Liputan Khusus

Imbas Wabah Corona, Mahasiswa Jambi di Mesir Harus Berhemat

Penulis: Samsul Bahri
Editor: Suang Sitanggang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah mahasiswa Jambi di Mesir

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sejumlah mahasiwa asal Provinsi Jambi yang berada di Mesir turur merasakan dampak pandemi Covid-19.

Bukan saja karena Mesir memberlakukan lockdown, tapi kini mereka harus mengencangkan ikat pinggang alias berhemat.

Sejumlah mahasiswa Jambi asal Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang ada di Mesir menuturkan, nilai tukar kurs membuat nilai kiriman uang mereka jadi lebih kecil.

Selain itu, sejumlah mahasiswa ada yang mulai kesulitan uang karena kiriman dari orangtua terhambat menyusul jatuhnya harga kelapa sawit di Jambi.

"Bantuan dari pemerintah setempat belum ada tapi dari swadya masyarakat kita dikasih makan untuk buka puasa, satu porsi untuk dua orang. Biasanya disediakan buka puasa ramai-ramai di masjid, yayasan-yayasan, jalan-jalan, rumah rumah tokoh masyarakat. Tapi ini diantar," kata Fayzar Rofi kepada Tribun Jambi, Minggu (3/5).

Setidaknya ada sekitar 7 ribu mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di negeri yang terkenal dengan Sungai Nil itu. Karena pandemi Covid-19, ada sekitar 1.500 mahasiswa yang hidup dengan kekurangan ketersediaan uang dan makanan.

"Ada yang kekurangan ada juga yang masih berkecukupan. Tergantung kondisi orangtua yang mengirim uang dari Indonesia. bagi orangtua yang terdampak karena corona, terganggu dengan nominal kiriman yang diterima," ujar Fayzar melalui pesan WhatsApp.

Mahasiswa Indonesia yang kuliah di Mesir ada yang menggunakan biaya sendiri ada pula yang mendapatkan beasiswa.

Bagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa kata Fayzar bisa mengandalkan beasiswa untuk kebutuhan sehari-hari.

Beasiswa pun kata dia, sedikit agak lambat keluar.

“Yang paling terdampak, kawan-kawan yang tidak punya beasiswa yang mengandalkan kiriman dari orangtua," ungkapnya

Dia bilang di Mesir ada 11 mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat termasuk dirinya.

Saat ini ada tiga orang yang tinggal di asrama sementara selebihnya sewa flat dan masih bayar normal.

Fayzar menyebutkan ada seorang temannya bernama Akbar yang selama pandemi ini, kiriman dari orangtuanya tidak sebanyak sebelumnya.

"Untuk pemasukan keluarga dari hasil sawit sangat berpengaruh karena harga yang murah dan aktivitas perkebunan yang minim. Dan hal ini yang menjadi faktor pemasukan uang yang minim," terangnya.

Halaman
12

Berita Terkini