TRIBUNJAMBI.COM - Kamis dini hari (14/3) WIB atau pukul 1 siang waktu Amerika Serikat, jejaring sosial Facebook, Instagram, dan WhatsApp mengalami server down.
Para pengguna tidak bisa memakai tiga platform tersebut atau setidaknya mengalami gangguan saat mengakses fitur-fitur pada platform tersebut.
Sebagai misal, fitur-fitur utama seperti Instagram Stories, direct message, dan tombol untuk mempublikasi konten baru juga tidak bisa digunakan.
Sejumlah berita menyebutkan server Facebook dkk down karena serangan DDoS.
DDoS sendiri merupakan kependekan dari Distributed Denial of Service.
Baca: Diduga Instagram dan Facebook Down karena Serangan DDoS, Begini Penjelasan Tim Mark Zuckerberg
Baca: FB LIVE Prabowo Subianto di Jambi, Ribuan Orang Menyambut Arak-arakan Mobil
Baca: Semangat dari Gading Marten untuk Gisella Anastasia saat Dapat Cibiran Warganet
Serangan model seperti ini sangat populer di kalangan hacker.
Dilansir dari Wikipedia, serangan DoS (denial-of-service attacks) adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar
Secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut.
Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut.
Baca: Ini Dia! KKB Papua Paling Ditakuti Pimpinan Lekagak Telenggen, Presiden Jokowi Kirimkan 7 Ribu TNI
Baca: Promo Spesial Diler Hino di Tembesi, Hadir di Depan RM Singgalang, 13-15 Maret 2019
Baca: Diduga Instagram dan Facebook Down karena Serangan DDoS, Begini Penjelasan Tim Mark Zuckerberg
Membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding.
Membanjiri jaringan dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host sehingga request yang datang dari pengguna terdaftar tidak dapat dilayani oleh layanan tersebut.
Teknik ini disebut sebagai request flooding.
Mengganggu komunikasi antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan perusakan fisik terhadap komponen dan server.
Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang terdapat di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP).
Serangan-serangan lainnya akhirnya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang terdapat di dalamsistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan mengalami crash.
Baca: FB LIVE Prabowo Subianto di Jambi, Ribuan Orang Menyambut Arak-arakan Mobil
Baca: Laga Persahabatan Kodim 0417/Kerinci vs Pemkot Sungai Penuh, Hujan Gol, Hasilnya tak Ada yang Menang
Baca: SEBELUM Dibunuh, Wanita Ini Disiksa di Bagian Payudaranya dengan Cara Mengerikan: Korban Dirudapaksa
Beberapa tool yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di antaranya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop.
Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering dilakukan.
Hal ini disebabkan karena jenis serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) membutuhkan penetrasi jaringan terlebih dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi jika sistem jaringan tersebut telah diperkuat.
Baca: SEBELUM Dibunuh, Wanita Ini Disiksa di Bagian Payudaranya dengan Cara Mengerikan: Korban Dirudapaksa
Baca: Rekan Aisyahrani Ingin Menjambaknya, Nikita Mirzani Emosi: Gue Bongkar Aib Lu! Kakak Lu Kejang!