Disbunnak Batanghari Tak Lagi Salurkan Bantuan Sapi ke Peternak, Ada Apa?
TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN - Tahun ini, Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Batanghari tak lagi menyalurkan bantuan ternak sapi kepada para peternak.
Pasalnya, penyaluaran bantuan tersebut sementara disetop terlebih dahulu lantaran Disbunnak Kabupaten Batanghari tengah melakukan pengembangan sapi-sapi berkualitas di Balai Pengembangan Ternak Besar (BPTB) di Desa Talang Bukit.
Hal ini disampaikan oleh Kadisbunnak Kabupaten Batanghari, Irwan. Ia menuturkan, pihaknya berharap dari pengembangan indukan sapi-sapi berkualitas yang nantinya akan disalurkan kepada peternak yang ada.
"Kedepannya dari BPTB itu agar menyediakan induk-induk sapi yang sehat atau unggul seperti sapi jenis Simental, Limosin dan sapi lokal lainnya yang bagus. Sehingga kedepan ternak yang diproduksi dan disalurkan ke peternak itu sehat," ujarnya, Senin (7/10).
Baca: 500 Pelanggar Lalu Lintas Lolos, Dishub Kota Jambi Akui Kesulitan Kirim Surat Tilang
Baca: Tak Tuntas di Lembaga Adat, Sengketa Lahan PT Minimex dan Warga Sarolangun Berlanjut ke Pengadilan
Baca: Kanwil Dirjen Pembendaharaan Jambi Minta Penyaluran Dana DAK Tahap Dua Dimajukan
Irwan menyebutkan, sapi yang disalurkan kepada masyarakat pada 2018 lalu kebanyakan sapi jenis Bali. Sapi ini, kata Irwan lagi juga paling banyak diternak oleh masyarakat. Ia ingin sapi ternak dari BPTB yang disalurkan ke masyarakat ini bukan sapi Bali lagi.
"Kedepan kita ingin tak hanya sapi Bali yang bisa dikembangkan masyarakat. Jadi ada alih teknologi selain pengembangan sapi Bali menjadi sapi lainnya," sebutan Irwan.
Di samping itu, sapi jenis Bali, kata Irwan mempunyai penyakit yang berat yaitu penyakit Jembrana. Penyakit ini pula yang kerap menimpa sapi-sapi jenis Bali milik peternak di Kabupaten Batanghari.
"Kalau Sapi Bali sudah terkena ini, maka sapi itu akan mati. Tapi kalau ada pilihan untuk ternak sapi jenis lain, penyakit Jembrana ini tidak bisa terkena," katanya.
Disbunnak Batanghari juga menyediakan asuransi hewan ternak untuk peternak yang ada. Asuransi inilah yang menghindari para peternak sari kerugian besar yang terjadi pada kematian sapi dari penyakit yang tak bisa disembuhkan dan hal lainnya.
"Untuk 2018 Batanghari peringkat pertama jumlah peternak yang masuk asuransi mencapai ribuan," jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini Disbunnak Batanghari juga tengah memperkuat keterampilan petugas ternak untuk mendukung program di Kabupaten Batanghari. Pada tahun 2019 ini sudah mengirim dua orang petugas ke Malang, dan Bandung.
"Petugas ini nantinya juga akan memperkuat dalam membuat insiminasi buatan (IB) sehingga di BPTB bisa memproduksi ternak yang baik. Jika sudah, maka ternak yang disebar adalah yang berkualitas," jelasnya. (*)