Sosok Istri Eks Dukun Cilik Ponari Jadi Sorotan, Sederhana Sampai-sampai Sempat Tak Tahu Dulu Tenar

Editor: Nani Rachmaini
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ponari, dulu dikenal dukun cilik dari Jombang, kini beranjak dewasa dan sudah berani melamar gadis calon istri.

Bagi Aminatuz Zuroh, putri bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Solikhin (64) dan Nipah (64), yang membuatnya jatuh hati kepada Ponari adalah orangnya baik hati, pendiam, tapi murah senyum.

Dan yang agak lucu, saat sudah membina hubungan serius dengan Ponari (yang disapanya dengan Mas Ari), Aminatuz tidak tahu sama sekali, pemuda yang menjadi kekasihnya itu dulu pernah tenar sebagai dukun cilik, yakni saat Ponari usia 10 tahun.

Ponari saat diwawancarai psikolog Poppy Amalia. (youtube)

"Saya baru tahu Mas Ari ternyata dukun cilik yang pernah tenar, ya belakangan ini saja. Itu pun setelah diberi tahu teman-teman," tutur Zuroh.

Mukharomah, ibunda Ponari, mengaku setuju saja anaknya bersama gadis yang dicintainya, Aminatuz Zuroh.

"Bagi kami, sebagai orang tua Ponari, setuju saja yang atas pilihan anak. Apalagi gadis pilihannya perilakunya juga baik," kata Mukharomah, yang ikut menemui, kepada surya.co.id.

Lamaran Ponari awalnya diketahui melalui unggahan foto di akun Facebook Aminatuz Zuroh pada awal Januari lalu.

Dalam foto itu Ponari dan Aminatuz Zuroh terlihat menunjukkan cincin yang melingkar di jari manis mereka.

Sekadar mengingatkan, nama Ponari sempat viral di tahun 20019 karena disebut mampu menyembuhkan orang sakit.

Saat itu, Ponari yang masih duduk di kelas tiga SDN Balongsari, Kecamatan Megaluh dikabarkan menemukan 'batu ajaib'.

Batu itu ditemukan saat dia ada geledek menyambar, tak jauh dari dirinya berdiri. Itu terjadi awal 2009.

Ponari saat mencelupkan batu ajaibnya ke dalam air yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. (surya/sutono)

Batu yang ditemukan Ponari itulah yang kemudian dianggap keramat dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit.

Caranya, batu dicelupkan ke air oleh tangan Ponari, kemudian air tersebut diusapkan ke bagian badan yang sakit.

Kabar tersebut cepat menyebar, dan ribuan warga setiap hari berdatangan dari penjuru Indonesia, ke rumah Ponari untuk mencari kesembuhan.

Ponari yang saat itu masih usia 10 tahun, digendong kerabatnya, Waris, agar bisa mencelupkan batu ke ratusan gelas yang dibawa pasiennya.

Seiring berjalannya waktu, jumlah pasien Ponari berangsur menyusut.

Halaman
123

Berita Terkini