TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Warga di Sarolangun morat-marit cari gas 3 kilogram.
Kelangkaan gas dikarenakan pengurangan yang cukup besar yaitu 18 mobil gas dan 10 ribu tabung gas tiga kilogram.
Gas subsidi itu dikurangi sebab adanya rencana Pertamina mengalihkan masyarakat ke gas 5,5 kg dan tambah lagi adanya jaringan gas di Kecamatan Sarolangun.
Padahal jaringan gas di Sarolangun belum dapat digunakan, perihal masih ada pemasangan di beberapa titik.
Baca juga: Pakai Masker Paslon di Rumah Bupati Bungo, Bawaslu: Kita Menyayangkan Pemerintah Daerah
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Guyon Waton Judul Perlahan Lengkap Cara Download MP3 Tambah Koleksi HP
Baca juga: Ayu Ting Ting Batal Nikah Sama Adit Jayusman? Kabar Putus Cinta Sang Pedangdut Diungkap Ivan Gunawan
Pengurangan gas tersebut sedikit tak adil, dikarenakan pelosok Sarolangun tak dapat merasakan jaringan gas sampai ke desa-desa.
Menurut Dinas Pedagangan dan Koperasi Sarolangun, pengurangan sejumlah 10 ribu tabung itu karena ada rencana Pertamina mengalihkan gas 3 kilogram ke 5 kg.
"Karena ada kelangkaan ini kami kordinasi dengan bagian ekonomi, kami kirim surat ke Pertamina meminta operasi pasar dengan Pertamina namun belum mendapatkan respon," kata Kasihyadi Kadis Disperindagkop Sarolangun, Selasa (3/11/2020).
Tak hanya susah dicari, gas subsidi 3 kg itu dibanderol di warung harganya hingga Rp 35 ribu, angka yang berlipat.
Padahal pangkalan hanya menjual dengan harga Rp 24 ribu. (tribunjambi/rifani halim)
Harga Gas di Merangin Melambung Tinggi Disperindag Rekomendasikan Beberapa Pangkalan Untuk Disanksi
BANGKO - Sementara itu, kelangkaan dan tingginya harga gas LPG 3 kg juga terjadi di Kabupaten Merangin.
Oknum pangkalan diduga sengaja menjual gas tersebut kepada pengecer sehingga harga gas di Merangin melambung tinggi.
Saat ini, sebagian masyarakat Kabupaten Merangin mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas 3 kg. Selain langka, harga gas yang normlnya hanya Rp 17 ribu, kini melambung hingga Rp 50 ribu.
Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Merangin M Ladani menyebut, baru-baru ini pihaknya turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan. Dalam pantauan tersebut ditemukan banyak pangkalan nakal.
“Kami temukan dipangkalan tidak ada gas, tapi kami temukan banyak gas dikios. Nah ini kalau tidak pangkalan bermain, tidak mungkin mereka dapat gas,” kata Ladani, Selasa (3/11/2020).
Menurut dia, jika tidak ada pangkalan nakal, kuota gas di Kabupaten Merangin sangat mencukupi, bahkan ada agen yang mengaku kuotanya sudah lebih dari biasanya.
Namun demikian, pihaknya tidak bisa melakukan tindakan tegas terhadap ulah pangkalan nakal tersebut.
Katanya, yang berhak melakukan penindakan adalah dari agennya sendiri atau langsung Pertamina.
“Kita hanya merekomendasikan saja,” katanya lagi.
Mantan kadis PMD ini menyebut jika pihaknya telah menyurati pertamina untuk melakukan penindakan terhadap pangkalan nakal tersebut.
Catatan merka, saat ini setidaknya ada enam pangkalan yang dianggap nakal.
“Beberapa pangkalan sudah mendapatkan sanksi. Sanksinya berupa penyetopan distribusi dan pengurangan kuota,” ungkap Ladani.
“Jatah pangkalan yang disanksi itu kita jadikan OP (Operasi Pasar) diwilayah mereka sendiri,” pungkasnya.
(tribunjambi/muzakkir)
Baca juga: Cinta Terlarang Pak Kades Dengan Perangkat Desa dan Cinta Pak Guru ke Istri Orang Lain
Baca juga: Ayu Ting Ting Batal Nikah Sama Adit Jayusman? Kabar Putus Cinta Sang Pedangdut Diungkap Ivan Gunawan
Baca juga: Chord Kunci Gitar dan Lirik Lagu Rasa Ini - Vierra, Lengkap Dengan Video Klip