Datang Mengendap-endap, Tahu-tahu Musuh Hancur, Kopassus Pakai Sandi Rahasia Remeh Temeh

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sat-81 Kopassus.

Meski terdengar remeh-temeh, namun saat prajurit Kopassus yang terlibat misi rahasia mendengar kata sandi diucapkan, langsung siap. Apa saja kata sandi itu?

TRIBUNJAMBI.COM - Dalam setiap operasi, tim intelijen tempur Kopassus menggunakan sandi rahasia.

Kata sandi itu digunakan untuk mendukung kerja-kerja rahasia Kopassus, untuk memverifikasi identitas.

Menariknya dalam operasi Komando Pasukan Khusus, kata-kata yang dipilih untuk dijadikan sandi terkadang hal-hal yang terdengar remeh-temeh.

Nah, saat seorang prajurit Kopassus mendengar kata sandi itu diucapkan, langsung menjawab "siap".

Dalam Kopassus, ada tim kecil intelijen tempur yang kerap menggunakan sandi, yaitu personel Nanggala.

Tim ini berada di bawah organisasi (military order) Pasukan Sandiyudha ( Kopassandha).

Tentang Kopassandha:

  • Nama lengkap: Komando Pasukan Sandi Yudha
  • Pemberian nama: 17 Februari 1971
  • Operasi: Operasi di Timor Timur, angkatan utama pertama yang tiba di Dili pada 1975, mmeburu tokoh Fretelin.
  • Operasi pembebasan sandera pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways, dll.
  • Perubahan nama: Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus atau Kopassus, pada 26 Desember 1986.

Nama besar Kopassus membuat masuh menjadi gentar di saat harus berurusan dengan pasukan baret merah ini.

Mulai dari pertempuran hingga intelijen, Kopassus memiliki kemampuan tersebut.

Baca Juga:

 Misi 16 Prajurit Kopassus di Lembah X, Bongkar Fakta Tentang Suku Kanibal di Papua

 Model Cantik Anggia Chan Lengket ke Vicky Prasetyo, Paparkan Sosok Pria yang Taat Salat 5 Waktu

 Apa yang Dimaksud Layanan Plus Vanessa Angel? Ternyata Begini Caranya Saling Tukar

 Komandan Kopassus Hilang 18 Hari di Hutan Papua, Ternyata Alami Hal Tak Masuk Nalar

Intelijen ini kerap diturunkan terlebih dahulu sebelum dimulainya operasi.

Satu di antara kisah kehebatan intelijen Kopassus, saat digelar operasi Dwikora.

Dalam legenda Kitab Mahabarata dikenal adanya pusaka ampuh bernama Nanggala.

Pusaka ini merupakan tombak bergagang pendek yang sangat ampuh, milik Prabu Baladewa dari Kerajaan Mandura.

Jika Nanggala digunakan, misalnya ditancapkan ke bumi, maka akan segera terjadi gempa dahsyat yang luar biasa.

Terinspirasi kehebatan senjata ini, Danjen Kopassus Brigjen TNI Yogie Soewardi Memed atau lebih dikenal sebagai Yogie S Memed (1975) kemudian menggunakan "Nanggala" sebagai nama tim kecil intelijen Kopassus.

Sebagai tim kecil intelijen Kopassus, personel Nanggala berada di bawah organisasi (military order) Pasukan Sandiyudha (Kopassandha).

Satuan Gultor 81, Pasukan Siluman Milik Kopassus (solarconflict.com)

Sejak itulah, seluruh operasi Sandiyudha (intelijen tempur) dalam bentuk tim-tim kecil diberi nama sandi Nanggala.

Tanpa seremonial

Proses pembentukan tim pun berjalan alami. Tidak memakai acara pelantikan atau seremoni tertentu.

Dalam setiap operasinya, tim-tim kecil Nanggala kerap menamai timnya justru dengan nama-nama yang tidak sangar.

Kadang menggunakan kata sandi nama seorang wanita seperti Susi, Tuti, Umi, dan lainnya.

Maka tidak mengherankan jika Tim Susi yang saat itu tengah mengendap-endap di Timor Timur langsung saja diputuskan menjadi Nanggala 2.

Ceritanya bermula pada Mei 1975, ketika Brigjen Yogie S Memed berniat mengirim tim intelijen tempur ke Timor Timur.

 Pramugari Garuda Indonesia Pacaran dengan Anggota Kopassus, Sang Suami Akhirnya Jadi Jenderal TNI

 Mayor Umar Nekat Minum Air Aneh Suguhan Warga, Kisah Kopassus Jinakkan 3.000 Pemberontak Sudan

 Ganasnya Pasukan Siluman Kopassus yang Bernama SatGultor, Danjen Kopassus Cantiasa Jadi Jebolannya

Ketika perintah diturunkan, Tim Karsayudha grup 4 atau Tim Susi di bawah pimpinan Kapten Inf Yunus Yosfiah yang semula akan ditunjuk, telah berangkat ke Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) dua bulan sebelumnya.

Satu Karsayudha lainnya juga telah diberangkatkan ke Irian Jaya.

Agar tidak bertele-tele, Tim Susi diputuskan sebagai Nanggala 2 dan Karsayudha yang beroperasi di Irian Jaya diberi kode Nanggala 1.

Jauh sebelumnya, dalam Perjuangan Pembebasan Irian Barat Agustus 1962.

RPKAD telah menyusupkan para pasukan komandonya untuk menyusup di sebelah barat Hollandia (Jayapura).

Mereka dikirim menggunakan kapal selam kelas Whiskey buatan Soviet milik ALRI.

Guna mendukung kebutuhan Kolonel Inf Dading Kalbuadi sebagai Komandan Operasi Flamboyan dalam melancarkan operasi intelijen tempur di Timtim, Brigjen TNI Yogie, lagi-lagi membentuk tim intelijen tempur bernama Nanggala.

Terbentuklah Nanggala 3 (Tim Tuti) dan Nanggala 4 (Tim Umi). Masing-masing dipimpin Mayor Inf Tarub dan Mayor Inf Sofian Effendi.

Anggotanya dihimpun dari Grup 4 di Cijantung. Jadi, baik Nanggala 1, 2 maupun 3 telah beroperasi di Timtim sejak sebelum dimulainya Operasi Seroja yang merupakan operasi militer terbuka.

Grup 1 dibawah pimpinan Letkol Inf Soegito, yang melaksanakan serbuan linud di Dili 7 Desember 1975.

Sedangkan Grup 1 dipimpin Mayor Inf Kuntara, Wakil Komandan Grup 1 yang melakukan kegiatan intelijen dari perbatasan Timtim sejak September 1975, adalah Nanggala 5.

Nanggala 6 Grup 2 dari Magelang, bertugas melakukan pembersihan di sekitar Dili.

Nanggala 7 dioperasikan di Kalimantan Barat, semntara Nanggala 8 diterjunkan di Suai tanggal 4 Februari 1976.

Jika Nanggala 10 sampai 13 dioperasikan di Timtim, Nanggala 9, 14 dan 20 dioperasikan di Irian Jaya.

Mayor Inf Sofian Effendi memimpin Nanggala 16 di Aceh yang kemudian disusul Nanggala 27 dipimpin Kapten Inf Sutiyoso.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (net)

Salah satu peran penting Nanggala 28 pimpinan adalah mengoordinasikan pasukan yang beroperasi di Maubessie Kecil, Sektor Tengah.

Dalam penyergapannya, Nanggala 28 berhasil menewaskan Nikolau Lobato, Presiden Republik Demokrasi Timor Leste pada tanggal 30 Desember 1978.

Sehubungan pengejaran Nikolau Lobato, sebelumnya telah dibentuk batalion Parikesit yang merupakan batalion gabungan.

Anggotanya terdiri dari satu kompi Para Komando TNI AD, satu kompi Marinir TNI AL dan satu kompi Komando Pasukan Gerak Tjepat TNI AU.
Seluruhnya menggunakan senapan AK-47.

Tujuan pembentukan batalion untuk melancarkan operasi mobil udara di Sektor Tengah guna menutup kemungkinan Lobato lolos dari pengepungan.

Untuk memantapkan integrasi antar ketiga angkatan, mereka melakukan latihan bersama selama satu minggu di Batujajar, Bandung.

Sat-81 Gultor Kopassus (IST)

Batalion Parikesit tiba di Laklobar dan Soibada sebagai pangkal tolak operasi mobil udara pada 14 Desember.

Operasi mobil udara menggunakan dua helikopter SA-330 Puma TNI AU dengan daya angkut 19 pasukan dan tiga awak pesawat.

Pergantian Nanggala

Tapi keberadaan tim Nanggala yang sangat lekat dengan sosok Yogie S Memed, keberadaannya tidak bertahan lama di jajaran Kopassus.

Seiring digantinya Brigjen TNI Yogie SM (1975-1983) dengan Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar (1983-1985) berakhir pula pemakaian nama Nanggala.

Fungsi Nanggala saat ini diambil-alih Satuan 81 (Sat-81) Penanggulangan Teror (Gultor) atau Grup 3 Sandi Yudha. (A. Winardi)

Kisah-kisah tentang Kopassus dan pasukan elite TNI dapat dibaca di Tribunjambi.com.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

 Inilah Model Cantik yang Kena Pepet Vicky Prasetyo, Anggia Chan Ngaku Siap Dinikahi

 Ini Kata Ahok BTP Soal Rencana Pernikahannya, Bagaimana Soal Seruan Rujuk dengan Veronica Tan?

 Peneliti Temukan Obat Baru Yang Efektif Sembuhkan Kanker Stadium Lanjut

 Minat Jadi Prajurit TNI? Catat Jadwal Lengkap Rekrutmen TNI AD 2019, Selengkapnya di-tni.mil.id

 Pasukan Intelijen Tempur Super Rahasia di Dunia, Ada Nama Satuan dari Indonesia

Berita Terkini