Gus Dur tak ambil pusing soal waktu pasti dia lahir karena tak memiliki tradisi merayakan hari ulang tahun. Tradisi merayakan ulang tahun, kata Gus Dur, baru ada setelah putrinya yang paling kecil yakni Inayah Wulandari. Sebelum-sebelumnya, Gus mengaku lebih sering lupa hari ulang tahunnya.
"Anak itu selalu ingat saya ulang tahun. Dan hanya untuk dia saja, tradisi merayakan ultah ada," katanya.
Berganti nama jadi Wahid
Gus Dur memiliki nama lengkap Abdurrahman Addakhil.
Mengutip dari wikipedia, "Addakhil" berarti "Sang Penakluk". Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur.
"Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".
Gus Dur merupakan putra pertama dari enam bersaudara. Wahid lahir dalam keluarga yang terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur.
Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.
Ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny Hj Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Saudaranya adalah Salahuddin Wahid dan Lily Wahid. Ia menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri: Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah.
Selamat mengenang "Bapak Bangsa"!
Baca: Ternyata ini Asal Muasal Video Asusila Cut Tari dan Luna Maya Diungkit-ungkit Lagi dan Buat Heboh
Baca: Wajah Tegang Anggota RPKAD di Pesawat, Kisah Pertempuran Vs Teman yang Membelot
Baca: Misi Rahasia, Tahu-tahu Suami di Pesawat Terbang, Mengungkap Kehidupan Istri Anggota Kopassus