TRIBUNJAMBI.COM, MEDAN - Peristiwa tragis ini dialami seorang siswi SMK swasta di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Siswi SMK berinisial D (16) itu menjadi korban rudapaka secara bergilir oleh tujuh kakak kelas.
Perbuatan itu terjadi di lingkungan sekolah dan juga di sebuah rumah kosong.
Kasus rudapaksa ini pun kini telah dilaporkan ke Polresta Deliserdang.
• Terus Jadi Perbincangan Karena Pernyataannya, Siapakh dr Tirta? Dokter yang Tidak Buka Praktek
• Dokter Tirta Sarankan Masyarakat Gunakan Masker Kain Untuk Cegah Virus Corona, Ini Alasannya!
• Paula Verhoeven Kesal dengan Baim Wong Karena Kebohongannya,Rupanya Terkait Mobil Morris Raffi Ahmad
Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP) nomor 155/III/2020/RESTA DS sudah dipegang oleh keluarga korban.
Kasus ini dilaporkan oleh N (45) ibu korban yang tinggal di Kecamatan Tanjung Morawa, Deliserdang.
"Saya enggak terima anak saya diperlakukan seperti ini. Saya minta supaya para pelaku bisa dihukum seberat-beratnya," ujar N setelah membuat laporan ke Polresta Deliserdang, Selasa (31/3/2020).
Berdasarkan pengakuan anaknya, orang tua korban menyebut kasus pemerkosaan ini awal pertama sekali terjadi pada Desember 2019.
Saat itu ada empat orang pelaku yang memperkosa anaknya di dalam ruang praktik sekolah.
Setelah itu baru kemudian terjadi lagi di bulan Januari 2020 dimana ada tiga pelaku lagi yang melakukan hal yang sama.
"Terbongkarnya kemarin lah. Dia ini (D) di rumah bawaannya emosi saja. Sering marah-marah. Dia enggak pernah cerita sama kami terbongkarnya itu karena kakaknya bongkar HP dia lah. Dibacainlah sama kakaknya pengancaman-pengancaman pelaku. Anakku ini enggak berani ngomong karena diancam kalau cerita akan disebarkan video-video dia," kata MI, ayah korban.
Trauma Berat hingga Tak Mau Sekolah
Siswi SMK yang diperkosa tujuh kakak kelasnya pada saat ini mengalami trauma berat. Ayah korban, MI menyebut kalau anaknya itu sempat tidak mau bersekolah lagi di SMK Kecamatan Batang Kuis itu.
"Kami pun heran kenapa dia enggak mau sekolah lagi. Ditanyai katanya dia enggak mau sekolah lagi. Kami pikir karena sekolah itu tidak enak makanya mau minta pindah. Tidak tahu kami dia diperlakukan seperti ini sama kakak kelasnya,"ujar MI ketika ditemui di Polresta Deliserdang, Selasa (31/3/2020).
Ia menyebut sempat mengantarkan langsung anaknya sampai di depan gerbang sekolah pada sekitar sebulan lalu.
Namun pada saat itu anak keempatnya itu tidak mau masuk.
Selama ini ia pun merasa heran dengan perubahan sikap anaknya itu.