Pasalnya makin cepat siswa komando tertangkap pelatih yang berperan sebagai pasukan pengejar dan situasinya dibuat seperti dalam pertempuran sungguhan.
Siswa bersangkutan juga akan makin cepat masuk ke “kamp tawanan” untuk diinterogasi sambil dihajar.
Suatu kali ada satu personel siswa komando yang bersembunyi di bawah jembatan dalam hutan yang jarang sekali dilalui karena terkenal angker.
Ketika siswa komando itu sudah merasa aman bersembunyi di bawah jembatan dan mulai berkhayal jika dirinya tertangkap para pelatih, tiba-tiba ia seperti memasuki sebuah keraton.
Dalam keraton yang berpenghuni banyak orang itu, ia bahkan dijamu dengan makanan enak dan diberi uang serta emas dalam jumlah banyak.
Sementara itu para pelatih pendidikan komando Paskhas sudah lebih tiga hari melakukan pencarian terhadap prajurit bersangkutan dengan dibantu “orang pintar”.
Para pelatih merasa sedikit tenang dan punya harapan karena “orang pintar" alias dukun bersangkutan bilang, siswa komando yang hilang akan ditemukan dalam keadaan hidup.
• Oknum Polwan Selingkuh dengan Perwira Polisi, Suami Sudah Maafkan, Malah Diulang Check In di Hotel
• Geger Penemuan Mayat di Jurang, Ternyata Jasad Edward Silaban yang Tewas Saat Tagih Utang Rp70 Juta
• Bahas Pilkada 2024, Wacana Kepala Daerah Kembali Dipilih DPRD Muncul di Jambi
• Garang Saat Hina Wali Kota Surabaya di Medsos, IRT Ini Mendadak Berubah Kala Bertemu Tri Risma
• BKPSDM Masih Lakukan Persiapan, Ini Jadwal Tes SKD CPNS Bungo
• Download MP3 Gudang Lagu Dangdut Koplo dan Cover dari Nella Kharisma yang Paling Populer (VIDEO)
Pada hari ketujuh menghilangnya siswa komando Paskhas itu, para pelatih akhirnya berhasil menemukannya di bawah jembatan dalam keadaan hidup.
Siswa komando yang tidak mengalami sakit dan masih sehat itu bahkan bisa bercerita tentang pengalamannya masuk dunia gaib, diberi makan enak, diberi uang dan emas dalam jumlah banyak.
Tapi ketika uang dan emas yang ditaruh di saku itu dikeluarkan, ternyata hanya berupa daun-daunan dan kerikil.
Namun menghilangnya siswa komando Paskhas selama satu minggu itu ternyata berefek positif.
Para siswa pendidikan komando yang sedang digojlok di “kamp tawanan” dan diperlakukan ala tawanan perang sungguhan, siksaannya menjadi berkurang.
Atau dalam istilah para siswa komando Paskhas, interogasi dan siksaan dalam tahap penggojlokkan di kamp tawanan “lebih manusiawi”. (Agustinus Winardi Intisari.grid.id)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: