Berita Internasional

Siapa Sangka, China Bentengi Diri dengan 100 Rudal Antarbenua yang Bisa Lumat Amerika dalam Sekejap

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan) dan Presiden China Xi Jinping (kiri).

Dilansir Gridhot dari Kontan.co.id, pemimpin redaksi Global Times Hu Xijin menyebut China akan segera menambah stok hulu ledak nuklirnya menjadi 1.000 buah.

Wacana tersebut muncul di saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan seruannya agar China bergabung dengan perjanjian pengendalian senjata.

Banjir Di Tahtul Yaman Sudah 12 Hari, Warga Memanfaatkan untuk Mencari Ikan

Dilansir dari Reuters, The Global Times diterbitkan oleh Peoples Daily yang merupakan surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa di negara tersebut.

Partai ini dikenal selalu mendorong ide dan membimbing sentimen publik melalui Global Times, yang cenderung mengambil sikap nasionalistis pada isu-isu yang melibatkan negara lain.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang sudah tinggi akibat perang dagang yang sedang berlangsung, telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di tengah perang kata-kata tentang asal-usul pandemi coronavirus.

Di Merangin, Baru 30 Desa yang Berikan BLT, Dinas PMD Minta Minggu Ini Terakhir Disalurkan

"Kami mencintai perdamaian dan berjanji untuk tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu, tetapi kami membutuhkan arsenal nuklir yang lebih besar untuk menekan ambisi strategis AS dan impuls terhadap China," tulis Hu dalam postingannya di Weibo.

Hu menambahkan bahwa cadangan ini harus mencakup setidaknya 100 rudal strategis DF-41 yang merupakan kelas rudal antarbenua terbaru yang mampu menyerang benua Amerika Serikat.

"Jangan berpikir bahwa hulu ledak nuklir tidak berguna selama masa damai. Kami menggunakan mereka semua, diam-diam, untuk membentuk sikap elit Amerika terhadap kami," tulisnya.

Posting Hu di Weibo ini muncul setelah Gedung Putih mengatakan Trump menyerukan kontrol senjata yang efektif yang mencakup China dan Rusia selama panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Update Covid-19 Indonesia Senin (11/5) - 14.265 Konfirmasi 2.881 Sembuh 991 Meninggal Jambi Jadi 65

Trump telah lama mencari cara agar China masuk dalam pembaharuan perjanjian senjata nuklir yang akan berakhir pada Februari 2021, tetapi Beijing dengan tegas menolak seruan tersebut.

“Kekuatan utama memiliki tanggung jawab dan kewajiban terpenting di bidang pengendalian senjata nuklir. Tiongkok selalu berpegang pada kebijakan untuk tidak menjadi negara pertama yang menggunakan nuklir,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.

Tips Menyimpan Sayuran agar Tahan Lama dan Tidak Cepat Busuk di Lemari Pendingin

Sebuah laporan internal China memperingatkan bahwa Beijing menghadapi gelombang permusuhan yang meningkat setelah wabah virus corona yang dapat menyebabkan hubungan dengan Amerika Serikat menjadi konfrontasi bersenjata dalam skenario terburuk. (*)

Artikel Ini Telah Tayang di GridHot.ID

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Berita Terkini