Mitos Nutrisi Paling Sering Beredar di Media Sosial, Ini Fakta-faktanya Berdasarkan Penelitian

Editor: Rohmayana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi makanan bernutrisi

Fakta: Level puncak massa tulang (ukuran dan kekuatan tulang maksimal) bergantung pada asupan kalsium dan akan mencapai puncaknya pada usia 30 tahun.

Namun, asupan kalsium cukup sepanjang hidup dapat mengurangi risiko osteoporosis.

Suplementasi kalsium dapat melindungi keropos tulang pada usia tua, terutama untuk wanita pasca-menopause yang memiliki kebutuhan kalsium lebih tinggi.

Mitos 5: Diet ketogenik adalah jalan sehat untuk mengurangi berat badan

Fakta: Konsumsi karbohidrat sangat rendah, sedang dalam asupan protein dan tinggi lemak mendorong tubuh mengunakan lemak sebagai bahan bakar akan mengakibatkan penurunan berat badan.

Bagaimanapun, karbohidrat sehat dan baik untuk tubuh, karena akan menyuplai energi, vitamin dan mineral.

Untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan, mengadopsi diet seimbang dipadu  olahraga teratur adalah cara paling baik.

Mitos 6: Pola makan sangat rendah lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan

Fakta: Berbagai studi menunjukkan pola makan/diet  rendah lemak akan menurunkan berat badan dalam jumlah sangat kecil pada tahun pertama.

Hal tersebut menjadikan pola ini tidak efektif. Tubuh  membutuhkan lemak karena dapat membantu membangun membran sel dan membantu penyerapan vitamin larut dalam lemak.

Mitos 7: Indeks Glikemik adalah pengukuran yang baik untuk memilih karbohidrat  paling sehat

Fakta: Indeks Glikemik adalah pengukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat karbohidrat dalam makanan yang dapat berdampak pada tingkat gula darah dalam tubuh.

Tetapi tidak untuk memilih pola makan yang sehat dan tepat.

Pemilihan karbohidrat dalam makanan dilakukan dengan berbagai pertimbangan lain.

Mitos 8: Bubuk protein bukanlah sumber makanan  sehat dibandingkan dengan protein dari makanan alami.

Halaman
1234

Berita Terkini