Laporan Wartawan Tribun Jambi, Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Jelang Ramadan, harga daging ayam potong di Kabupaten Sarolangun mulai merangkak naik. Kenaikan dipicu pasokan yang tidak menentu.
Pada Kamis (10/5) siang, harga daging ayam di pasar tradisional Sarolangun mencapai Rp 30 ribu per Kg. Harga it lebih tinggi Rp 3.000 dibanding hari biasanya.
Pedagang Pasar Atas Sarolangun, David (43), mengatakan pada sepekan terakhir harga daging ayam potong terus naik lantaran stok yang diterima pedagang tidak menentu. Meski demkian, permintaan masyarakat tetap banyak.
“Yang beli ramai, soalnya ini kan mau menyambut puasa. Masyarakat banyak yang buat syukuran dan kebutuhan lain. Tapi di kita pedagang stoknya enggak tentu, hanya dari bos-bos besar saja yang bisa suplai, bahkan hari ini stok ayam hampir mau putus,” katanya.
Baca: 88 Desa di Sarolangun Belum Cairkan Dana Desa
Baca: Sadis Banget! Begini Kondisi Para 5 Anggota Polisi yang Tewas Dalam Kerusuhan di Mako Brimob
Baca: DAK Turun Rp 24 M ke Kerinci, Serapan Anggaran OPD Belum Maksimal
Dia mengatakan biasanya menjual daging ayam Rp 27 ribu per kilogram. Kini, dia terpaksa menjualnya Rp 30 ribu per kilogram.
“Naiknya bisa sampai Rp 3 ribu lebih. Biasanya kan kita jual Rp 27 ribu per Kg dan ke depan harga juga tidak stabil, bisa saja nanti Ramadan naik lagi sampai Rp 35 ribu lebih,” ujarnya.
Sementara itu, Meri Herawati, pembeli, mengatakan kenaikan harga daging ayam sudah biasa, apalagi mau memasuki bulan puasa. “Kenaikan oleh pedagang ini memang sudah kebiasaan mau masuk puasa, harga barang udah naik termasuk harga daging ayam,” katanya.
Menurutnya, dengan kenaikan ini menjadikan beban pengeluaran bertambah. Padahal sebelumnya ia sering beli daging ayam, namun kini harus rela mengurangi konsumsi daging tersebut.
”Pasti semua daging naik. Mau tidak mau tetap beli, namun dalam pembelianya dikurangi atau diganti dengan lauk lain,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia berharap kenaikan ini tidak terus terjadi hingga puasa tiba. Sebab jika hal ini terjadi, tentu semakin memberatkan masyarakat kecil terlebih mereka yang berpenghasilan menengah ke bawah.
”Kalau bisa ya harga stabil, agar para pembeli tidak terbebani dengan merangkaknya harga daging ayam,” ujarnya.
Baca: Menyedihkan, Curhat Sahabat Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu, Dari Karier -Asmara
Baca: Utang DPRD Merangin Bertambah Lagi, Putusan Pengadilan Negeri Sudah Keluar