Soal Isi Kotak Black Box Boeing 737 Max B, Ternyata Begini Cara Kerja Kotak Hitam yang Dicari-cari

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah Struktur 'Black Box', Sumber Informasi Penyebab Jatuhnya AirAsia QZ8501

TRIBUNJAMBI.COM - Memasuki hari ketiga pasca jatuhnya pesawat Lion Air JT610, misteri penyebab kecelakaan pun masih belum terpecahkan.

Dikutip dari laman CNN, Rabu (31/10/2018), Konsultan Penerbangan sekaligus mantan Pilot Alastair Rosenschein mengatakan bahwa tidak mungkin bisa mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan pesawat itu karena pihak berwenang masih belum menemukan black box atau kotak hitam yang menjadi kunci utama.

Baca: Sedang Tayang Live Streaming Mata Najwa Hari Ini di Trans7, Tema Karena Bendera

Ia menambahkan, sangat penting untuk segera menemukan kotak hitam itu untuk bisa mengetahui alasan dibalik jatuhnya pesawat generasi terbaru Boeing 737 tersebut, yakni MAX.

"Apa yang terjadi di Indonesia mungkin dapat mempengaruhi model pesawat terbang yang sama di bagian lainnya di dunia," kata Rosenschein.

Menurutnya, siapapun tidak akan bisa menjawab misteri itu jika kotak hitam belum ditemukan.

Hal itu juga berlaku pada kecelakaan pesawat lainnya.

Baca: Dua Daerah Ini Terima CSR Dari PLN UIP Sumbagteng

"Hampir tidak mungkin untuk mengatakan apa yang terjadi, pada titik ini, mungkin ada semacam kegagalan mekanis namun ini murni spekulatif," jelas Rosenschein.

Terkait kecelakaan udara tersebut, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Senin pagi (29/10/2018), pukul 06.21 WIB dan dijadwalkan tiba di Pangkal Pinang pada 07.20 WIB.

Waktu tempuh seharusnya hanya membutuhkan satu jam lewat 10 menit.

Namun pada pukul 06.33 WIB, pesawat itu pun hilang kontak 12 mil di atas wilayah Jakarta dan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Baca: Sebentar Lagi Live Streaming Mata Najwa Hari Ini di Trans7, Tema Karena Bendera Rabu 31 Oktober

Hingga kini, tim Badan SAR Nasional (BASARNAS) dan sejumlah pihak terkait masih terus berupaya untuk mengangkat puing pesawat serta mengevakuasi para korban.

Selain itu, pencarian black box atau kotak hitam juga menjadi fokus utama guna mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.  

Cara Kerja Black Box

Dilansir Tribunjambi.com dari berbagai sumber, Kotak hitam atau Black Box adalah sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi, umumnya merujuk pada perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) dalam pesawat terbang.

Fungsi Black Box ini sendiri untuk merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan.

Sedangkan CVR yang terletak di kokpit, bertugas untuk merekam suara mesin, peringatan, hingga suara pembicaraan pilot.

Baca: Persiapan Tes CAT CPNS 2018: Pelamar Kerinci dan Sei Penuh Mesti Siapkan Uang Minimal Rp 1 Juta

Hal ini dapat dikatakan bahwa Black Box merekam semua suara di kokpit, selain pembicaraan pilot Black Box pun merekam lalu lintas radio.

Karena percakapan pribadi antara pilot juga disimpan dalam Black Box, itulah sebabnya file audio yang direkam harus ditangani dengan hati-hati saat pengevaluasian untuk memperjelas kecelakaan atau malfungsi.

Umumnya, perangkat Black Box lama hanya dapat merekam 30 menit terakhir namun sekarang dapat merekam maksimum 120 menit.

Black Box menggunakan sistem looping di mana perekam tersebut akan terus merekam hal baru lalu menghapus yang lama setiap 30 menit sekali.

Baca: Jelang Piala AFF 2018 - Media Asing Sebut Pemain Ini Jadi Juru Kunci Timnas Indonesia

Karena didesain menyimpan file rahasia, Black Box didesain dengan material yang kuat untuk menghadapi jenis kerusakan apapun.

Sebelum mulai digunakan, Black Box biasanya diuji apakah perangkat tersebut dapat menahan benturan dengan dinding beton pada 750 kilometer per jam, beban statis 2,25 ton selama setidaknya lima menit, suhu maksimum 1.100 derajat Celcius selama satu jam, dan tekanan air yang memiliki kedalaman hingga 6.000 meter.

Dilengkapi dengan underwater locator beacon (ULB), Black Box juga dapat ditemukan karena ULB akan mengirim gelombang ultrasonik yang dapat dikenali sonar sehingga para evakuator dapat langsung mencarinya jika terjatuh ke dalam laut.

Namun, tak semua orang dapat memeriksa data yang tersimpan di dalam Black Box.

Baca: Terdakwa Ini Disidang Gegara Mau Barter Sabu dengan Ponsel

Setelah Black Box ditemukan, akan dibawa ke lab dan jika tidak mengalami kerusakan serius maka data-datanya dapat langsung diunduh.

Biasanya, pemeriksanya berasal dari perwakilan pihak pesawat, pihak produsen pesawat, serta spesialis bahasa.

Hanya beberapa agen khusus di seluruh dunia yang mampu mengevaluasi Black Box karena tidak setiap agen dapat memeriksa berbagai model.

Berita Terkini