Soekarno Mencak-mencak di Gedung Putih Gara-gara Ulah Si 'Penakluk' Hitler, Pejabat AS Ketakutan
Soekarno Mencak-mencak di Gedung Putih, Tak Terima Diremehkan Presiden AS, Pejabat Amerika Sampai Ketakutan
Soekarno Mencak-mencak di Gedung Putih, Tak Terima Diremehkan Presiden AS, Pejabat Amerika Sampai Ketakutan
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden pertama RI Soekarno terkenal sebagai sosok presiden yang tegas dan berani menentang Amerika Serikat.
Rupanya Soekarno pernah punya pengalaman tak menyenangkan dengan Presiden Amerika Serikat saat kunjungannya ke gedung putih.
Soekarno merasa diremehkan oleh Presiden AS. Meski Soekarno berasal dari negara dunia ketiga namun harga dirinya tak mau direndahkan oleh pemimpin negara adikuasa sekalipun.
Kemarahan Soekano ini bahkan membuat para pejabat gedung putih ketakutan, dan Presiden AS jadi tak keenakan karenanya.
Tahun 1960, Indonesia yang baru berumur 15 tahun sudah harus mengalami pahit getirnya menjadi bangsa merdeka.
Berbagai persoalan pemberontakan dalam negeri dan aksi polisionil negara barat terhadap negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia membuat semuanya tampak remeh di mata mereka.
Baca: Kisah Presiden Soekarno Dikawal 20 Anggota Gangster Yakuza, Dari Pentolannya Kenal Ratna Sari Dewi
Baca: Usai Ditelpon Soekarno, Prajurit TNI ini Cari Soeharto dan Menampar Keras Pipi Mantan Presiden itu
Pandangan sebelah mata dari negara barat ini juga pernah dialami oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Ditukil dari Soekarno : an Autobiography karya Cindy Adams dan Sewindu Dekat Bung Karno, si Bung Besar rupanya pernah mengamuk di Gedung Putih Amerika Serikat.
Bermula ketika kunjungan Soekarno ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden AS, Dwight D.Eisenhower.
Soekarno datang ke Amerika Serikat memang diundang secara khusus oleh Eisenhower.
Maklum, Eisenhower si panglima Amerika pemenang Perang Dunia II melawan Hitler itu sempat panas kupingnya lantaran Soekarno sering mengkritik Paman Sam sebagai negara kapitalis tak berbudi baik.

Harapannya bertemu Soekarno akan memperbaiki hubungan antar kedua negara.
Namun ketika mendarat di Washington, Soekarno sudah tak merasa enak hati.
Hal ini lantaran Eisenhower tak menyambutnya sebagaimana protokol ketika kepala negara diundang ke negara lain.