Pesawat Belanda yang sedang mencari-cari para gerilyawan membuat penduduk sebuah desa panik.
Pesawat tersebut bisa saja menjatuhkan bom dan peluru ke mereka.
Menurut penuturan Jirah, yang saat itu usianya 16 tahun yang merupakan anak dari Pak Kedah, salah satu kawan jenderal Soedirman.
Waktu itu Jenderal Soedirman sedang berkunjung ke rumah Pak Kedah. Jirah menguping pembicaraan Jenderal Soedirman dan ayahnya.
Di dalam rumah Pak Kedah nampak laki-laki yang memakai beskap dikelilingi oleh beberapa orang termasuk ayahnya. Laki-laki itu biasa dipanggil Kyai Ine.
Kyai Ine mengeluarkan keris dari balik pinggangnya dan ditaruh dihadapannya.
Tangannya merapat dan mulutnya komat-kamit seakan membaca sesuatu.
Ajaib, keris itu bisa berdiri dengan ujungnya ke tas menghadap langit-langit.
Bersamaan dengan itu, terdengar bunyi pesawat Belanda yang semakin mendekat.
Lalu dimana keris itu sekarang?
Menurut penuturan teguh, keris itu ditinggalkan Soedirman di rumah penduduk.
Beberapa tahun setelah Soedirman meninggal pada 1950, Panglima Kodam V Brawijaya Kolonel Sarbini datang ke rumahnya di Kota Baru, Yogyakarta, ditemani seorang petani.
Baca Juga:
Daftar Smarphone dengan Memori Besar Tahun 2019, Bawa RAM Hingga 10 GB, Siap Membelinya?
Penghasilan Pengemis Ini Sangat Fantastis: Sehari Rp 1 Juta, Tabungannya Rp 1 Miliar
Ribuan Pohon Duku di Muarojambi Mati Meranggas, Penyebabnya Ternyata Berawal dari Batanghari
VIDEO: Live Streaming Perempat Final Piala Asia 2019 Vietnam vs Jepang, Pukul 20.00 ini, Malam ini
Sarbini bercerita kepada ibunya, Siti Alfiah, petani itu hendak mengembalikan keris Soedirman.
Oleh keluarga, keris itu dititipkan di Museum Soedirman di Bintaran Timur, Yogyakarta.
Sayangnya menurut Teguh, keris itu kini menghilang entah kemana.