Masih Banyak Menyisakan Misteri Atas Kematiannya, Ternyata Marilyn Monroe Pernah bertemu dengan Soekarno
TRIBUNJAMBI.COM - Meski meninggal pada tahun 1962, sosok mendiang Marilyn Monroe masih kerap jadi pembicaraan menarik hingga kini.
Sosoknya dibicarakan terutama ketika membahas dunia model hingga perfilman.
Artis populer di era 50-an ini ditemukan tewas di apartemennya pada tahun 1962 silam. Kematiannya menyisakan misteri.
• Pangeran Charles Dinyatakan Positif Terinfeksi Corona, Sebelumnya Pangeran Monaco Positif Covid-19
• Sadarkan Warga Akan Bahaya Covid-19, Milenial di Tanjab Barat Kampanyekan Pencegahan Corona
Spekulasi yang sempat beredar, Marilyn Monroe meninggal karena overdosis obat terlarang. Namun, ada yang menyebutkan, polisi tidak menemukan kandungan obat pada saat mengotopsi jasadnya.
Itulah sebagain kontroversi hidup Marilyn Monroe.
Sebelum terjun ke dunia aktris, Marilyn Monroe tercatat pernah berkarir di dunia militer dengan menjadi soerang tentara.
Marilyn Monroe nama lahir adalah Norma Jeane Mortenson, lahir 1 Juni 1926 dan meninggal 5 Agustus 1962 pada umur 36 tahun.
Pada saat berada di pabrik, seorang fotografer melihat sisi entertaint pada diri Norma Jeane.
Dari sinilah awal karier Marilyn Monroe di dunia keartisan.
Dan dia pun akhirnya menjadi model dan aktris. Setelah populer sebagai aktris, dia bernama Merilyn Monroe. Tentara Stars & Stripes menjulukinya sebagai "Miss Cheesecake" pada tahun 1951.
Meski merasa terganggu saat bulan madu bersama suami kedua Joe DiMaggio untuk mengunjungi pasukan di Korea pada Februari 1954, dia tetap berterima kasih kepada para fans-nya.
Namun dia meraih kesuksesan besar dengan melakukan 10 pertunjukan dalam empat hari dengan mengenakan gaun unggu berkilaunya dihadapan para tentara militer di Korea itu.
"Ini adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku. Aku tidak pernah merasa seperti bintang sebelumnya," tutur wanita yang lahir pada 1 Juni 1926 itu.
• Aspal Karet di Jambi Belum Akan Diuji Tahun Ini, Fauzi: Mei Nanti Kami Sampaikan Evaluasinya
Marilyn Monroe dan Politik
Hubungan erat dengan militer, dan berujung pada perceraian pada tahun 1961, bukan satu-satunya hal yang menjadikan Marilyn Monroe sadar politik.
Bersama Shelley Winters, Monroe menghadiri unjuk rasa untuk memprotes pelanggaran kebebasan sipil yang disebabkan oleh semangat anti-komunis.
Selain itu, Monroe juga pernah dihukum karena membaca buku "Radikan" yang berisi biografi Muckraker Lincoln Steffens saat berada diadegan film.
Setelah itu, lahir dari pandangan yang lebih progresif pada ras, Monroe akhirny amenjadi aktivis pembela hak-hak sipil.
Satu tahun sebelum perceraiannya, pada tahun 1960, Monroe terpilih sebagai delegasi alternatif untuk Connecticut's state Democratic convention.
Sayangnya dia tidak menghadiri itu.
Kedekatan Marilyn Monroe dan Presiden Soekarno
Belum banyak yang terungkap dari foto Presiden Soekarno bebincang akrab dengan aktris Hollywood, Marilyn Monroe.
Apakah mereka sedang membicarakan urusan negara atau pribadi, berapa lama mereka ngobrol, dan setelah itu apa yang terjadi?
Foto sampul buku bergambar Presiden Soekarno dan Marilyn Monroe pada tahun 1956.
Profesor Tanete Pong Mesak menjelaskan dengan serangkaian kalimat yang ditulisnya sebagai "keterangan foto" sebagai berikut:
Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901. Dia adalah pencinta film Amerika sejak dini.
Dalam autobiografi Soekarno yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (Soekarno, An Autobiography as told Cindy Adams.
The Bopps and Merril Company Inc, New York, 1965, Alih Bhasa: Abdul Bar Halim, CV Mas Agung, cetakan ke-5 PT Air Agung Putra Jakarta, 1988), ketika masih anak-anak, umur 7 tahun, Soekarno sudah menjadi seorang sinefil film Amerika. Dia menonton antara lain, film-film Mary Pickford, Tom Mix, Eddy Polo, Fatty arbuckle, Beverly Baine, dan Francis X, Bushman.
• VIDEO: Mudik Lebaran Saat Wabah Corona, Ini Tiga Skenario Pemerintah Indonesia
Sebagai Presiden Indonesia, saat mengadakan kunjungan resmi yang pertama ke Amerika Serikat, secara khusus datang ke Hollywood.
Dalam pidatonya, Soekarno memuji para pemimpin Hollywood.
Dia menyebut mereka sebagai orang radikal dan revolusioner yang telah mempercepat perkembangan politik di Timur denan menonton film-film Amerika.
Orang Asia dan Afrika menyadari bahwa mereka tidak memiliki mobil, kulkas, dan alat-alat masak listrik; sebaliknya, hampir setiap keluarga Amerika seperti yang dipantulkan dalam film-film Hollywood.
Malamnya, Soekarno dan Marilyn Monroe yang masa itu sedang shooting untuk filmnya The Bus Stop (1956), menyelinap pergi sebelum acara resmi selesai. Mereka pergi menginap di Beverly Hill Hotel.
Suatu saat, Marilyn diinterview wartawan dan sempat ditanya tentang Presiden Soekarno, dia menjawab sambil tersenyum, “Oh, Prince Soekarno!” Ketika hubungan Indonesia dan Amerika semakin memburuk, CIA merasa bahwa hal ini mungkin dapat diperbaiki dengan mempertemukan mereka berdua, dan – bahkan – kalau bisa mengawinkan Soekarno dan Marilyn Monroe.
Mungkin karena waktu itu dia sudah pacaran dengan Presiden Amerika John F Kennedy dan adiknya, Jaksa Agung Robert Francis Kennedy (Anthony Summers; Goddes the Secret Lives of Marilyn Monroe, Sphere Books Limited, Edisi I, 1985; Edisi II, 1986, hal. 621).
Pesona Marilyn Monroe memang bisa membius semua orang yang melihat ya.
• VIDEO: Presiden Jokowi Tangguhkan Cicilan 1 Tahun Akibat Corona, Ini Syaratnya