Apa yang dilakukan oleh Hotman Paris Hutapea, ternyata juga pernah dilakukan oleh Presiden Soeharto pada bulan Juli 1986 silam.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu putri Presiden Soeharto, Mbak Tutut, melalui laman situs pribadinya pada Minggu (8/7/2018).
Dikisahkannya, suatu sore sepulang bermain golf dari Rawamangun, Jakarta Timur, Soeharto yang masih lengkap dengan pakaian golfnya, tiba-tiba memanggil Mbak Tutut.
“Iya, gini wuk, Bapak itu kalau pulang golf di depan Rumah Sakit Cipto (RSCM), selalu ada 4 anak pengamen jalanan berdiri tegak, begitu Bapak lewat mereka memberi hormat ke Bapak," ujar Mbak Tutut menirukan ucapan Bapaknya, melansir dari Warta Kota pada Jumat (27/7/2018).
Mendengar penuturan Soeharto tersebut, Mbak Tutut lalu bertanya, apakah keempat pengamen jalanan tersebut memberi hormat dengan cara membungkukan badan atau hormat tentara.
“Hormat tentara. Mereka berempat bareng sampai Bapak pulang ditunggu, memberi hormat lagi," kata Soeharto seperti yang diceritakan Mbak Tutut.
Soeharto kemudian meminta Mbak Tutut untuk membelikan empat buah gitar yang akan diberikan kepada para pengamen jalanan yang dimaksud.
Bahkan, Presiden ke-2 RI itu menginstruksikan agar Mbak Tutut mengatur jadwal pertemuan Soeharto dengan keempat anak jalanan tersebut.
“Kamu sesuaikan dengan jadwal acara Bapak. Kamu cek ke ajudan. Di rumah saja biar lebih kekeluargaan. Waktunya kamu atur dengan ajudan," tutur Soeharto memberikan petunjuk kepada Mbak Tutut.
Setelah mendapatkan petunjuk seperti itu, Mbak Tutut berjanji akan mencarikan empat buah gitar dan akan berkoordinasi dengan ajudan Soeharto.
Namun, baru beberapa langkah beranjak pergi meninggalkan bapaknya, Mbak Tutut dipanggil lagi.
“Wuk, begini saja. Kamu acarakan tanggal 23 Agustus saja, pas acara ulang tahun ibu, biar mereka sekalian menghibur para tamu," Soeharto melanjutkan perintahnya.
Hal itu membuat Mbak Tutut penasaran dan bertanya, apa yang membuat Soeharto sampai mengundang pengamen jalanan tersebut pada acara ulang tahun ibunya yang saat itu adalah seorang Ibu Negara.
“Bapak terkesan dengan sikap mereka. Mereka pasti kehidupannya jauh dari kemewahan. Mencari sesuap nasi dengan mengamen. Dengan tingkat kehidupan mereka seperti itu, mereka menyempatkan diri untuk mengambil waktunya, hanya sekedar memberi penghormatan pada Presidennya. Dan mereka memberikan penghormatan itu setiap Bapak berangkat maupun pulang golf, berarti mereka mencari tahu kapan bapak akan bermain golf, dan pada waktu-waktu tertentu itu mereka siap memberi penghormatan pada Bapak," ujar Soeharto menjawab pertanyaan Mbak Tutut.
Soeharto kemudian diam sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya.