Dibocorkan Mahfud MD, Andi Faisal Bakti Diminta Rp 5 Untuk Jadi Rektor UIN, Begini Intervensi Menag
TRIBUNJAMBI.COM - Nama Andi Faisal Bakti mencuat jadi perbincangan pasca ILC TV One bertema OTT Romy, Ketua Umum PPP: Pukulan Bagi Kubu 01? Selasa (19/3/2019) tadi malam.
Oleh Prof Mahfud MD Andi Faisal Bakti diduga diminta menyogok uang Rp 5 miliar untuk jabatan Rektor UIN Alauddin Makassar.
Tribunjambi.com melansir dari Tribun Timur, diduga terjadi upaya suap dalam proses pemilihan Rektor Universitas Islam Negeri atau Rektor UIN Alauddin Makassar., Rp 5 miliar.
Kursi Rektor UIN yang kini diduduki Musafir Pababari diduga seharga Rp 5 miliar.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD mengatakan, seorang mantan calon Rektor UIN Alauddin Makassar, Andi Faisal Bakti sempat dimintai membayar (menyogok) Rp 5 miliar agar bisa menduduki jabatan Rektor UIN Alauddin.
Andi Faisal Bakti adalah pemenang atau peraih suara terbanyak pada pemilihan Rektor UIN Alauddin yang berlangsung, 7 Agustus 2014.
Baca: ILC Tadi Malam - Selain Andi Faisal Bakti Menang Pemilihan Rektor, Mudjia Rahardjo Juga Tak Dilantik
Baca: Siapakah Andi Faisal Bakti? Mahfud MD Beberkan Gagal Dilantik Dua Kali Jadi Rektor UIN Jakarta
Namun, hasil pemilihan dianulir hingga Andi Faisal Bakti batal dilantik.
Hal itu diungkapkan Mahfud MD melalui talkshow politik hukum Indonesia Lawyers Club ( ILC) yang ditayangkan stasiun televisi TV One, Selasa (19/3/2019).
ILC, tadi malam, bertema OTT Romy, Ketua Umum PPP: Pukulan Bagi Kubu 01?
Mengulas soal penangkapan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy atau Romy oleh petugas Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) dalam kasus suap pengisian jabatan di lingkup Kementerian Agama ( Kemenag) RI.
Romy ditangkap, Jumat (15/3/2019), bersama dengan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur, Haris Hasanuddin dan Kepala Kantor Kemenag RI Kabupaten Gresik, Muhammad Muafaq Wirahadi.
Penangkapan mereka terkait dengan suap dalam pengisian jabatan tinggi di lingkup Kemenag RI.
Haris Hasanuddin sebelumnnya hanya Pjs Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur, lalu definitif menjabat mulai 5 Maret 2019.
Namun, baru 10 hari menjabat Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur, Haris Hasanuddin dicokok petugas KPK, Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur.