TRIBUNJAMBI.COM - Operasi Seroja di Timor-Timur menjadi satu diantara operasi militer terbesar Indonesia.
Operasi tersebut melibatkan TNI dari tiga matra, darat, laut maupun udara.
Satu diantara yang ikut diterjunkan dalam operasi ini yakni Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopasandha) atau sekarang dikenal dengan nama Kopassus.
Para prajurit pasukan khusus ini diterjunkan dari pesawat ke wilayah musuh.
Tentu saja bukan ucapan selamat datang yang mereka dapat.
Akan tetapi rentetan peluru dan mortir yang menyambut saat kaki menjejakkan tanah.
Bahkan saat masih memakai parasut sebelum sampai ke tanah para tentara ini telah diberondong dari bawah oleh tentara musuh.
Baca: Rahasia Ilmu Hantu Kopassus yang Bikin Prajurit AS Kebingungan, Jenderalnya Sampai Ketakutan
Namun bagaimana reaksi para anggota Kopassus itu di medan perang malah di luar dugaan.
Ditembaki dengan gencar oleh lawan tak membuat mereka gentar, malahan pasukan elit TNI AD ini menganggap operasi berbahaya itu sebagai pesta pora.
Kisah ini dituliskan oleh wartawan Senior Antara MS Kamah dalam bukunya 'Wartawan Perang dari Irian Barat hingga Timor Timur'.
Saat itu menurut Kamah tanggal 7 Desember 1975 TNI mengerahkan Brigade Lintas Udara dan Kopassus untuk merebut Kota Dili di Timor Timur.
Tugas pasukan tersebut adalah untuk merebut objek vital yang dikuasai tentara Tropas dan Fretilin.
Mereka lalu diterbangkan nenggunakan pesawat dan harus terjun di tengah-tengah lokasi musuh.
Baca: Hanya Berbekal Sangkur, Pasukan Kopassus Habisi Secara Senyap Para Pemberontak di Kalimantan
Pertempuran sengit di dalam kota tak bisa dielakkan.
Pasukan TNI disambut oleh gempuran senjata dari Tropas dan Fretilin di pusat Kota Dili.