Sebelumnya Kodam XVII Cenderawasih mengungkapkan tidak ada masyarakat sipil yang tertembak di Nduga, yang ada melainkan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) yang terlibat kontak senjata dengan aparat TNI dan Polri.
Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf. M Aidi mengungkapkan saat proses evakusi korban PT Istaka Karya dan langkah penegakan hukum di wilayah Kabupaten Nduga, memang terjadi kontak senjata antara aparat dengan anggota KKB.
"Jika ditemukan mayat saat itu bisa saja jenazah tersebut adalah bagian kelompok separatis. Itu terjadi ketika kelompok ini menyerang anggota kita yang melakukan upaya evakuasi dan penegakan hukum terhadap perbuatan kelompok kriminal separatis bersenjata,” kata M Aidi kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (26/12/2018).
Baca Juga:
Cathy Sharon Terseret Kasus Vanessa Angel, Fotonya Nongol di Situs Prostitusi Online, ini Jawabannya
Inilah Pemilik Jet Pribadi yang Dipakai Ustadz Arifin Ilham ke Malaysia, Bukan Prabowo Subianto
Buruan Daftar Online di Sini! PT. Angkasa Pura I Buka Lowongan Kerja, Butuh Karyawan Minimal D3
Bertambah Nama-nama Artis Dalam Prostitusi Online, Polisi Sebut 5 Inisial Yaitu AC,TP, GS, ML & RM
Soekarno Mencak-mencak di Gedung Putih Gara-gara Ulah Si Penakluk Hitler, Pejabat AS Ketakutan
Dia menjelaskan, anggota KKB bisa "bersembunyi" dengan baik sebagai masyarakat sipil, PNS, ataupun anggota DPRD hingga pemerhati HAM.
Hal itu menurutnya, membuat aparat kesulitan mendeteksi mereka jika sudah membaur dengan masyarakat sipil.
“Apalagi sekitar 70 persen warga masyarakat di Kabupaten Nduga tidak memiliki data kependudukan, baik KTP maupun identitas lainnya,” tukasnya.
Akibat susahnya mengenali mereka, kata Kapendam M Aidi, kalau ada yang menjadi korban, pihak TNI maupun Polri tidak bisa mengindentifikasi apakah yang bersangkutan murni masyarakat sipil ataupun bukan.
Pada kesempatan yang sama Kapendam M Aidi menyatakan sejauh ini TNI ataupun Polri tidak pernah melakukan penyerangan lebih dulu.
Sebaliknya, pasukan tim gabungan mendapat serangan baik saat di Pos maupun saat evakuasi para korban.
“Jikapun ada serangan maka tentu akan ada perlawanan, hingga terjadi kontak tembak. Nah kalau saat kontak tembak ada yang jatuh, bisa disimpulkan itu bagian yang terlibat dari kontak tembak ini,” katanya.
Kapendam mengingatkan kembali bahwa ada juga anggota TNI gugur, luka-luka,termasuk aparat Brimob saat kontak tembak di Mbua dari jam 05.00 pagi sampai pukul 21.00 malam.
“TNI dan Polri tidak teriak-teriak dikasihani sebab itu risiko prajurit,” kata Kapendam.
Aktivitas warga berjalan normal
Satuan Elit TNI ketika berhasil membebaskan Desa Binti dan Kimbley di Mimika, Papua, yang disandera (Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih)
Terkait aktivitas masyarakat di Mbua saat ini, Kapendam mengaku sudah berjalan normal.