Laki-laki ini juga, katanya, kemudian mengalami demam dan radang tenggorokan dan berobat ke RS Cahya Kawaluyaan Padalarang.
Dari RS Cahya Kawaluyaan, pasien dirujuk ke RSHS dan diterima di IGD.
Karena punya riwayat perjalanan ke Sichuan dan terdeteksi mengalami infeksi saluran napas, pihak RSHS memindahkan pasien ke ruang isolasi di RIKK dari IGD RSHS.
Pasien tersebut dipindahkan menggunakan ambulans melalui jalan khusus, tanpa melalui koridor dalam rumah sakit.
"Saat dikirim dari RS Cahya Kawaluyaaan, pasien mengalami demam 37,7 derajat Celcius."
"Tapi saat di IGD RSHS, suhunya sudah di bawah 37 derajat. Kondisi terakhir, pasien dalam kondisi baik tidak ada demam, dan tenang."
"Dalam pemeriksaan di tenggorokan memang ada radang. Jadi dari pemeriksaan tadi malam dan pagi, pemeriksaan darah, sel darah putih baik dan trombosit normal," kata Yovita di RSHS, Senin (27/1/2020).
• Ke Milenial, Cek Endra Ajak Kembangkan Industri Kreatif Digital
Pasien ini pun, katanya, masih menjalani observasi di ruang isolasi RIKK.
Pihaknya menduga pasien ini mengalami infeksi saluran pernapasan atas akut.
Namun tetap dilakukan pengambilan spesimen dari hidung dan tenggorokan pasien untuk selanjutnya diperiksa.
Pasien kedua, katanya, adalah laki-laki berusia 24 tahun, warga negara Indonesia dan bertempat tinggal di kawasan Dago, Bandung.
Pasien ini sudah lama mengidap epilepsi dan sering berobat ke Singapura.
"Pasien kontrol dalam kondisi baik (di Singapura), lalu kembali ke Indoneisa dan ke Bandung 22 Januari. Sehari setelah dari Singapura mengalami batuk dan demam. Pada 25 Januari pasien kejang dan tidak sadar, dibawa ke RS Borromeus," katanya.
Saat itu, katanya, dilakukan pemeriksaan darah dan ditemukan ada infeksi, kemungkinannya infeksi paru-paru, walau hasil ronsen saat itu menunjukkan kondisinya masih baik.
Namun seperti diketahui, Singapura adalah satu negara yang juga memiliki pasien yang telah terkonfirmasi terpapar virus corona.