7 Orang Tewas Karena Sengatan Tawon Vespa, Warga di Klaten Resah, Sarangnya Besarnya Bisa 2 Meter

Editor: bandot
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tawon Vespa affinis(Judy Gallagher via Wikimedia Commons)

7 Orang Tewas Karena Sengatan Tawon Vespa, Warga di Klaten Resah, Sarangnya Besarnya Bisa 2 Meter

TRIBUNJAMBI.COM - Sebanyak 7 orang meninggal dunia karena serangan tawon di Kabupaten Klaten.

Tawon jenis Vespa affinis, warga lokal menyebutnya sebagai tawon endhas, membuat warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, resah.

Pasalnya, dalam dua tahun terakhir, sudah 7 orang meninggal dunia karena disengat tawon jenis ini.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Klaten Nur Khodik mengatakan, sengatan tawon Vespa affinis bisa menyebabkan kematian pada seseorang.
Jika 1 x 24 jam tidak segera ditangani maka orang yang tersengat tawon dapat menyebabkan kematian.

"Tawon ini sangat berbahaya. Sudah ada 7 warga yang meninggal karena sengatan tawon Vespa affinis. Dua warga pada tahun 2017 dan 5 orang warga tahun 2018," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (11/1/2019).
Nur Khodik menambahkan, pihaknya telah memusnahkan ratusan sarang tawon Vespa affinis.

Tahun 2017 ada sebanyak 217 sarang dan 207 sarang pada tahun 2018.

Baca: Ponsel Canggih Redmi Note 7 Siap Dilucurkan, Kamera 48 Megapiksel, Cek Spesifikasi dan Harganya

Baca: Video Viral, Fenomena Langka Masjidil Haram Didatangi Jutaan Serangga Belalang Hitam

Baca: 5 Artis Diduga Terlibat Prostitusi Online Berinisial AC, TP, BS, ML, dan RF, Polisi Blokir Rekening

Tawon Vespa affinis(Judy Gallagher via Wikimedia Commons) Bahkan, lanjut dia, di awal tahun 2019 telah memusnahkan sebanyak 18 sarang tawon Vespa affinis dan 22 sarang dalam antrean.

Sarang tawon ini diameternya dapat mencapai sekitar 2 meter.

Biasanya sarang tersebut terdapat di pohon, batu, lemari dan atap rumah.
Sehingga, apabila warga mengetahui sarang tawon itu untuk segera melaporkan ke Damkar.

"Evakuasi biasanya kami lakukan setelah maghrib sekitar pukul 18.00 WIB. Karena tawon ini tidak terlalu agresif sehingga tidak membahayakan yang mengevakuasi," ucap dia.

"Sarang tawon ini ada yang kami musnahkan dengan cara dibakar dan menggunakan zat. Kami sesuaikan medannya di mana sarang tawon itu berada," imbuhnya.

Mengenal Tawon Vespa

Hari Nugroho selaku pakar ilmu serangga LIPI menegaskan bahwa tawon ndas bukan jenis baru atau tawon asing yang masuk ke Indonesia.

Malah, serangga yang bernama ilmiah Vespa affinis ini telah tersebar di Asia tropis, termasuk Indonesia.

“Jadi, memang bukan jenis asing atau invasif yang masuk di Indonesia, tetapi memang sejak dulu ada di Indonesia,” katanya kepada Kompas.com ketika diwawancarai via telepon, Jumat (11/1/2019).

Tawon Vespa atau tawon endhas (kompas.com)

Tawon ini bisa ditemukan di banyak tempat, mulai dari kawasan dan tepian hutan, di tebing-tebing hingga sekitar pemukiman warga yang tingginya kurang dari 500 meter di atas permukaan air laut atau dataran rendah.

Untungnya, V affinis bisa dengan mudah dikenali berkat ukurannya yang agak besar, yaitu panjang sekitar tiga sentimeter, tubuh yang berwarna hitam dan gelang berwarna kuning atau oranye di perut.

Mengapa Klaten?

Anda mungkin bertanya-tanya: Bila bisa ditemukan di mana-mana, mengapa kasus penyerangan tawon ndas terhadap manusia begitu masif di Klaten?

Hari berkata bahwa pengaruhnya ada macam-macam.

Baca: Pembunuhan Sadis Suami Istri di Belitung, Ternyata Pelaku Keluarga Korban Sendiri, Begini Motifnya

Baca: Gadis Arab Saudi Kabur ke Australia, Ngaku Dapat Perlakuan Buruk Ayah, Bikin Geger Polisi Thailand

Meski demikian, ia tidak percaya bahwa ini merupakan akibat dari ledakan populasi tawon ndas.

“Saya tidak mau menyimpulkan demikian karena sudah sejak lama tawon ini ada di mana-mana, dan tidak aneh klo dia bersarang di seputaran pemukiman,” katanya.

Lagipula, serangan tawon ndas juga tidak hanya dilaporkan di Klaten saja.
Hari menuturkan bahwa keberadaan sarang tawon ndas juga sudah dilaporkan di Solo, Sukoharjo, Boyolali, dan juga Sragen.

Namun, hasil pemetaan sarang tawon yang dilakukan oleh Hari memang menunjukkan bahwa hewan ini telah melingkupi seluruh dataran rendah Klaten, khususnya Klaten timur.

Hari juga membandingkan peta tersebut dengan peta tata guna lahan di Klaten.

Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik dari Klaten yang seperti kota kecil lainnya, yaitu grup-grup pemukiman yang dikelilingi oleh lahan pertanian, adalah tempat habitat yang bagus bagi tawon ini untuk berkembang biak.

Berita Terkini Unik dan Menarik di Fans Page Tribun Jambi 

Pasalnya, V affinis adalah tawon predator yang memangsa larva serangga lain, seperti hama pertanian.

Selain itu, rumah warga juga memberikan perlindungan ekstra bagi tawon terhadap cuaca dan pemangsa, seperti elang madu asia.

“Kalau karakter Klaten seperti itu (grup pemukiman dikelilingi pertanian), kan burung-burung juga hilang. Jadi, pengontrol alaminya sudah tidak ada,” ujar Hari.

Walaupun bukan ledakan populasi; hilangnya habitat tawon, seperti padang, membuat hewan ini berpindah ke lingkungan manusia dan meningkatkan kontaknya dengan kita.

Kontak ini kemudian menimbulkan gangguan dari manusia yang membuat tawon merasa terancam dan menyerang.

Hari mengibaratkannya seperti konflik harimau dan manusia di Sumatra. “Itu kan tidak bisa dibilang populasi harimau bertambah banyak, tetapi ia mencari makan di wilayah manusia. Bisa jadi tawon ini juga sama. Jadi, belum tentu outbreak (ledakan populasi), tetapi sekarang dia berpindah ke lingkungan manusia,” katanya.

Apa yang harus dilakukan?

Menanggapi kasus ini, Hari berkata bahwa pembasmian V affinis secara total bukanlah langkah yang bijak karena hewan ini memiliki peran ekologi yang sangat penting bagi lingkungan.

Salah satunya adalah sebagai pengendali hama alami.

“Jangan sampai kalau ini hilang, terjadi outbreak hama dan menganggu pertanian,” ujarnya.

Selain itu, kalaupun V affinis dihilangkan, Hari memprediksi bahwa posisinya akan digantikan oleh jenis tawon lain sehingga tidak menyelesaikan masalah.

Sebagai solusi, Hari menyarankan untuk melakukan pengendalian terpadu agar populasi V affinis terkontrol, tentunya dengan mempertimbangkan keselamatan manusia.

Pada saat ini, Pemadam Kebakaran Klaten sebetulnya telah mengupayakan pengendalian terpadu yang mempertimbangkan keselamatan manusia.

Mereka berusaha untuk memindahkan sarang V affinis ke lokasi yang lebih aman.

Namun bila sarang ditemukan berada di sekitar warga dan berpotensi menyerang, maka sarang akan dimusnahkan.

Sayangnya, kemampuan Damkar untuk memindahkan atau memusnahkan sarang tawon tidak secepat perkembangbiakan tawon ini.

Kemudian karena tawon bersifat sebagai pemakan bangkai, sisa-sisa daging dan fermentasi di tempat sampah bisa menjadi sumber makanan V affinis.

Oleh karena itu, Hari berpendapat bahwa dalam pengendalian terpadu juga harus mencakup sanitasi lingkungan yang masih perlu dipikirkan.

“Lalu, pengendalian hayati untuk kontrol populasi juga harus dipikirkan melalui kegiatan riset,” tambah Hari.

Kepada masyarakat, Hari berpesan untuk lebih berhati-hati terhadap sarang tawon dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya, seperti menganggu sarang tawon atau memindahkan sarang meski tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut.

“Intinya, dalam kondisi sekarang saat belum bisa dikontrol populasinya, masyarakat harus bisa ‘hidup berdamai’ dengan tawon,” tuturnya.

Lalu, masyarakat juga harus lebih perhatian terhadap lingkungannya.

Hari menyarankan untuk mengecek kondisi rumah seminggu sekali untuk mendeteksi keberadaan sarang tawon.

Bila sarang masih kecil dan populasinya belum banyak, sarang bisa dipindahkan sendiri tanpa menunggu damkar. Secara medis, serangan tawon ini juga tidak boleh disepelekan.

Masyarakat yang terserang serangga harus segera meminta pertolong medis, sedangkan petugas kesehatan harus melakukan melakukan pengamatan yang serius terhadap pasien.

Hari mengatakan, menurut saya, ini bukan pekerjaan yang pendek.

Perlu dua tahun atau lebih mungkin, sampai kita bisa mengendalikan populasinya.

“Hal ini perlu suatu dukungan yang besar dari pihak Pemda untuk menggerakan seluruh potensinya dalam melakukan koordinasi dengan cepat. Jadi tidak hanya damkar yang memusnahkan sarang, tetapi dinas kesehatan, lingkungan hidup, dan dinas pertanian juga harus bergerak,” tutupnya.

Subscribe Youtube Tribun Jambi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbahaya, Sengatan Tawon Vespa Sebabkan 7 Orang Meninggal di Klaten"

Berita Terkini