Pada tanggal 15 Januari saat Yos Sudarso berkeliling dengan KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau, Belanda mulai menyerang
TRIBUNJAMBI.COM - Mengenal setiap matra dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) pastinya memiliki sejarah dan pahlawan yang membesarkan nama setiap matra TNI itu.
Nah untuk kali ini, matra angkatan laut TNI akan membahas kisah Yos Sudarso, yang pada hari ini juga dikenang kisah heroiknya oleh seluruh TNI Angkatan Laut di Indonesia.
Kisah akan Yos Sudarso berawal dari pertempuran Laut Arafuru.
Dikutip TribunJambi.com dari berbagai sumber. Kala itu Yos Sudarso merupakan seorang Deputi Operasi Trikora, Yos Sudarso memiliki kewajiban besar untuk melakukan patroli dan bergerilya untuk mendapatkan banyak informasi terkait militer Belanda.
Baca Juga:
1962, Kendali KRI Macan Tutul Macet, Yos Sudarso Dihujani Tembakan Pesawat Neptune di Laut Aru
Ternyata Ini Penyebab Zinadine Zidane Pergi dari Real Madrid, 3 Pemain Termahal Bikin Drama
Modus Transaksi Prostitusi Online, Tawarkan PSK Lewat Facebook Sebagai Foto Model
Foto Cantiknya Katherine Schwarzenegger Tunangan Chris Pratt, Putri Arnold yang Berprofesi Penulis
Cerita Penyelam Dislambair dan Kopaska TNI AL di Dasar Laut Menemukan CVR Lion Air PK-LQP
Apa yang dilakukan oleh Yos Sudarso ternyata sudah dicium oleh militer Belanda yang memiliki persenjataan lebih kuat.
Mereka bahkan mengejar kapal milik AL dengan kapal perusak destroyer.
Pada tanggal 15 Januari saat Yos Sudarso berkeliling dengan KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau, Belanda mulai menyerang.
Akhirnya perang terbuka di tengah lautan tidak bisa dihindarkan.
Belanda terus menyerang Sehingga membuat KRI Macan Tutul yang dinaiki Yos Sudarso tumbang dan akhirnya tenggelam di lautan.
Beliau gugur dengan para awak kapal lain sebagai seorang pejuang yang gagah berani membela Indonesia.
Inilah kisah tentang Yos Sudarso yang dengan gagah berani membela NKRI.
Kita sebagai generasi penerus beliau sudah sepantasnya ikut berjuang memajukan NKRI agar negeri ini terus aman dan tidak diusik negara lain.
Kronologi Gugurnya Yos Sudarso Bersama KRI Macan Tutul
Di tahun 1961, konfrontasi Indonesia dan Belanda dalam hal pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda mencapai puncaknya.
Presiden Soekarno ketika itu membentuk Tri Komando Rakyat (Trikora) dan tahun berikutnya 1962, Soekarno membentuk Komando Mandala dalam pembebsan Irian Barat dengan markas di Makassar.
Yos Sudarso diserahi tugas sebagai Deputi Operasi. Tugas yang berat bagi Yos Sudarso.
Kisah heroik mengenai pertempuran Yos Sudarso akhirnya terjadi pada tanggal 15 Januari 1962.
Ketika itu Yos Sudarso melakukan patroli dengan membawa tiga kapal yakni KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau dibawah komandonya.
Baca Juga:
Bagaimana Status Hukum Wanita Prostitusi, Ini Kata Hotman Paris Jadi Korban Tapi Beli Tas Hermes
Kondisi Terkini Titi Wati, Wanita Berbobot 220 Kg di Palangkaraya, 8 Dokter Didatangkan Dari Bali
VIDEO: Sudah Operasi 1/2 Tahun Tapi Izin Tak Lengkap, DLH Batanghari Datangi Perusahaan Cor Beton
Operasi senyap tersebut dilakukan di sekitar wilayah perairan laut Aru disekitar wilayah Maluku.
Tidak lama kemudian pesawat Neptune Belanda yang melakukan patroli menjatuhkan flare.
Keadaan yang ketika itu sunyi dan gelap kemudian berubah terang benderang.
Tiga kapal Belanda dengan persenjataan lengkap dan ukuran yang lebih besar kemudian muncul membelah langit malam.
Ketiga kapal Belanda tersebut ternyata sudah menunggu mereka.
Tembakan peringatan pertama dilepaskan oleh Belanda dan jatuh disamping KRI Harimau.
Kolonel Sudomo kemudian memerintahkan tembakan balasan namun meleset.
Yos Sudarso yang sadar bahwa pertempuran ini bakal tidak seimbang dalam hal persenjataan, beliau kemudian memerintahkan ketiga kapal yang ia komandoi untuk mundur sementara.
Manuver 180 derajat kemudian dilakukan ketiga kapal tersebut.
Namun naas, KRI Macan Tutul yang ditumpangi oleh Komodor Yos Sudarso macet.
Pihak Belanda mengira bahwa kapal Indonesia akan melakukan manuver untuk menyerang.
Belanda kemudian melepaskan tembakan untuk menyerang.
KRI Macan Tutul ketika itu berhadapan dengan kapal perusak Belanda.
Baca Juga:
VIDEO: Setelah 2 Hari Pencarian Tubuh Guntur yang Hilang Ditemukan, Kecelakaan Speed Boat
Sopir Coba Tipu Polisi Pakai Modus Tumpuk, 2 Truk Muat Kayu Illegal Diamankan Tim Polres Tebo
Prabowo Bilang Gaji Dokter Lebih Rendah dari Tukang Parkir, Ini Tanggapan Penyanyi & Dokter Tompi
Yos Sudarso kemudian memerintahkan KRI Macan Tutul untuk pasang badan agar dua kapal lainnya bisa bisa meninggalkan medan pertempuran.
Tembakan pertama yang dilakukan kapal perusak Belanda itu meleset mengenai KRI Macan Tutul.
Di kesempatan berikutnya, tembakan yang dilakukan kapal perusak Belanda akhirnya tepat mengenai badan kapal KRI Macan Tutul yang bernomor lambung 650 tersebut.
Gugurnya Yos Sudarso
KRI Macan Tutul buatan Jerman Barat itu akhirnya terbakar dan perlahan-lahan karam ke dasar Samudera bersama 24 kru kapal.
Kru lainnya yang selamat menjadi tawanan Belanda. Kalimat terakhir dari komodor Yos Sudarso sesaat sebelum kapalnya karam yaitu ‘Kobarkan semangat pertempuran‘ ia pekikan melalui radio ke dua kapal lainnya yang berhasil selamat.
Masa Kecil Yos Sudarso
Yosaphat Sudarso atau lebih dikenal Yos Sudarso adalah salah satu orang hebat di kalangan AL Indonesia.
Beliau lahir dari keluarga terdidik dengan ayah bernama Sukarno Darmoprawiro yang berprofesi polisi dan ibu bernama Mariyam.
Sejak kecil, Yos Sudarso sudah dididik dengan keras oleh ayahnya sehingga menjadi pribadi yang cerdas, tegas, dan memiliki sopan santun yang tinggi.
Setelah menamatkan HIS yang setingkat dengan SD, Yos Sudarso ke Muntilan untuk masuk sekolah guru.
Sayangnya saat Jepang masuk negeri ini, beliau tidak bisa melanjutkannya.
Baca Juga:
Maling Lagu Jogja Istimewa Diganti Lirik Dukung Prabowo, Kill The DJ Ancam Bawa ke Ranah Hukum
Satu Gigi Buaya Copot, Meronta-ronta saat Anggota TNI AD Duduk di Atas Badannya
Kayak Kuntilanak Tiba-tiba Nongol, Jadi Apa Makna #MantanItu Buat Kalian?
Selepas dari sini, Yos Sudarso masuk ke Sekolah Tinggi Pelayaran dan akhirnya menjadi lulusan terbaik.
Dari sini, karier di dunia pelayaran Yos Sudarso dimulai setelah bergabung menjadi mualim di Kapal Goo Osamu Butai pada tahun 1944.
Komodor Yos Sudarso yang semasa kecil bercita-cita sebagai prajurit itu akhirnya gugur di lautan dalam mempertahankan kedaulatan republik Indonesia.
Ia meninggalkan seorang istri bernama Siti Kustini dan lima orang anak.
Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Yos Sudarso atas jasa-jasanya.
Namanya juga diabadikan sebagai nama jalanan di berbagai wilayah di Indonesia.
Banyak tabir yang menyelimuti gugurnya Yos Sudarso dalam pertempuran di laut Arafuru.
Mulai dar bocornya operasi rahasia tersebut oleh belanda, kemudian operasi tersebut tersebut tidak diketahui oleh pemerintah seperti presiden Soekarno seperti yang ditulis dalam buku Konspirasi Dibalik Tenggelamnya Matjan Tutul (2011) oleh wartawan Julius Pour.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: