Haris Hasanuddin disebutkan pernah menyetor duit Rp 250 juta kepada Romy.
Sebelum diangkat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur, selain Pjs, Haris Hasanuddin juga sempat menjabat Haris Hasanuddin juga sempat menjabat Kepala Kantor Kemenag RI Kabupaten Gresik dan Kepala Kantor Kemenag RI Kota Surabaya.
Soal dugaan suap dalam pengisian jabatan Rektor UIN Alauddin, nilainya uang suap diminta jauh lebih tinggi, Rp 5 miliar.
Andi Faisal Bakti Menang
Awalnya, Andi Faisal Bakti menang dalam pemilihan Rektor UIN Alauddin pada putran pertama, 7 Agustus 2014.
Dia berhasil menang telak, mengantongi 25 suara dari 26 anggota senat UIN Alauddin yang hadir memilih.
Hanya 1 suara yang batal.
Sebenarnya, ada 4 calon Rektor UIN Alauddin mengikuti pemilihan, namun 3 rival Andi Faisal Bakti gagal meraih suara 1 pun.
Ketiga rival Andi Faisal Bakti, yakni Musafir Pababari, Arifuddin Ahmad, dan Mardan.
Suara ketiganya 0.
Walau menang, namun Andi Faisal Bakti harus gigit jari.
Diganjal Aturan
Hasil pemilihan Rektor UIN Alauddin yang memenangkan dirinya dianulir karena dianggap tidak sesuai Statuta UIN Alauddin yang baru, yang terbit bertepatan dengan hari pemilihan.
Berdasarkan statuta baru, anggota senat yang tidak aktif di UIN Alauddin dianggap tak memiliki hak suara, sementara Andi Faisal Bakti meraup banyak suara dari anggota senat yang tidak aktif.
Menurut Mahfud MD pada talkshow ILC TV One, tadi malam, Andi Faisal Bakti tak diangkat sebagai Rektor UIN Alauddin karena diganjal aturan soal harus aktif di UIN Alauddin minimal 6 bulan terakhir, sementara dirinya sebelum pemilihan Rektor UIN Alauddin aktif di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.