Kisah heroik Kopassus
Kopassus Garuda 3 di tahun 1961 sebelumnya melakukan aksi heroik di Kongo. Hubungan interaksi antara pasukan Konga III dengan pasukan perdamaian negara lain terjalin sangat erat.
Mereka terdiri dari pasukan perdamaian Filipina, India dan bahkan dari Malaysia yang pada tahun 1962 Indonesia sedang gencar-gencarnya menyerukan konfrontasi Ganyang Malaysia dikobarkan, tapi di bawah bendera PBB sikap tersebut hilang karena profesionalitas personel Konga III.
Kontingen pasukan perdamaian India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya di UNOC dan terorganisir dengan baik, sedangkan pasukan Garuda hanya berkekuatan kecil akan tetapi mampu melakukan taktik perang gerilya dengan baik.
Bukan hanya soal perang melulu, Konga III juga mengajarkan masyarakat setempat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang berada di sekitar mereka untuk dijadikan makanan, seperti cara mengolah daun singkong sehingga enak dimakan.
Suatu hari, terjadi serangan mendadak di markas Konga III yang dilakukan oleh pemberontak yang diperkirakan berkekuatan 2000 orang.
Lihat Pusar mu, Bisa Prediksi Kepribadian Dari Bentuk Pusar
Bismillah Aku Menerima Lamaranmu @reinobarack Postingan Pertama Instagram Syahrini
Kado Paris Hilton untuk Syahrini Bikin Heboh, Ternyata Tahu Seluk Beluk Asmara Princess dan Reino
Markas Konga III dikepung oleh para pemberontak tersebut.
Tembak menembak terjadi dari jam 24.00 malam hingga dini hari,.
Tidak ada pasukan Garuda yang meninggal pada kejadian itu, hanya beberapa luka ringan dan segera ditangani oleh tim medis.
Sedangkan para pemberontak setelah melakukan serangan itu langsung mundur ke wilayah gurun pasir yang gersang.
Tak mau berdiam diri saja, seluruh pasukan perdamaian di Kongo dari semua negara peserta langsung melakukan rapat koordinasi untuk melakukan pengejaran terhadap gerombolan pemberontak.
Hasilnya, dibentuk tim berkekuatan 30 orang yang berasal dari RPKAD/Koppasus untuk melakukan pengejaran hingga ke markas pemberontak sekalipun.
Raut wajah bersemangat tinggi berkobar di tiap-tiap personel prajurit RPKAD yang terpilih untuk melakukan pengejaran itu.
Iringan doa dari semua pasukan perdamaian menyertai ke 30 prajurit itu karena mereka akan berada di wilayah yang disebut "no man’s land" alias wilayah tak bertuan.
Itu merupakan daerah terlarang bagi pasukan PBB, karena di kawasan itu pasukan dari india pernah ditembaki sampai habis tak bersisa.