Matinya dua hewan dilindungi, yaitu harimau Sumatera dan singa di Taman Rimba Jambi menyentak publik. Ironisnya, kedua hewan yang jadi penghuni tempat wisata tersebut mati dalam waktu relatif berdekatan.
Dalam rentang waktu yang amat berdekatan, Ayu, seekor harimau Sumatera menemui ajalnya pada Sabtu (26/1).
Sementara Hori, seekor singa jantan, mati sepekan sebelumnya, tepatnya pada Sabtu (19/1).
Ayu diduga tewas karena paru-paru basah, sementara Hori karena gagal jantung.
Menurut dokter, kebiasaan Ayu yang sering tidur di lantai memicu timbulnya penyakit pneumonianya. Sementara papan yang disediakan di kandangnya dinilai terlalu kecil.
Dokter mengimbau penjaga (keeper) hewan di Taman Rimba untuk aktif karena penyakit pneunomia yang diderita Ayu karena masalah perilaku atau kebiasaan yang terbentuk.
Kepala UPTD Taman Rimba menolak disebut ada kesalahan prosedur. Ia membantah ada kesalahan prosedur perawatan satwa liar di sana, dan menyebut pihaknya sudah melakukan sesuai prosedur (SOP). Toh nyatanya, koleksi berharga itu mati akibat sakit.
Baca: Senjata Ini Saksi Mata Tangguhnya Pasukan Baret Merah, Melihat Latihan Prajurit Kopassus
Baca: Viral, Jenazah Ini Siap Dikubur, Warga Digegerkan Saat Keluar darah dari Kepala dan Nadi Berdenyut
Baca: Kisah Ira Koesno Saat Wawancara, Narasumber Minta Presiden Soeharto Diganti, Istana Langsung Telpon
Tentunya ini sebuah kehilangan besar bagi daerah ini, bahkan dunia. Kematian harimau Sumatera, hewan yang dilindungi karena populasinya yang semakin menyusut, layaknya menjadi keprihatinan bersama.
Mati karena penyakit yang dimungkinkan untuk dicegah lebih dini, menjadi indikasi bahwa banyak hal yang mesti diperbaiki, mulai dari pihak kebun binatang Taman Rimba, hingga instansi terkait, dan pemerintah daerah.
Dari pihak Taman Rimba, ini mestinya menjadi bahan untuk melakukan evaluasi menyeluruh, alih-alih membela diri di balik SOP.
Dengan transparansi bagaimana hal tersebut sampai terjadi, dan apa upaya perbaikan yang harus dilakukan.
Memelihara hewan memang membutuhkan keterampilan tersendiri.
Seperti memelihara hewan rumaha, kasih sayang saja tak cukup.
Mesti juga dibekali keahlian para keeper dan dokter hewan di sana yang memantau bagaimana perilaku hewan, bagaimana keamanannya, kesehatan, dan ancaman yang bisa timbul.
Selebihnya, peranan para pemegang keputusan baik di Taman Rimba hingga pemda untuk memastikan lingkungan yang kondusif bagi terpeliharanya dan terlindunginya hewan-hewan di sana. (*)