Pasukan TNI sebenarnya meminta bantuan evakuasi setelah Prada Usaman tertembak.
Namun, proses evakuasi terkendala karena satu-satunya sarana angkutan menuju ke lokasi hanya dengan helikopter.
Menurut Aidi, cuaca di wilayah Nduga sedang turun hujan, sehingga proses evakuasi tidak dapat dilaksanan hingga Sabtu malam.
Rencananya, evakuasi akan dilanjutkan besok.
Baca: VIDEO Kasus Olahraga Ektrem Memakan Korban, Tali Bungee Jumping Putus dari Ketinggian 100 M, Terekam
Bukan yang pertama
Dalam kurun waktu satu tahun, wilayah Kabupaten Nduga, Papua, merupakan daerah yang tidak aman dikunjungi.
Kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya kerap kali membuat kekacauan, hingga memakan korban jiwa.
Bukan hanya mengganggu keamanan masyarakat, mereka juga mengganggu sejumlah pekerjaan pembangunan.
Khususnya proyek starategis pemerintah pusat, yakni pembangunan Jalan Trans Papua, yang akan menghubungkan antar kabupaten di Provinsi Papua.
Menurut Aidi, kelompok separatis tersebut tercatat pernah melakukan pembantaian warga sipil.
Mereka juga pernah menembak pesawat yang menjadi sarana angkutan utama bagi rakyat Nduga.
Kemudian, kelompok tersebut juga melakukan pemerkosaan dan penganiayaan terhadap sejumlah guru dan tenaga medis di Mapenduma.
Selain itu, beberapa waktu lalu mereka melakukan pembantaian secara sadis terhadap puluhan pekerja jembatan karyawan PT Istaka Karya.
Bahkan, mereka menyerang Pos TNI yang mengakibatkan anggota TNI gugur dan luka-luka.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kronologi Penembakan Satu Anggota TNI yang Gugur di Nduga dan dengan judul: Kontak Senjata, TNI Sebut Ada Kelompok Separatis Terluka di Nduga