TRIBUNJAMBI.COM - Wabah virus corona kini membuat sejumlah aktifitas belajar di sekolah masih terhenti.
Banyak yang bertanya bagaimana nasib pendidikan di Indonesia ditengah genjaran pemberlakuan new normal.
Pengamat pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Dr Joko Nurkamto MPd memberikan pandangannya terkait kesiapan dunia pendidikan di Indonesia dalam menghadapi new normal.
Joko mengatakan, dunia pendidikan di Indonesia bisa dibilang siap untuk menghadapi new normal.
Namun, siap yang ia maksud akan dimungkinkan tidak semaksimal seperti yang diharapkan oleh masyarakat.
• Bukan Kiwil! Meggy Wulandari Ungkap Kesedihan Hatinya yang Tak Bisa Sambut Lebaran Bareng Orang Ini
• Viral Pria Live Facebook Ancam Bunuh Ibu Kandung, Warga Langsung Datangi Rumah
• Anggota Kopassus Penasaran Siapa Pemenang dari Pertarungan Guru Silat dan Master Karate
• Kapan Masuk Sekolah Lagi? Kemendikbud Tetapkan Tahun Ajaran Baru 2020/2021 Pada 13 Juli Mendatang
Pasalnya, Joko menuturkan, kesiapan ini bergantung pada kejelasan bentuk kebijakan new normal yang dicanangkan oleh pemerintah.
"Siap tetapi mungkin tidak semaksimal yang kita harapkan."
"Karena kita tidak bisa mengatakan siap atau tidak siap sebelum kita tahu bentuk new normal itu seperti apa," jelas Joko kepada Tribunnews, Kamis (28/5/2020).
Jika wujud new normal yang dimaksud menjalani sekolah dengan protokol kesehatan yang ketat, maka ada beberapa aturan yang harus ditegakkan.
Joko menyarankan, saat sekolah sudah mulai dibuka kembali pada Juli nanti, tidak semua siswa langsung masuk.
Ia mengatakan lebih baik diberlakukan sistem bergilir untuk para siswa.
"Juli jangan langsung semuanya masuk, pakai sistem bergiliran, misalnya minggu pertama itu dalam jenjang SD yang masuk kelas 4 sampai 6."
"Setelah itu diadakan evaluasi, supaya ada perbaikan-perbaikan," terang Joko kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.
Joko pun menyarankan agar sekolah menyediakan tim kesehatan untuk memantau anak-anak.
"Disamping itu, salah satu bentuk evaluasi itu juga di sekolah harus disediakan tim kesehatan yang memantau anak-anak."