Kisah Militer RI

Kisah Kopassus Vs PGRS, Sintong Tugaskan Hendropriyono Memburu Sosok Penembak Anggota Kopassandha

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sintong Pandjaitan dan Kopassus

TRIBUNJAMBI.COM - Wajib di simak, sejarah yang juga kisah militer Indonesia yang sangat heroik satu ini.

Ini Jadi kisah nyata di antara kisah Kopassus lainnya yang menegangkan.

Banyak yang tidak mengetahui pertempuran pasukan elite yang satu ini.

Pertempuran ini hampir sama seperti d film-film, tapi ini merupakan kisah nyata

Sampai Syok, Wanita Ini Direkam Teman Suami di Kamar Mandi, Benda Ini Ungkap Hal Menjijikkan

Alyssa Daguise Syok Saat Tahu Al Ghazali Pernah Hampir Dilecehkan Guru Lesnya: Badan Diendus-endus!

Peristiwa Penting Sebelum Proklamasi Indonesia, Pemuda Culik Soekarno Hatta dan Lakukan Hal Ini

Satu di antara kisah heroik Komando Pasukan Khusus, yaitu saat tim Kopassus yang dipimpin Hendropriyono dikepung musuh.

Peristiwa itu terjadi saat pencarian kelompok yang menembak anggota Kopassus.

Kisah ini terjadi saat operasi menumpas pemberontak Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS), Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) yang berhaluan komunis.

Tim Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) yang saat ini bernama Kopassus dipimpin oleh Hendropriyono memburu pemberontak yang menembak mati anggota Kopassus.

Hendropriyono ditugaskan oleh Sintong Panjaitan untuk mencari pelaku penembakan.

Konflik Golkar Memanas, Ivan Wirata: Saya Ditunjuk Jadi Plt Karena Nawawi Tak Mampu Laksanakan Musda

5 Gejala Diabetes - Kerap Haus, Urine Keruh hingga Mudah Lapar

Akhir Kisah Asmara Didi Riyadi dan Ayu Ting Ting, Sang Drummer Ungkap Kekecewaan pada Ibu Bilqis!

Sintong Panjaitan saat itu merupakan Komandan Satgas 42/Kopassandha yang ditugaskan menggantikan Satgas 32/Kopassandha dan Kompi A Yonif 412 Kodam VII/Diponegoro

Kisah ini Tribunjambi.com nukil dari buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karangan Hendro Subroto yang diterbitkan oleh penerbit Kompas.

Dalam setiap briefing Sintong Panjaitan selalu menegaskan kalau militer membuat bivak jangan di dekat sumber air.

Beda dengan Pramuka yang membuat bivak selalu dekat dengan air karena memudahkan mereka untuk mandi, memasak, buang air dan keperluan lainnya.

Gerombolan komunis banyak melakukan gerakan menyusuri sungai kecil untuk menghilangkan jejak.

Penekanan Sintong itu ternyata tidak diindahkan oleh anak buahnya.

Mereka mendirikan bivak di dekat air.

Ketika gerombolan dikejar-kejar oleh Operasi Garu di hutan, mereka melarikan diri menyusuri sungai kecil.

Halaman
1234

Berita Terkini