Tanpa gentar sedikit pun, dia menerjang ke arah pasukan Fretilin.
Hamburan peluru senapan mesin musuh yang mengoyak tubuh, namun Pratu Suparlan membalasnya dengan rentetan peluru, hingga amunisi habis.
Baca: Kekesalan Kopassus ke Pasukan SAS Inggris yang Susupi Hutan Kalimantan Hingga Serangan ini Terjadi
Baca: Inilah Foto Polwan Cantik yang Dikabarkan Akan Dinikahi Ahok Setelah Bebas
Meski bersimbah darah, prajurit Kopassus ini tetap tegar bagai banteng ketaton.
Bukannya roboh seperti harapan musuh, Pratu Suparlan justru menghunus pisau Komandonya, lalu berlari mengejar Fretilin ke tengah semak belukar. Dia merobohkan enam orang.
Baca: Kondisi Akun Instagram Lala Karmela saat Ahok Disebut-sebut Bakal Nikahi Bripka PND
Tak terhitung jumlah peluru yang telah menancap di tubuhnya. Seragam loreng yang dikenakan Pratu Suparlan berubah warna menjadi merah akibat darah yang mengucur deras dari luka-lukanya.
Namun, dia tak menyerah, meski pasukan musuh menjadikannya bulan-bulanan peluru.
Tibalah Pratu Suparlan pada ambang kesanggupannya.
Dia terduduk dan tak lagi mampu menggenggam pisau Komandonya.
Pratu Suparlan kehabisan darah.
Namun, dia tak pernah kehabisan akal maupun semangat, untuk membela Ibu Pertiwi, dari rongrongan pemberontak!
Baca: Pendaftaran CPNS 2018, Ada 238.015 Formasi dan Berikut Rinciannya, Catat
Tetap cerdas di ujung napas
Saat jatuh terduduk, pasukan Fretilin segera mengerumuninya dan memberikan sebuah tembakan di lehernya.
Setelah puluhan musuh makin dekat mengepungnya, dengan sisa tenaga yang ada, Pratu Suparlan menyusupkan tangan ke kantung celana.
Dalam hitungan detik, dicabutnya pin granat, lalu dia melompat ke arah kerumunan Fretilin di depannya seraya berteriak, “Allahu Akbar..."
Dentuman keras membahana, mengiringi robohnya puluhan prajurit Fretelin, bersama seorang prajurit Kopassus bernama Prajurit Satu Suparlan.
Baca: Kekesalan Kopassus ke Pasukan SAS Inggris yang Susupi Hutan Kalimantan Hingga Serangan ini Terjadi