BRT ini akan dilengkapi CCTV, free wifi, dan berbasis online untuk pelayananan semisal pembayaran secara nontunai.
"Jadi tinggal pesan online dengan aplikasi yang akan segera dibuat, lalu berjalan menuju angkot yang ada, kemudian diantar ke BRT. Penumpang juga tidak akan menunggu terlalu lama karena dalam aplikasi tersebut sudah tersedia peta, sehingga penumpang tinggal melihat peta berapa lama lagi angkot atau BRT akan tiba," kata Saleh Ridho.
Menurutnya pembaruan sistem dan cara seperti ini agar masyarakat bisa pindah dari akses angkutan pribadi ke angkutan umum.
"Kalau tidak ada pembaruan angkutan umum begitu, maka masyrakat akan sulit berpindah," katanya.
Pengamat perkotaan yang juga akademisi di Unbari, Soni Pratomo menilai angkutan massal semisal BRT Kota jambi memang merupakan salah satu cara untuk mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
“Tapi BRT harus diperjelas, misal ke mana saja koridor serta trayek yang akan dilalui. Masalah pembayaran dan pemesanan secara online itu hanya sekadar cara. Nilai yang terpenting adalah ke mana tujuan dari BRT tersebut,” katanya.
baca juga
Baca: Lima Armada Baru Trans Siginjai, Bakal Segera Beroperasi, Tinggal Menunggu STNK
Baca: Dishub Akan Ujicoba Koridor 2 Trans Siginjai, Rute Sengeti-Bandara Sultan Thaha
Baca: Begini Jalur BRT yang Akan disiapkan Sebelum Lebaran Ini, Tarif akan Menyesuaikan
Terlebih menurutnya, saat ini juga sudah beroperasi Bus Trans Siginjai. Karena itu ia menyarankan Pemkot dan Pemprov Jambi perlu duduk bersama.
“Sehingga BRT ini benar-benar hadir untuk mengatasi problem kemacetan di Kota Jambi,” sebutnya.
Menurut Saleh Ridho pihak memang akan mengajak Dishub Provinsi Jambi untuk duduk bersama membicarakan koridor saat ini.
"Apa pindah koridornya, atau seperti apa nanti kita bahas. Karena untuk jalur lingkar rencananya kita akan mengajukan bus besar ke pusat, dengan jalur koridor yang berbeda dengan jalur kota," jelasnya. (may)