Selain Ismail, ada juga Abdul Rajab (62), pemilik warung kelontong di lokasi sama yang juga menjadi korban penjarahan saat kericuhan dua hari lalu.
Namun, saat ini Rajab sedang tak berada di kiosnya.
Hanya ada seorang karyawannya yang sedang membenahi lemari kaca yang pecah karena dirusak massa.
Andri (28), karyawan Rajab menyebutkan, kaca lemari etalase pecah, kulkas pecah, dan isinya dijarah habis oleh massa saat kericuhan itu.
"Rokok, minuman dingin, semua dagangan diambil, ada uang tunai juga. Saya lari, takut. Banyak sekali massa," kata Kuple, sapaan akrab Andri yang sudah lima tahun bekerja di warung Rajab.
Pria asal Sukabumi, Jawa Barat itu mengaku baru pertama kali ini mengalami situasi ricuh yang membuatnya harus terkena gas air mata.
"Sebenarnya warung sempat buka pada Rabu (22/5). Dari jam 12 siang sampai tujuh malam (19.00 WIB). Warung tutup, saya jaga saja. Jam 12 malam (24.00 WIB) ricuhnya," katanya.
Kuple mengetahui sang majikan baru saja bertemu Presiden Jokowi, namun tak mengetahui hasil pertemuan itu secara persis.
"Iya, tadi (Rajab) ketemu Pak Presiden. Enggak tahu gimana tadi. Orangnya juga sudah pulang, rumahnya di Depok," katanya.
Pengamatan Kompas.com (jaringan Surya.co.id) Ismail dan Rajab, mendatangi Istana Jumat (24/5/2019) sekitar pukul 15.45.
Sekitar lima menit kemudian, keduanya pun diterima Presiden Jokowi di Ruangan Jepara.
"Siap, Pak Presiden," Rajab menyapa pertama. Ia bersikap hormat ke arah Jokowi, kemudian menyalaminya.
Ismail yang berhadapan dengan Jokowi setelahnya menyapa, "Selamat sore, Pak," lalu bersalaman.
Presiden Jokowi bertanya bagaimana kronologis hancurnya barang dagangan oleh massa.
"Bukannya itu jauh ya dari massa?" tanya Jokowi.