TRIBUNJAMBI.COM - Berikut tata cara shalat tolak bala Rebo Wekasan, yang diperingati besok 14 Oktober 2020 lengkap niat shalat tolak balak Rebo Wekasan dan doa tulisan latin.
Rabu Wekasan diperingati masyarakat Jawa pada hari Rabu terakhir Bulan Safar, penanggalan Hijriyah. Rebo Wekasan ini sebenarnya adalah ritual tradisi tolak bala, karena hari tersebut dipercaya sebagai waktu turunnya musibah dan sumber penyakit.
Dalam ajaran agam Islam dijelaskan tidak ada satu hari yang diulas dalam Alquran dan hadist, yang menjelaskan Rebo Wekasan.
Nabi Muhammad SAW juga menyangkal adanya satu hari dimana terjadi bencana dan munculnya sumber penyakit, atau satu hari yang membawa sial.
Baca juga: Benarkah Ada Komunitas LGBT di Tubuh TNI-Polri, Mantan Jenderal Ini Buka-bukaan, Ternyata Begini
Baca juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini 14 Oktober 2020 Lengkap 33 Kota Besar, 17 Wilayah Potensi Cuaca Ekstrem
Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah, "Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (HR Imam al-Bukhari dan Muslim).
Namun jika umat Islam khawatir akan datangnya musibah dan penyakit, boleh mengerjalan Shalat Hajat Tolak Bala (musibah).
Hukum Shalat Rebo Wekasan
Melansir laman resmi Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Tebuireng Online, dijelaskan A. Muabrok Yasin, Pengasuh Rubrik Tanya Jawab Fiqh Tebuireng online, dijelaskan amalan Shalat Rebo Wekasan jika niatnya adalah shalat Rebo Wekasan secara khusus, maka hukumnya tidak boleh, karena tidak terdapat dalam Syariat Islam.
Namun jika niatnya adalah shalat sunnah mutlaq atau shalat hajat, maka hukumnya boleh-boleh saja.
Shalat sunnah mutlaq adalah shalat yang tidak dibatasi waktu, tidak dibatasi sebab, dan bilangannya tidak terbatas. Shalat hajat adalah shalat yang dilaksanakan saat kita memiliki keinginan (hajat) tertentu, termasuk hajat li daf’il makhuf (menolak hal-hal yang dikhawatirkan).
Shalat Hajat Li Daf'il Bala' atau Shalat Hajat Li Daf'il Makhuf penah dijelaskan KH Maimoen Zubair di masa hidup.
"Allah menurunkan Bilhi (bala), supaya selamat minta kepada Allah, Shalat Hajat. Niat Shalat Hajat Li Daf'il Bala' :
نَوَيْتُ صَلاَةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ
Nawaitu Sholatal Khaajati Lida'fi lbalaai
Shalat terdiri dari 4 rakaat, ada tah
Baca juga: VIDEO: BREAKING NEWS Cristiano Ronaldo Terpapar Corona, Kabar Buruk Bagi Juventus di Liga Champions
Tata Cara Shalat Tolak Bala Rebo Wekasan
Ulama Islam menjelaskan, jika umat khawatir dengan musibah dan bencana tidak ada cara lain selain mendekatkan diri kepada Allah dan meminta pertolongaNYA.
Salah satunya adalah dengan menjalankan Shalat Hajat agar diselamatkan dari segala bentuk marabahaya.
Almarhum KH Maimoen Zubair menyampaikan terdapat amalan, Shalat Hajat agar selamat dari hal tersebut.
Shalat Hajat inilah yang dikenal dengan Shalat Tolak Bala Rebo Wekasan.
Niat Shalat Hajat Li Daf'il Bala'
نَوَيْتُ صَلاَةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ
Nawaitu Sholatal Khaajati Lida'fi lbalaai
Shalat terdiri dari 4 rakaat 2 salam, ada tahiyat awalnya sama seperti shalat Isya.
1. Rakaat Pertama
Setiap setelah membaca Al Fatihah membaca:
Surat Al Kautsar 17 kali
Surat Al Ikhlas 5 kali
Al Falaq 1 kali
An Nas 1 kali kemudian rukuk.
2. Rakaat Kedua
Kemudian bangun lagi (rukuk selanjutnya) membaca: surat Al Kautsar 17 kali
Surat Al Ikhlas 5 kali
Surat Al Falaq 1 kali
dan An Nas 1 kali
Sementara waktu pelaksanaan Shalat Hajat Rebo Wekasan mengacu pada waktu Shalat Hajat, yaitu bisa dilaksanakan kapan pun baik pagi, siang, atau tengah malam bersamaan dengan Shalat Tahajud.
Hukum Doa Rebo Wekasan
Masih mengutip Tebuireng Online, berdoa untuk tolak bala (malapetaka) pada hari Rabu Wekasan hukumnya boleh, tapi harus diniati berdoa memohon perlindungan dari malapetaka secara umum (tidak hanya malapetaka Rabu Wekasan saja).
Al-Hafidz Zainuddin Ibn Rajab al-Hanbali menyatakan:
“Meneliti sebab-sebab bencana seperti melihat perbintangan dan semacamnya merupakan thiyarah yang terlarang. Karena orang-orang yang meneliti biasanya tidak menyibukkan diri dengan amal-amal baik sebagai penolak balak, melainkan justru memerintahkan agar tidak keluar rumah dan tidak bekerja. Padahal itu jelas tidak mencegah terjadinya keputusan dan ketentuan Allah. Ada lagi yang menyibukkan diri dengan perbuatan maksiat, padahal itu dapat mendorong terjadinya malapetaka. Syari’at mengajarkan agar (kita) tidak perlu meneliti melainkan menyibukkan diri dengan amal-amal yang dapat menolak balak, seperti berdoa, berzikir, bersedekah, dan bertawakal kepada Allah Swt serta beriman pada qadla’ dan qadar-Nya.” (Ibn Rajab, Lathaif al-Ma’arif, hal. 143).
Doa Rebo Wekasan
Doa Rebo Wekasan berikut ini, dikutip dari Pondok Pesantren Nurul Faizah Rungkut Asri Surabaya asuhan Bu Nyai Mihmidati Afif.
Doa Rebo Wekasan dibaca setelah Shalat Hajat Tolak Bala' empat rakaat dua salam:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .اللهم بِالسِّرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ تَعَالىَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ (٣x)
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, yang Maha sangat kekuatannya, yang Maha Kuat KepastianNya. Wahai Allah yang Maha Mulia, wahai Dzat yang karena karena kemulyaanMu seluruh maklukMu rendah, peliharalah saya dari kejelekan seluruh MakhlukMU. Wahai Allah yang memberikan kebaikan, kelebihan, kenikmatan dan kemulyaan. Wahai Dzat yang tidak ada Tuhan kecuali Engkau, sayangilah saya dengan kasih sayangMu. Wahai Allah yang Maha memberi Rahmat, Ya Allah dengan rahasia (sirrinya sayyidina Hasan, cucu Nabi) dan saudaranya, dan kakeknya, ayahnya, ibunya, anak-anaknya, peliharalah saya dari kejelekan hari ini dan segala kejelekan segala yang terjadi di dalamnya. Wahai Allah yang Maha Memelihara atau mencukupi orang-orang susah, Wahai Allah yang Maha menolak bala' (cobaan). Maka (Allah) akan memelihara atau mencukupi kamu pada mereka dan Dia Maha pendengar dan Maha mengetahui. Allah Maha mencukupi kami dan sebaik-baik penanggung. Tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha tinggi lagi Maha Agung. Semoga Rahmat dan selamat Allah terlimpah atas Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya.
Baca juga: KPAI Temukan Bocah-bocah Dibayar Rp 5.000, Disuruh Ikut Demo UU Cipta Kerja
Baca juga: BPJamsostek: Penerapan K3 bisa Tingkatkan Kesehatan dan Perekonomian di Tengah Pandemi Corona