampuan terbang hingga ketinggian 20 km dan kecepatan maksimum lebih dari Mach 2 alias 2.470 km per jam alias lebih cepat dari kecepatan suara.

F-22 memiliki jarak yang relatif lebih pendek dengan radius tempur 800 km, sementara tangki bahan bakar internal J-20 yang besar dapat mempertahankan radius tempur yang lebih panjang yakni 1.100 km.

Salah satu kelemahan yang mungkin ada pada J-20 adalah bahwa ia jauh lebih berat daripada FC-31.

(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari.Online

Berita Terkini