Seorang Pejabat Tebo Dikabarkan Positif Virus Corona, Pusat Rilis Data 1 Orang di Jambi Positif Covid-19
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sejak pagi tadi beredar kabar seorang pejabat Kabupaten Tebo yang kini diisolasi di RSUD Raden Mattaher dalam kondisi positif virus corona di Jambi.
Kabar itu beredar media sosial, setelah capture pernyataan seorang yang diduga dokter menyebut bahwa hasil uji laboratorium pejabat Tebo telah keluar dan hasilnya positif corona.
Informasi yang dihimpun Tribunjambi.com, sore ini Tim Penanganan Corona Provinsi Jambi sedang rapat.
• Terkait Keberangkatan 49 Anggota Dewan dan Stafnya, Ketua DPRD: Wabah Ini Terlalu Dihebohkan
• GEGER, Mayat yang Sudah Dikuburkan Kembali Pulang ke Rumah, Warga Kaget, Begini Faktanya
• Daftar 6 Dokter yang Meninggal Dunia saat Tugas Menangani Wabah Virus Corona
Sebelumnya, Juru Bicara Tim Penanganan Corona Provinsi Jambi, Johansyah, telah menyampaikan belum ada pernyataan resmi dari Kemenkes terkait kabar tersebut.
Johansyah menjelaskan, sesuai protokol komunikasi publik, informasi pasien positif virus corona diumumkan Juru Bicara Pemerintah Pusat dari Kemenkes RI.
"Jadi kita tunggu yang resmi oleh pusat, jangan buat masyarakat kita resah. Terima kasih," sebut Johan.
Seperti diketahui, pejabat Kabupaten Tebo tersebut dirujuk ke RSUD Raden Mattaher Jambi pada 17 Maret 2020.
Dia dilarikan ke rumah sakit karena mengalami demam tinggi setelah melakukan perjalanan dari daerah yang terpapar virus corona.
Satu orang di Jambi positif terjangkit virus corona atau Covid -19.
Hal itu diketahui dari pernyataan pers yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, Senin (23/3/2020).
Berdasarkan data yang dirilis, hingga 22 Maret tidak ada yang positif virus corona di Jambi.
Temuan positif virus corona di Jambi ditemukan pada 23 Maret 2020.
Hingga Senin sore ini, diketahui total ada 579 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Dilansir dari Kompascom, Angka ini bertambah 65 kasus sejak pemerintah mengumumkan data pada Minggu (22/3/2020) sore, atau dalam 24 jam terakhir.
"Ada penambahan kasus baru 65 orang, yang tersebar di berbagai provinsi. Sehingga total kasus ada 579 orang," kata Achmad Yurianto.
Sebelumnya, pemerintah menyebutkan bahwa ada 514 orang yang positif virus corona, dengan 48 pasien meninggal dunia setelah mengidap Covid-19.
Hingga Senin sore ini pemerintah menyebutkan bahwa ada 49 pasien meninggal dunia setelah mengidap Covid-19.
Sedangkan, ada 30 pasien yang telah dinyatakan sembuh dan sudah bisa pulang dari perawatan di rumah sakit.
Benarkah Virus Corona Terhenti April 2020?
Saat ini Wabah Virus Corona sudah masuk ke Indonesia. Pemerintah Indonesia terus berupa menekan dan menangani penyebaran virus Covid-19 ini.
Kapan virus Corona berakhir?
Pertanyaan di atas kini tengah dicari jawabannya oleh semua orang.
Wabah virus Corona yang menyebut di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia menimbulkan pertanyaan kapan ini semua akan berakhir.
Para ahli pun pencoba memprediksi dengan beragam metode.
Satu di antaranya dilakukan oleh peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB).
Berakhir April 2020?
Baru-baru ini, Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB melakukan simulasi dan pemodelan sederhana mengenai prediksi penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.
Hasilnya, Indonesia diprediksi akan mengalami puncak jumlah kasus harian Covid-19 pada akhir Maret 2020 hingga pertengahan April 2020.
Dilansir dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), pandemi tersebut diperkirakan berakhir pada saat kasus harian baru terbesar berada di angka sekitar 600 pasien.
“Perlu dicatat, ini hasil pemodelan dengan satu model yang cukup sederhana, tidak mengikutkan faktor-faktor kompleksitasnya tinggi, “ ujar tim peneliti Nuning Nuraini dalam keterangan tertulis, Kamis (19/3/2020).
Nuning menjelaskan, penelitian tersebut dilatarbelakangi kasus Covid-19 di Indonesia yang menjadi bagian pandemi global.
Kondisi ini melahirkan riuh rendah serta kontroversi, apakah tindakan yang diambil cukup untuk menangkal penyebaran atau berlebihan.
Kesimpangsiuran informasi tentang hal ini dikhawatirkan mengganggu usaha nyata untuk menanggulangi bencana yang sebenarnya.
"Dalam penelitian ini, kami berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang epidemi yang sedang terjadi saat ini di Indonesia melalui suatu model matematika sederhana," kata Nuning, dikutip TribunJatim.com, Minggu (22/3/2020).
Penelitian
Dalam penelitian yang menjadi jurnal ilmiah tersebut, tim peneliti membangun model representasi jumlah kasus Covid-19 dengan menggunakan model Richard’s Curve.
Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi SARS di Hong Kong pada 2003.
Seteleh memilih model penelitian, mereka menguji berbagai data kasus Covid-19 terlapor dari berbagai macam negara, seperti China, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.
Secara matematik, model Richard’s Curve Korea Selatan paling cocok (kesalahannya kecil) disandingkan dengan data terlapor Covid-19 di Indonesia, jika dibanding data negara lain.
Kesesuaian ini diambil saat Indonesia memiliki 96 kasus positif Corona.
"Bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai dengan publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembaban dan lainnya, seharusnya kita bisa mendapat kesimpulan yang sama persis dengan apa yang ditulis pada publikasi kami,“ kata dia.
Namun itu bukan perkara mudah.
Sebab, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang paling baik dalam penanganan Covid-19.
"Ini waktu terus berjalan, tentu sulit untuk bisa persis seperti mereka. Tapi setidaknya, dari tulisan ini kita bisa mengetahui bahwa Indonesia perlu melakukan sesuatu untuk tetap berada dalam tren yang baik,“ ujar Nuning.
Menurut Nuning, merujuk pada model yang dibangun termasuk faktor-faktor yang krusial, perlu dilakukan pencegahan dari meluasnya penyebaran Covid-19.
Sebab, tingkat penyebaran yang tinggi akan memberatkan rumah sakit.
Tenaga dan fasilitas medis tidak memiliki kapasitas cukup untuk menampung pasien Covid-19.
Social distancing sangat penting
Menurut Nuning, karena vaksin Corona belum ditemukan, pencegahan meluasnya virus bisa dilakukan dengan memutus rantai penularannya.
Salah satunya dengan pembatasan kontak fisik (social distancing).
Dengan cara ini, masyarakat tidak menjadi penular maupun tertular, karena tidak melakukan kontak dengan siapapun, sehingga laju penyebaran dapat menurun atau terjaga konstan.
Bagaimana kita mengendalikan rasa stres akibat kekhawatiran virus Corona?
Ahli Kesehatan Jiwa dr. Dharmawan AP, SpKJ mengatakan, salah satu yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan kekhawatiran karena virus Corona adalah menyaring informasi.
“Apa yang kita baca perlu disaring,” tuturnya kepada Kompas.com Sabtu (21/03/2020).
Menurutnya, perlu untuk membatasi menonton, membaca dan mendengarkan informasi yang berlebihan yang bisa menambah kecemasan.
Ia mengingatkan kepada masyarakat bahwa jika seseorang diliputi rasa cemas hal itu bisa memicu turunnya imunitas.
Padahal, imunitas atau daya tahan tubuh adalah salah satu hal yang penting untuk dijaga agar seseorang tidak sakit.
“Kalau kita stres, kortisol meningkat, nanti kortisol bisa menurunkan imunitas tubuh,” ingat dia.
Selain mengontrol informasi yang didapat agar tidak cemas, ia juga mengingatkan agar masyarakat jangan sampai ikut pula menyebarkan informasi hoaks.
Saran yang lain adalah masyarakat memerlukan istirahat yang cukup.
“Cukup istirahat, makan makanan yang bergizi,” lanjut dia.
Ia menambahkan, saat seseorang cemas, sedih atau stres adalah sesuatu hal yang normal ketika dirinya tengah dilanda krisis.
Berbicara dengan orang yang bisa dipercaya seperti keluarga atau teman dekat bisa dilakukan untuk meredakan kecemasan itu.
Jauhi rokok, alkohol, dan narkoba
Yang perlu diingat adalah, saat kecemasan datang seseorang harus menjauhi rokok, alkohol maupun narkoba.
Jika merasakan perasaan yang tidak nyaman, maka masyarakat bisa berkonsultasi dengan profesional di bidang kesehatan seperti psikiater.
Saran lain untuk mengendalikan emosi, adalah menggunakan keterampilan mengatasi emosi di waktu lampau untuk membantu mengatasi perasaan yang tidak nyaman saat ini.
Dharmawan juga mengingatkan terkait antisipasi virus Corona yakni agar masyarakat menjaga kebersihan, tidak berkontak dengan banyak orang, kalau perlu pakai masker, menjaga jarak sekitar 1 meter dan selalu menjaga imunitas daya tahan tubuh.
• Info Potensi Hujan Lebat Disertai Petir di Provinsi Jambi Hari Ini Hingga 25 Maret 2020
• Misteri Kematian Marilyn Monroe, Kabarnya Libatkan Keluarga Presiden AS, Benarkah Dibunuh?
• Daftar Film Marilyn Monroe, Titel Bomb Sex Hollywood hingga Pelariannya Karena Depresi
• Misteri Foto Soekarno dan Marilyn Monroe, Skandal? Marilyn atau Bung Karno yang Terjerat Rayuan?