TRIBUNJAMBI.COM – Dinas Perhubungan Kota Jambi sedang menggodok rencana pengoperasian moda angkutan massal berupa bus rapid transit atau BRT Kota Jambi.
BRT Kota Jambi ini rencananya akan terintegrasi dengan angkutan kota (angkot) dan pengopreasiannya berbasis online.
BRT Kota Jambi akan menggunakan capsule bus dengan kapasitas 14 tempat duduk (seat).
Kepala Dinas Perhubungan (dishub) Kota Jambi Saleh Ridho Kamis lalu menyampaikan sejumlah rencana keberadaan BRT ini.
Soal rute misalnya, BRT akan ada di jalur lingkar dan jalur dalam kota.
Untuk tahap awal, masih di dalam kota. Sementara untuk jalur lingkar baru akan mengajukan bus ke pihak kementrian.
"Kalau jalur dalam kota sudah ada investasi dari pihak swasta yakni berupa bus sebanyak 5 sampai dengan 6 unit bus dengan kapasitas 14 seat," kata Saleh Ridho.
Ia mengklaim meskipun BRT Kota Jambi akan hadir, keberadaan angkot tidak akan mati. Alasannya, angkot akan mejadi penghubung ke koridor BRT dalam kota.
"Sehingga ada konektivitas antara dengan bus yang ada,” ujarnya.
Wali Kota Jambi Syarif Fasha menerangkan pihaknya saat ini masih membuat jalur koridor serta membahas tarif.
Pemkot juga, kata dia, sudah menjajaki kerja sama dengan pihak swasta.
"Untuk awal ini akan dibuka 5 sampai dengan 6 koridor, di mana saja lokasi penjemputan," kata Fasha.
baca juga
Baca: TRIBUNWIKI - Profil Gubernur Fachrori Umar dan Daftar Gubernur Jambi Dari Masa ke Masa
Baca: TRIBUNWIKI - Zumi Zola dan 23 Tokoh yang Terima Gelar Adat Lembaga Adat Melayu Jambi
Baca: TRIBUNWIKI - Hubungan Soekarno dan Dukun Sakti Marga Serampas Jambi, Dikasih Mobil Tapi Minta Radio
Syarif Fasha menargetkan ada 100 bus yang tersedia agar BRT Kota Jambi ini terus berkembang. Namun menurutnya sebelum Lebaran akan hadir 5 bus sebagai percobaan.
"Saat ini bus masih dipesan di karoseri, kalau tidak terkejar paling lambat awal Juli sudah bisa diakses," katanya.
BRT ini akan dilengkapi CCTV, free wifi, dan berbasis online untuk pelayananan semisal pembayaran secara nontunai.
"Jadi tinggal pesan online dengan aplikasi yang akan segera dibuat, lalu berjalan menuju angkot yang ada, kemudian diantar ke BRT. Penumpang juga tidak akan menunggu terlalu lama karena dalam aplikasi tersebut sudah tersedia peta, sehingga penumpang tinggal melihat peta berapa lama lagi angkot atau BRT akan tiba," kata Saleh Ridho.
Menurutnya pembaruan sistem dan cara seperti ini agar masyarakat bisa pindah dari akses angkutan pribadi ke angkutan umum.
"Kalau tidak ada pembaruan angkutan umum begitu, maka masyrakat akan sulit berpindah," katanya.
Pengamat perkotaan yang juga akademisi di Unbari, Soni Pratomo menilai angkutan massal semisal BRT Kota jambi memang merupakan salah satu cara untuk mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
“Tapi BRT harus diperjelas, misal ke mana saja koridor serta trayek yang akan dilalui. Masalah pembayaran dan pemesanan secara online itu hanya sekadar cara. Nilai yang terpenting adalah ke mana tujuan dari BRT tersebut,” katanya.
baca juga
Baca: Lima Armada Baru Trans Siginjai, Bakal Segera Beroperasi, Tinggal Menunggu STNK
Baca: Dishub Akan Ujicoba Koridor 2 Trans Siginjai, Rute Sengeti-Bandara Sultan Thaha
Baca: Begini Jalur BRT yang Akan disiapkan Sebelum Lebaran Ini, Tarif akan Menyesuaikan
Terlebih menurutnya, saat ini juga sudah beroperasi Bus Trans Siginjai. Karena itu ia menyarankan Pemkot dan Pemprov Jambi perlu duduk bersama.
“Sehingga BRT ini benar-benar hadir untuk mengatasi problem kemacetan di Kota Jambi,” sebutnya.
Menurut Saleh Ridho pihak memang akan mengajak Dishub Provinsi Jambi untuk duduk bersama membicarakan koridor saat ini.
"Apa pindah koridornya, atau seperti apa nanti kita bahas. Karena untuk jalur lingkar rencananya kita akan mengajukan bus besar ke pusat, dengan jalur koridor yang berbeda dengan jalur kota," jelasnya. (may)