TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN - Bulan Ramadan sudah di depan mata. Namun kali ini, Ramadan di tengah ujian pandemi Covid-19.
Hal ini juga dirasakan istri Bupati Batanghari, yakni Yuninta Asmara.
Dia mengatakan biasanya hiruk pikuk warga Batanghari sangat terasa jika menyambut bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini.
"Tetapi saat ini, kita tidak bisa berbuat apa apa, yang paling penting adalah, kita harus tetap berbahagia menyambut datangnya bulan suci Ramadhan," ujarnya, Kamis (23/4/2020).
• Berdiri Sejak 2018, Gudang Tanpa Izin di Bungo Mendapat Surat Peringatan
• Deretan Manfaat Air Jeruk Lemon untuk Kesehatan - Cegah Batu Ginjal, Lancarkan BAB, Vitamin C
• Semua PDP dan Pasien Positif Corona di Kabupaten Merangin Tanpa Gejala
Ia bercerita biasanaya jika menyambut bulan suci Ramadan berbenah diri dan membeli beberapa perlengkapan dapur.
"Biasanya dua hari sebelum puasa saya telah membeli dan mempersiapkan keperluan dapur, yang harus ada yakni cobek (alat penggiling manual) dan juga daging, sayur sayuran harus sudah lengkap semua," ungkapnya.
"Telor jangan sampai ketinggalan. Karena itu menu favorit suami saya, yakni telor dadar dan sambal cendewi. Semua saya masak sendiri untuk suami dan anak anak saya," ungkap wanita yang juga akan mencalonkan Bupati Batanghari mendatang.
Menu yang tidak pernah tinggal saat akan berbuka puasa, ia mengatakan yakni kurma.
"Kalau makanan beratnya selain telur dadar juga rawon, terkadang suami saya juga meminta it. Semua makanan sederhana saja. Kebiasaan kami, setelah membatalkan puasa dengan kurma, kami salat magrib berjamaah dan kemudian baru makan bersama," ungkapnya.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, ia tetap mengucap syukur.
"Karena kami dapat berkumpul semua, biasanya kan anak anak saat libur saja baru kami bisa kumpul," jelasnya.
Ia berharap agar pandemi corona ini segera berakhir dan semua keadaan kembali normal.
"Terasa sangat berbeda sekali Ramadan sekarang, biasa kita bisa melihat keramaian warga. Ada pasar bedug, namun gara gara ujian ini, kita tidak bisa merasakan itu semua, pasar bedug di Batanghari tidak ada. Harapan hanya satu, mudah-mudahan semua dapat pulih seperti sedia kala," jelasnya.
Namun demikian, pemkab selalu berupaya untuk membantu masyarakat, khususnya yang berkekurangan.
"Meski pemkab tidak menyediakan pasar bedug, namun warga masih boleh berjualan di depan rumahnya, yang ditiadakan itu kerumunan orangnya. Selain itu juga pemkab juga menyediakan BBT untuk warga yang kurang Mampu," ungkapnya.
Ia tak lupa mengucapkan selamat memasuki bulan suci Ramadan.
"Saya beserta keluarga meminta maaf lahir dan batin kepada seluruh masyarakat Batanghari, mudah mudahan di bulan yang suci ini, kita bisa membersihkan diri dan hati kita, dan kita semua mendapatkan keberkahan dari bulan yang penuh ampunan ini," tutupnya. (M Ferry Fadly)