TRIBUNJAMBI.COM - Seorang remaja laki-laki berusia 19 tahun menjadi korban pemerkosaan oleh dua perempuan berusia 22 dan 32 tahun.
Hal ini diketahui setelah remaja tersebut melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian Bulguma, Rusia.
Ya, melansir Dailymail, Kepada polisi, tukang servis hp ini mengaku awalnya mendapat orderan untuk mengerjakan perbaikan sebuah iPhone.
Baca: Begini Perjalanan Cucu Bung Karno, Puan Maharani Hingga Jadi Ketua DPR Wanita Pertama
Baca: Polisi Buntuti Ibu Bidan hingga Masuk Kamar Kontrakan, Kaget Lihat Posisi Istrinya dan Pak Dokter
Baca: Maju di Pilkada Bungo 2020, Mashuri Susul Riduwan Ibrahim Daftar ke PDIP
Remaja yang berprofesi sebagai tukang servis handphone ini kemudian menyanggupi dan datang ke apartemen kedua wanita itu untuk mengambil iPhone yang rusak.
Awalnya semua berjalan dengan normal.
Remaja itu datang dan membawa iPhone rusak tersebut ke rumah untuk ia perbaiki dengan peralatannya.
Namun ketika ia kembali untuk mengembalikan iPhone yang telah ia perbaiki, ia justru dituduh menyebabkan goresan di layarnya.
Baca: Jelang Tour de Singkarak, Pemkab Kerinci Kebut Perbaikan Infrastruktur
Baca: DIPUKULI Senior Selama Lebih Dari 3 Jam, Siswa Alami Tuli Permanen Lantaran Gendang Telinga Pecah
Baca: Tak Mau Nikahi Kekasih Gelap, Deni Tega Mutilasi dan Bakar Khomsatun, Saat Sidang Teteskan Air Mata
Padahal remaja itu mengaku goresan yang ada di layar tersebut sudah ada sejak dia datang mengambilnya.
Kedua perempuan itu pun tidak terima.
Dan alih-alih memberikan uang jasa sevis, keduanya malah menagih remaja itu untuk membayar uang ganti rugi sebesar £38 atau sekitar Rp 660 ribu.
Karena merasa tidak bertanggung jawab atas goresan yang ada di layar iPhone perempuan itu, remaja itu pun menolak membayarnya.
Tapi hal tersebut justru memicu aksi nekat kedua wanita itu dengan memukulnya hingga pingsan.
"Dua wanita itu mulai memukuli remaja itu. Mereka lalu mengikatnya dan memperkosanya menggunakan alat bantu seks," ujar salah satu juru bicara pihak kepolisian.
Selagi pingsan, kedua pergelangan kaki dan tangan remaja itu diikat ke sudut-sudut kasur lalu mereka memperkosanya secara bergantian.
Mereka juga merekam aksinya yang kemudian dijadikan bahan untuk mengancamnya.