Laporan Wartawan Tribun Jambi, Wahyu Herliyanto
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika, juga sangat berpengaruh terhadap sebagian besar pelaku industri di indonesia, satu diantaranya pengrajin di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Para pelaku usaha mengaku merugi. Salah satunya, pengrajin batik.
Muhammad Adhim, Kabid Perindustrian Disperindagkop Sarolangun mengatakan, banyak keluhan dari pelaku industri pembuat batik sejak nilai tukar rupiah makin anjlok.
Baca: Kopassus Dibilang Media Asing Sedang Piknik, Terkejut Usai Selesaikan Misi Berbahaya Hitungan Menit
“Pengrajin merasakan tingginya harga bahan baku batik yang merupakan produk impor. Akibatnya bahkan ada pengrajin batik lebih memilih gulung tikar,” sebut Adhim.
Sejak naiknya nilai dolar terhadap rupiah, Adhim mengatakan harga bahan baku batik yang dipasok luar negeri mengalami kenaikan yang signifikan.
Baca: Kopassus Dibilang Media Asing Sedang Piknik, Terkejut Usai Selesaikan Misi Berbahaya Hitungan Menit
“Pengrajin terpaksa menjual produk hasil olahan batik dengan harga tinggi. Sementara pembeli keberatan membeli dengan harga mahal. Sehingga batik tidak laku,” jelasnya.
Untuk Sementara, kata dia, ada sebagian pengrajin batik lebih memilih menutup sementara usaha pembuatan batiknya.
Tak hanya itu, akibatnya tidak sedikit pengrajin batik memilih gulung tikar. Karena mahalnya bahan baku pembuatan batik yang diimpor dari luar negeri.
Meski sebagian pengrajin batik memilih untuk menyetop usaha batiknya hingga rupiah stabil kembali, hal tersebut tak berlaku bagi Rikzan.
Baca: Kopassus Dibilang Media Asing Sedang Piknik, Terkejut Usai Selesaikan Misi Berbahaya Hitungan Menit
Pengrajin batik Sarolangun ini masih bertahan untuk memenuhi permintaan pelanggannya. Namun begitu, tidak semua pemesanan dilayaninya, Rikzan hanya melayani permintaan order batik di atas 100 meter.
“Kalau di bawah 100 meter saya tidak melayani. Karena tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkan,” sebutnya.
Dia mengatakan, sejak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, banyak teman-teman seprofesinya lebih memilih gulung tikar dari pada bertahan.
Baca: Jadwal Lengkap dan Link Live Streaming Final Japan Open 2018 Markus/Kevin Partai Terakhir
Baca: Rupiah Anjlok, Wasekjen Demokrat: Jokowi Tak Berani Naikkan Harga BBM Karena. . .
Sementara alasan lain yang membuat Rikzan bertahan adalah karena adanya kebijakan Pemkab Sarolangun yang menganjurkan menggunakan batik lokal.
“Saya tidak mau menaikkan harga. Sebab bila harga dinaikkan pelanggannya tidak mau lagi membeli batik,” tuturnya. (*)
Nilai tukar rupiah Melemah, Emas Batangan di Butik Logam Mulia Jakarta Kosong
Kondisi pasar saham yang volatil membuat masyarakat lebih memilih berinvestasi dalam bentuk emas.
Indikasinya terlihat dari persediaan emas batangan di butik-butik Logam Mulia (LM) milik PT Aneka Tambang (ANTM) yang menipis.
Selain didorong oleh faktor harga yang sempat terkoreksi, permintaan terhadap komoditas kuning itu kian menukik pasca Antam menjual emas batangan dalam kemasan baru berbentuk kartu bernama Certicard.
Marketing Manager Antam, Yudi Hermansyah, mengaku, stok emas batangan di sejumlah besar butik LM di Jakarta mengalami kekosongan.
"Terutama yang ukuran 5 gram dan 10 gram karena paling banyak permintaannya," kata Yudi, Jumat (14/9).
Menurut Yudi, ada dua faktor pemicu kenaikan permintaan emas Antam.
Pertama, harga emas dunia yang memang mengalami koreksi sejak awal tahun.
Mengutip Bloomberg, harga emas kontrak pengiriman Desember 2018 di Commodity Exchange ada di posisi US$ 1.211,70 per ons troi. Lantas, harga emas di pasar spot mencatat penyusutan 9,1% sepanjang tahun ini.
"Memang kalau dirupiahkan, harga emas dunia masih terasa naik karena nilai tukar kita juga melemah. Tapi di sisi lain, pelemahan rupiah juga membuat investor merasa lebih aman berinvestasi dalam bentuk emas," ujar Yudi.
Selain itu, Yudi melihat kenaikan permintaan meningkat setelah Antam meluncurkan kemasan produk baru yaitu emas dalam bentuk kartu alias Certicard.
Sejak 31 Juli lalu, Antam menjual emas batangan untuk ukuran 0,5 gram hingga 100 gram dalam kemasan baru tersebut.
"Emas kemasan Certicard ini belum banyak tersedia di pasar sehingga pembeli harus membeli langsung di butik Antam. Itu yang membuat permintaan jadi melonjak," kata Yudi.
Biasanya, Antam menjual sekitar 1 ton emas batangan setiap bulan. Namun, penjualan di bulan Juli dan Agustus mengalami kenaikan hingga mencapai 2,5 ton per bulannya.
Selain itu, Yudi juga bilang, Antam memberi stok sekitar 20 kilogram untuk setiap butik di wilayah Jakarta per harinya. Stok tersedia dalam berbagai ukuran dan biasanya tidak habis semua. "Tapi dua bulan terakhir sering cepat habis jatah hariannya di butik-butik itu," pungkas dia.
Sekadar informasi, kemasan baru emas batangan Antam dalam bentuk Certicard ini berbentuk kartu layaknya kartu kredit, namun dengan ruang di bagian tengahnya untuk menyimpan emas. Pembeli tetap menerima emas secara fisik, namun dalam kemasan yang lebih praktis di mana keterangan seperti kadar kemurnian, berat, dan tanda tangan Quality Control sudah langsung tertera.
"Jadi, pembeli menerima emas fisik dan sertfikat dalam satu kemasan, tidak terpisah lagi seperti biasanya," ujar Yudi.
Pada kemasan tersebut, terdapat juga security barcode yang berfungsi untuk mengecek orisinalitas emas. Pembeli dapat mengecek keaslian emas dengan melakukan pemindaian barcode menggunakan aplikasi CertiEye yang dapat diunduh melalui smartphone.
Ke depan, Yudi mengatakan, pembeli hanya bisa membeli emas berukuran 0,5 - 100 gram dalam kemasan Certicard tersebut. Adapun, Antam tidak menerima penukaran produk tetapi bersedia membeli kembali emas batangan dalam bentuk lama dengan harga yang sama.
"Jadi, jual dulu saja baru nanti dapat membeli lagi emas dalam kemasan Certicard tersebut," tandas Yudi.