Namun upaya pemberantasan korupsi tidak boleh tebang pilih, yakni menjadikan satu pihak sebagai sasaran dengan berbagai OTT dan melindungi pihak lain akibat adanya 'orang kita' di KPK.
Dua kasus OTT terakhir yang dilakukan KPK terhadap partai pendukung koalisi Jokowi, kata dia, makin mengindikasikan kebenaran adanya 'orang kita' di KPK.
"Untuk itu pimpinan KPK harus menjelaskan adanya indikasi 'orang kita' ini, yang membuat KPK tidak netral di Pilpres 2019. Mengingat Novel adalah mantan penyidik Polri dan mengingat cukup banyaknya penyidik kepolisian di KPK, institusi Polri perlu juga mengusut isu 'orang kita' ini hingga diketahui seberapa banyak penyidik kepolisian terlibat dalam isu 'orang kita'," jelas Neta.
"Dengan demikian Polri bisa menarik semua anggotanya yang terlibat dalam isu 'orang kita' di KPK, atau Polri bisa menghentikan sementara semua kegiatan penyidiknya di KPK sepanjang proses Pilpres 2019 ini agar netralitas Polri terjaga dan penyidik Polri di KPK tidak diperalat untuk menghabisi satu kelompok politik tertentu dan melindungi kelompok politik lainnya," tukasnya.
Siapa sebenarnya Novel Baswedan?
Melansir informasi di wikipedia, Kompol (Purn) Novel Baswedan lahir di Semarang, Jawa Tengah, 22 Juni 1977.
Novel merupakan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dia merupakan keluarga dari tokoh sejarah Indonesia.
Jangan Ngeres! Deretan Artis Cantik & Seksi Ini Dikira Tak Mengenakan Pakaian Dalam, Warganet Kaget!
Cara Login Pendaftaran UTBK Gelombang II untuk SBMPTN 2019, Terakhir Hari Ini
ABG 15 Tahun Diperkosa 3 Kakak Kandung di Tempat Ibadah, Disumpah Kitab Suci Agar Bungkam
Kakeknya merupakan anggota BPUPKI, Abdurrahman Baswedan.
Novel juga merupakan sepupu dari Anies Baswedan.
Saat ini, Novel Baswedan memiliki istri Rina Emilda.
Perjalanan karier Novel di Kepolisian RI, diawali dari Akademi Kepolisian.
Novel lulus pada 1998.
Setahun kemudian bertugas di Bengkulu hingga 2005.
Pada 2004, Novel menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu berpangkat Komisaris.