Liputan Khusus

Imbas Wabah Corona, Mahasiswa Jambi di Mesir Harus Berhemat

Penulis: Samsul Bahri
Editor: Suang Sitanggang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah mahasiswa Jambi di Mesir

Fayzar juga mendapatkan cerita dari Alfian asal Merlung. Saat ini, Alfian hanya mengharapkan dari kiriman orangtuanya termasuk untuk kebutuhan sehari-hari.

"Kemarin juga atas nama Alfian dari Merlung pernah cerita kalau jadi pabrik sawit ditutup bisa putus kiriman. Sejauh ini dia katanya selalu menyisihkan kiriman tiap bulanannya khawatir untuk ke depannya," ungkapnya.

Ia bilang masih ada sejumlah rekannya, tapi ia belum tahu kondisi terkini.

“Setahu saya ada satu orang dari tanjab memang sangat membutuhkan. Tapi karena solidaritas sesama kawan tinggi jadi saling menutupi," tambahnya.

Terkait bantuan dari pemerintah, ia menuturkan jika mereka tidak mendapatkan bantuan. Mereka mensiasati dengan membuat jadwal piket untuk memasak.

Selain mengurangi biaya, ini juga agar memastikan bahwa teman sejawat sama-sama makan saat buka puasa dan sahur.

"Kondisi seperti ini sudah kita kabarkan ke KBRI. Tapi belum ada respon,” ungkapnya.
Ia bercerita saat ini harga kebutuhan pokok di Mesir naik. Dollar AS yang menguat juga berimbas pada uang yang dikirim dari orangtua mereka.

"Bahan sembako naik dan harga dollar tinggi. Efeknya kalau sekarang ini dikirim uang kelipatan satu juta rugi seratus ribu karena dikonversikan ke dolar dulu," sebutnya. (Tribun Jambi/Samsul Bahri)

13 Mahasiswa Jambi di Sudan Butuh Bantuan, Layangkan Surat ke Pemprov Jambi

Lion Air Group Dijadwalkan Layani Rute Domestik Mulai Tanggal 10 Mei 2020

Berita Terkini