TRIBUNJAMBI.COM - Komando Pusat AS menyebut aksi ini dilakukan untuk menunjukkan komitmen militer AS, terhadap keamanan regional dan menunjukkan kemampuan unik, untuk dengan cepat mengerahkan kekuatan tempur yang luar biasa dalam waktu singkat.
Pesawat pembom ini dikirim dari AS di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Iran dan milisi yang didukung Iran di Irak.
Selain itu kekhawatiran bahwa Iran mungkin berusaha melakukan aksi balasan terhadap kepentingan AS, untuk menandai peringatan satu tahun serangan pesawat tak berawak yang menewaskan Jenderal Qasem Soleimani.
"Amerika Serikat terus mengerahkan kemampuan siap tempur ke dalam area tanggung jawab Komando Pusat AS, untuk mencegah potensi musuh dan menjelaskan bahwa kami siap dan mampu menanggapi setiap agresi yang ditujukan pada Amerika, atau kepentingan kami," kata Jenderal Frank McKenzie , Komandan Komando Pusat AS, seperti dikutip dari kontan.co.id.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Senin 4 Januari 2021, BMKG Rilis Data 22 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
Baca juga: Kelamaan Soal Impor Vaksin Covid-19, Hotman Paris Kritik Jokowi
Baca juga: Sasaran Vaksinasi Covid-19 di Jambi Tahap Pertama Tenaga Kesehatan, Sopir Ambulans, Hingga Satpam
Menanggapi langkah tersebut, penasihat militer untuk Pemimpin Tertinggi Iran berbicara langsung kepada Presiden Donald Trump dalam sebuah tweet.
Mayor Jenderal Hossein Dehghan memperingatkan Trump "untuk tidak mengubah Tahun Baru menjadi periode berkabung bagi orang Amerika" setelah pengiriman pesawat pembom tersebut.
Penerbangan pesawat bomber pada Rabu (30/12/2020) lalu itu merupakan pengiriman bomber ketiga di Timur Tengah dalam 45 hari terakhir.
Menarik Kapal Induk Nimitz
Mengutip kompas.com, Amerika Serikat (AS) dikabarkan menarik kapal induk mereka dari Timur Tengah, setelah militer Iran menerapkan siaga tinggi.
Kabar ini berembus setelah Teheran bersiap menyongsong peringatan satu tahun kematian jenderal top mereka, Qasem Soleimani, pada Minggu (3/1/2021).
Intelijen AS mengungkapkan, mereka bersiaga setelah muncul indikasi serangan balasan yang dilakukan oleh Iran akan terjadi secepatnya.
Kepada New York Times, sumber Gedung Putih menuturkan Penjabat Menteri Pertahanan Christopher C Miller memerintahkan penarikan kapal induk USS Nimitz.
Kapal induk pertama untuk kelas Nimitz itu ditarik dari Timur Tengah untuk memberikan sinyal "de-eskalasi" kepada militer Iran.
Pejabat itu mengungkapkan, mereka berusaha meredam krisis di kawasan sebelum jabatan Presiden Donald Trump berakhir tiga pekan lagi.
Namun untuk Teheran, dalam hal ini Ketua Yudisial Ebrahim Raisi, sinyal itu belum cukup di mana dia masih memberi ancaman kepada Trump.