Mama Fajar Kaget Bukan Kepalang Intel Densus 88 Sering Main Mobile Legend Bareng Anaknya

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Densus 88

Ternyata, Iron kembali menggunakan seragam polisi. Dia datamg mengenakan seragam polisi lengkap dengan senjata laras panjang di tangannya, wajahnya ditutupi masker hitam. Densus 88 beraksi.

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Ningsih (40) tak pernah menduga bahwa Iron ternyata anggota Densus 88.

Dalam sepengetahuannya, selama ini Iron mengaku bekerja di sebuah cafe.

Sudah tiga bulan ini dia mengetahui pria itu yang ternyata melakukan pengintaian terduga teroris itu.

Aksi penangkapan terduga teroris di Cilincing itu bakal selalu diingatnya.

Kecurigaan Ningsih muncul kala mengetahui kebiasaan yang tak lazim Iron.

Baca Juga

 Pemuda Ini Nekat Merampok Toko Emas Siang Bolong Sampai Densus 88 Turun Tangan,Baca di Sini!

 Jebakan Cantik Sang Polwan Cantik, dari Janjian Bos Pabrik Narkoba hingga Kamar Mandi Hotel

 Polwan Cantik Ngaku Janda, Penyamaran untuk Masuk Warung Kuro-kuro, Anak Buah Tertipu

 VIDEO Aksi Mahasiswa di Gedung DPRD Provinsi Jambi Ricuh, Asap Mengepul

 VIDEO: Gelombang Demonstrasi Seindonesia Ribuan Mahasiswa Turun ke Jalan, di Jateng: Ganjar Mana!

Pria itu setiap tengah malam selalu keluar.

"Jadi dia tengah malam sering nongkrong sendirian di sini sambil megang HP," ucap Ningsih.

Penuturan Ningsih, Iron biasanya duduk di warung yang menghadap ke rumah terduga teroris tersebut.

Melansir kompas.com, sebelum penggerebekan berlangsung kemarin, Ningsih juga mengaku sempat berinteraksi dengan Iron

Pertemuan itu terjadi pagi tadi saat dirinya hendak ke pasar.

Ningsih menjelaskan bahwa Iron mengaku akan pergi ke tukang jahit.

Ternyata, Iron justru kembali menggunakan seragam polisi.

Iron datang dengan mengenakan seragam polisi lengkap dengan sepucuk senjata laras panjang di tangannya.

Wajahnya Iron tampak ditutupi sebuah masker hitam.

"Warga pada bilang ngapain tuh si Iron di situ," ucap Ningsih.

Densus 88 Anti Teror Polri hari ini menggelar olah TKP di kediaman terduga teroris beriniaial E alias AR di wilayah Kandang Roda, Naggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/5/2019) pukul 08.30 WIB. (Yudistira Wanne/Tribun Bogor)

Meski begitu, tidak ada warga yang berani menyapa Iron yang sudah berseragam.

Aktivitas dua bulan terakhir

Tidak ada yang menduga bahwa pria yang sering main voli bareng warga ternyata intel Densus 88.

Selama dua bulan terakhir, pria itu telah biasa di lingkungan itu dua bulan terakhir.

Penyamaran anggota Densus 88 ini membuat warga kaget.

Warga Semper Barat mengaku terkejut ketika melihat seorang pemuda ikut dalam operasi penggeledahan rumah terduga teroris yang ada di Jalan Belibis V, Semper Barat, Jakarta Utara, Senin (23/9/2019).

Pasalnya, pemuda tersebut adalah orang yang biasa mereka temui di lingkungan sekitar selama dua bulan terakhir.

Seorang warga yang menyebut dirinya sebagai Mama Fajar mengatakan, pemuda yang biasa ia temui itu dipanggil warga dengan nama Iron.

Iron mengontrak di lantai dua sebuah indekos yang berada di seberang rumah terduga teroris tersebut.

"Dia itu teman dekat sama anak saya, sering main mobile legend bareng nih di sini," kata Mama Fajar di sebuah warung depan indekos tersebut.

Ibu itu menyebutkan, Iron dikenal baik oleh warga sekitar kampung tersebut.

Dia dikenal sangat ramah dan sering menyapa warga-warga sekitar.

"Dia sering keluar kos kok, kadang pagi suka ketemu kalau beli nasi uduk. Suka nongkrong, main voli sama warga sini juga. Eh tahunya dia anggota ( Densus 88)," ujar Mama Fajar.

Mereka takut mendekat karena cemas bom yang ditemukan di rumah terduga teroris MA (20) di kawasan tersebut meledak.
Adapun MA ditangkap setelah polisi mengembangkan tujuh terduga teroris lain yang ditangkap di Bekasi.

Setelah menangkap Arsad, polisi menggeledah kediamannya dan menemukan sejumlah barang bukti untuk membuat bom.

Ilustrasi Suasana saat Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dan Tim Gegana lakukan penggeledahan yang diduga bahan peledak seberat 30 Kg di kediaman rumah Simanjuntak, Jalan Kutilang, Kelurahan Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan. (Tribun Medan /istimewa)

Bahkan, tim Densus 88 menemukan sebuah bom aktif berjenis TATP berdaya ledak tinggi di kediaman Arsad.

Bom aktif itu langsung diledakkan Polisi di sebuah lahan kosong yang tak jauh dilokasi mengingat bom tersebut sangat sensitif.

Wanita penjinak bom

Gegana Brimob, pasukan khusus Polri yang menangani kejahatan dengan tingkat bahaya tinggi sering dikaitkan dengan profesi kaum laki-laki.

Melansir Tribunjogja.com, pasukan yang dibentuk pada 1974 ini baru menempatkan seorang polisi wanita (polwan) pada 1990, atau 17 tahun setelah pasukan itu berdiri.

Wanita pertama yang masuk Brimob kala itu beranggotakan empat polwan dan ditempatkan di pasukan Gegana.

Saat memasuki Gegana, mereka masih berusia 20 tahunan.

Keempat wanita gagah berani itu adalah Ina Rochmatin (22), Atanasia Tri Basuki (21), Serda Sayekti (20) dan Reny Irawati (20).

Sebagai wanita, tentu saja menjadi anggota Gegana Brimob tidak mudah. Sebab latihan fisik dan tantangan lainnya pun lebih berat dari kepolisian pada umumnya.

Apalagi Gegana Brimob ditugaskan untuk berurusan dengan bom, radio aktif, bahan kimia dan perlawanan teror.

"Kalau sudah masuk Brimob, hidup mati kami hanya untuk Brimob. Kami memang sudah teken kontrak mati," kata Ina Rochmatin yang saat itu berpangkat Sersan Dua seperti dikutip dalam Harian Kompas edisi 1 September 1991 di artikel "Empat Polwan Brimob Pertama Di Indonesia: "Kami Sudah Teken Kontrak Mati".

Ina dan ketiga rekannya mengikuti pendidikan dasar bintara Brimob Jawa Timur dengan rutinitas 60 persen latihan di lapangan.

Briptu Rachel ()

Pendidikan lapangan itu berupa halang rintang lanjutan (merayap, melompat jurang), lintas alam (mendaki gunung, melewati sungai dan gua),

survival (bertahan di hutan selama dua hari), escape (menuruni puncak gunung dan berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer), turun tambang dari helikopter dan renang militer sejauh tiga mil.

Awalnya keempat Polwan itu menempuh pendidikan di Sekolah Bintara Polwan Ciputat dan nilai mata pelajaran menembak mereka masuk dalam kategori "kelas satu".

Pimpinan Polri yang melihat itu akhirnya menempatkan mereka pada Detasemen Gegana Brimob Polri.

Setiap anggota Brimob sudah teken kontrak tetap mengabdi selama 15 tahun di Brimob, sebelum mereka bisa pindah ke polisi umum.

Dalam hal ini, juga berlaku bagi wanita.

Dalam tugas lapangan, polwan-polwan Gegana Brimob ini dituntut mampu mennjinakan bahan peledak, perlawanan teror, SAR (search and rescue),

Dakhura (menghalau kerusuhan massal dengan tameng dan tongkat) dan Resmob (Reserse Mobil).

Jika sedang tidak bertugas mereka dijadikan sebagai staf Pusbrimob, staf operasi, personel maupun logistik.

Seluruh rintangan itu mungkin membuat orang ragu, namun keempat polwan itu berhasil membuktikannya.

Briptu Rachel

Salah satu sosok terkenal polwan Gegana Brimob era kini adalah Christeel Racheltania Philip atau biasa disapa Briptu Rachel.

Rachel ikut menjadi sorotan pada kerusuhan di Mako Brimob pada 2018 lalu karena ia satu-satunya perempuan dalam tim itu.

Itulah kisah penyamaran polwan dan polisi yang tak disangka warga.

FOLLOW IG Tribunjambi.com.

 Mahasiswa Jebol Gerbang Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Sambil Bernyanyi Ganjarnya Mana

 Terdengar Tiga Kali Letusan di Kompleks Kantor Gubernur Jambi, Beberapa Mahasiswa Pingsan

 Sampai Denny Cagur Ngelus Dada, Nikita Mirzani Viralkan Video Remaja Pesantren Pukuli Anak Lainnya

 Dikatain Goblok, Jerinx SID Buru Nikita Mirzani di Bali Sampai Lakukan Hal Tak Terduga Seperti Ini

 Terungkap Motif Pembunuhan Briptu Fauzi, Pengakuan Kakak Adik yang Buron 8 Tahun Setelah Diringkus

Berita Terkini