TRIBUNJAMBI.COM - Kisah satu ini mengingatkan betapa berjayanya Soeharto di zamannya, sampai-sampai Jenderal TNI sekelas Benny Moerdani disingkirkannya karena tak terima ditegur.
Di saat para menteri risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis, tapi dengan cara memanfaatkan kekuasaan bapaknya, Jenderal TNI ini muncul.
Benny Moerdani berani menegur Presiden Soeharto.
Namun, beberapa kalimat yang terlontar itu, rupanya mendapat balasan sangat serius di kemudian hari.
Benny Moerdani mungkin satu-satunya orang yang berani melayangkan 'teguran maut' ke presiden.
• Pengalaman Soeharto Pernah Trauma dengan Senjata Tajam yang Kelak Jadi Lambang Partai Musuhnya
• Kisah Ajudan Loyal Soeharto Ngamuk di Belanda Karena Indonesia Diremehkan dan Dianggap Belum Merdeka
• Atas Perintah Soeharto, Aksi Kudeta di Negara Filipina Digagalkan Kopassus Berbaju Barong Tagalog
• Presiden Soeharto Nyaris Tembak Kepala Perwira TNI yang Dianggap Melangkahinya, Kalimat Ini Terucap
• BAK Sinetron Kisah Cinta Soeharto dan Bu Tien, Nyali Tentara Itu Sempat Ciut dengar Nama Hartinah
Sosok Benny Moerdani yang juga legenda Kopassus ini memang unik dibanding perwira tinggi lainnya.
Pria yang kerap disebut sebagai 'raja intel' berkepribadian keras, pernah membuat geram presiden.
Ada banyak cerita tentang Soeharto sebagai Presiden RI ke-2, namun jarang yang mengetahui kisah ini.
Benny Moerdani dan Soeharto sudah menjalin hubungan yang akrab, sejak masih berpangkat Kapten TNI AD dan menjadi anggota RPKAD (sekarang Kopassus).
Dalam buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap, Tempo, PT Gramedia, 2015 dan Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan, Julius Pour, Yayasan Kejuangan Panglima Sudirman 1993, hubungan dua tokoh itu diulas dengan menarik.
Hubungan itu dimulai sejak era 1960-an, saat Soeharto sudah berpangkat Mayor Jenderal.
• Promo JSM dari Alfamart Terbaru Periode 8-10 Mei 2020, Bertabur Diskon di Ujung Pekan!
• PROMO JSM Indomaret Terbaru Mulai 8 Mei 2020, Promo Weekend Tawarkan Beragam Diskon Heboh
• Tensi Makin Tinggi, China Disebut Bakal Tambah Hulu Ledak Nuklir Hingga 1000 Buah
Soeharto sangat mengagumi Benny karena piawai dalam strategi tempur.
Selain itu, Benny cerdas dalam memecahkan masalah secara intelijen.
Urusan pelik, baik di dalam maupun di luar negeri, selalu dipercayakan kepada Benny yang dikenal sangat loyal terhadapnya.
Misalnya, ketika Indonesia terlibat konflik politik dan militer dengan Malaysia pada 1964.
Soeharto yang merasa pemecahan masalah secara militer tidak menguntungkan Indonesia, lalu memutuskan mengambil langkah intelijen serta diplomasi.
Akhirnya, Indonesia dan Malaysia kembali berdamai serta terhindar dari bentrok militer yang bisa merugikan kedua negara.
Ketika Soeharto menjabat presiden kedua, hingga lebih dari 30 tahun (1967-1998), Benny Moerdani terus dipercaya sebagai ‘tangan kanan’ Pak Harto.
Benny menangani masalah keamanan, hubungan diplomatik dengan negara lain, sekaligus pengawal presiden yang loyal dan setia.
Tapi meski menjadi seorang loyalis Soeharto, Benny ternyata seorang yang kritis dan berani memberi masukan serta teguran kepada presiden.
Benny Moerdani memang berprinsip.
Meskipun seorang loyalis Pak Harto, Benny bukan tipe penjilat dan suka menjatuhkan orang lain dengan memberikan informasi tidak benar.
Dia berprinsip harus bisa menjauhkan Soeharto dari orang-orang yang suka menjilat atau orang yang suka menfitnah demi mendapat perhatian Soeharto.
Kerisauan menteri pada 1984
Saat anak-anak Soeharto mulai dewasa, pada 1984, sejumlah menteri merasa risau.
Para menteri risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis, tapi dengan cara memanfaatkan kekuasaan bapaknya.
Bisnis anak-anak Soeharto bahkan merambah ke soal pembelian alutsista (alat utama sistem senjata) yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI/TNI, bukan oleh warga sipil.
Pertemuan di meja biliar
Ketika ada kesempatan bermain billiar dengan Soeharto, Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri ‘menegur’ Soeharto.
Teguran Benny Moerdani ke Soeharto itu terkait bisnis anak-anaknya yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.
Soeharto ternyata tidak terima oleh teguran Benny yang dianggap sangat kurang ajar.
Setelah itu, hubungan Soeharto dan Benny Moerdani memburuk.
Benny Moerdani kemudian dicopot dari jabatan Panglima ABRI, meski belakangan Soeharto menolak jika disebut pencopotan Benny akibat ‘teguran maut’ yang telah dilakukannya.
Pada 2000-an, Benny Moerdani sakit keras.
Suatu hari, pada Agustus 2004, Soeharto menjenguk Benny yang sedang sakit keras dan terbaring di Rumah Sakit RSPAD, Jakarta.
Di depan Benny, Soeharto secara terus-terang mengakui bahwa teguran yang pernah dilontarkan Benny pada 1984 ternyata benar.
Akibat bisnis anak-anaknya yang ikut memicu krisis ekonomi dan kemarahan rakyat terhadap keluarga Soeharto, pada 21 Mei 1998, kekuasaan Soeharto tumbang.
Soeharto juga mengatakan kepada Benny, jika teguran itu dipatuhi, dia tidak akan sampai lengser dari kursi presiden akibat demo besar-besaran dan kerusuhan sosial yang terjadi di mana-mana.
Karier militer Benny Moerdani:
- - RPKAD, Kopassus
- - Berbagai operasi militer: pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 pada 1981
- - Asisten Intelijen Menteri Pertahanan dan Keamanan
- - Asisten Intelijen Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib)
- - Kepala Pusat Intelijen Strategis (Pusintelstrat)
- - Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin)
- - Pangkopkamtib.
- - Panglima ABRI / Panglima TNI
Karier pemerintahan Benny Moerdani:
- - Kepala Konsulat Indonesia di Malaysia Barat.
- - Menteri Pertahanan dan Keamanan
- - Konsul Jenderal Indonesia di Korea
Subscribe Youtube
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: