Kisah Inspiratif

Kisah Inspiratif Budi Susilo Setiawan, Berawal dari Makelar Jadi Peternakan Besar

Editor: Fifi Suryani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budi Susilo Setiawan, juragan ternak dengan ribuan ekor kambing dan sapi, lengkap dengan berbagai produk turunannya.

Budi bilang, di Indonesia ada 260 juta penduduk, sementara populasi kambing hanya 18 juta ekor, domba 17 juta ekor, dan sapi 17 juta ekor per tahun.

Artinya, ketersediaan hewan ternak berbanding dengan penduduk Indonesia hanya 1:10.

Dengan asumsi itu, jika 10% saja penduduk Indonesia berkurban, maka stok domba dalam negeri sudah habis.

“Jadi satu kali event hari raya kurban saja sudah habis, maka tak heran Indonesia menjadi target pasar negara lain,” jelasnya.

Analisis bisnisnya tidak meleset. Terbukti, hanya dalam kurun waktu setahun, bisnisnya telah bertumbuh pesat. Tahun 2005, ia sudah memiliki 500 ekor kambing dan berhasil menjual 800 ekor kambing.

“Selain dari kocek sendiri, kami juga mendapat bantuan dana dari kampus senilai Rp10 juta,” kenangnya.

Konsumennya juga tidak hanya sebatas di Bogor, melainkan juga mulai merambah ke luar kota, seperti Jabodetabek dan sebagian Jawa Tengah. Namun, porsi luar kota masih minim, sekitar 10% saja.

Manajemen penjualan

Berkat kerja kerasnya, jumlah penjualan pun terus meningkat. Di tahun 2006, ia sudah memiliki dagangan 800 ekor kambing dan mampu menjual 2.700 ekor kambing.

Di tahun 2008, ia juga mulai mengembangkan bisnis ternaknya dengan memelihara sapi. Namun, di tengah tren kenaikan penjualan, Budi mendapatkan pengalaman berharga.

Dalam kondisi keterbatasan sumber daya manusia (SDM), banyak kliennya yang tidak tertangani dengan baik.
“Saat itu opsinya kalau tidak menambah SDM, ya, mengatur penjualan," ungkapnya.

Ia pun menyiasatinya dengan memperluas jaringan pemasaran melalui penambahan tenaga pemasaran, dengan tetap mempertahankan jaringan lama.

Saat itu, ia banyak merekrut mahasiwa yang pernah magang di tempatnya. Tenaga tambahan untuk pemasaran itu tidak terikat dengan kontrak, melainkan hanya membantu mencari konsumen.

Benar saja, berkat tambahan tenaga pemasaran itu, rata-rata penjualannya stabil di angka 2.000 ekor per tahun selama periode 2007–2010.

Selain dari peternakan sendiri, ia juga banyak mengambil hewan dari para peternak lainnya.

Halaman
1234

Berita Terkini